Rabu, 28 Desember 2011

Terompet Tahun Baru 2012


Dan, sebentar lagi tahun 2011 akan segera berakhir disusul dengan tahun 2012. Banyak doa dan harapan yang tercurah utnuk resolusi tahun 2012. Entah pengharapan tentang kesuksesan, Karir, Rejeki, dan bahkan tentang Jodoh..

Tapi lain halnya dengan Bapakku, Tahun baru adalah moment penting untuk menjajakkan terompet-terompet buatannya ke khalayak. Hmm, bisa dibilang peluang emas lah, bagi kami sekeluarga. Saya belum pernah ikut jualan terompet sih, makanya setiap ada pedangang terompet pasti langsung ingat Bapak.

Lembur lhoo., proses pembuatan terompet itu gak gampang, butuh ketelatenan dan skill khusus untuk membuat berbagai bentuk terompet yang cantik dan layak jual. Hmm., dulu waktu belum merantau, saya sempet bantu-bantu Bapak. Rumit juga. Tapi itulah perjuangan mencari rizkiNya. Yang terselit dan tertanam dalam Hati Bapak adalah Apapun pekerjaanya, rejeki orang itu tidak akan pernah tertukar, jadi tenang aja Allah MAHA KAYA.. :)

Terompet-terompet itu harganya bervariasi lhoo.. tergantung model dan ukuran. Harganya berkisar 10-50 ribu rupiah. Lumayan sih, tapi pedagang terompet itu gak cuma satu-dua-tiga, tapi puluhan. Kebanyakan datang dari daerah saya, Wonogiri. Biasanya terompet asli Wonogiri di jajakkan keberbagai wilayah di Jawa dan sekitarnya. Kalo Bapakku ke Jakarta, karena kebetulan beliau merantau disana.

YAh, Alhamdulillah banget deh pokoknya. Terompet pembawa rizki.
Semoga di awal tahun 2012 ini gak hujan yah, biar terompet-terompet Bapak dan teman-temannya laku semua.. Amin.. Semoga berkah ya Pak.. (selalu berdoa) :)

My ...


ini teman saya, namanya Nurul Arifah Arso Dimedjo.. Dia sesuatu banget.. Unique,, susah digambarkan dan diceritakan, yang pasti dia bukan tipe-tipe orang yang perhatian.. hehe (piss) tapi beda kalo ama saya, perhatian beud.. Thanks lull..


Ini Moetimoet Whae.. si Melankolis yang amat perasa dan perhatian ini, enak banget kalo jadi teman curhat.. hatinya lembut selembut namanya.. hehe.. Thanks mut

Satu Langkah Merapat, Seribu Langkah Mendekat


“Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu....” (QS. Al Imran : 31)

Sebuah ayat yang menggugah dan sarat akan makna, betapa Allah mencintai hambaNya, tanpa diminta. Betapa Allah SWT selalu memberikan nikmat yang tiada tara untuk hambaNya, tanpa diminta. Dan dijelaskan pula, barang siapa mencintai Allah SWT maka niscaya Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosanya. Mencintai semuanya karena Allah SWT.

Menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah, dengan iman dan taqwa yang kokoh. Menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya. Hal ini berujung pada kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, yang akan mengantarkan pada kesuksesan dunia dan akhirat. Ketika ridho Allah SWT sudah ditangan, dengan doa dan ikhtiar yang maksimal maka kemudahan-kemudahan dan diikuti dengan keberhasilan akan senantiasa mengikuti kita semua.

Maka, jangan pernah lelah belajar rela kepada Allah, ketika masalah datang, ketika musibah menerpa hanya kepada Allah lah kita serahkan semuanya, rela. Akan tetapi, kesalahan yang seringkali kita perlihatkan ketika Allah SWT sedang menguji kita, adalah prasangka buruk bahwa kita adalah orang yang paling menderita. Dan itulah yang kemudian membuat kita untuk sulit menerima, berat untuk rela. Prasangka yang buruk kepada Allah SWT akan melahirkan tuduhan-tuduhan yang buruk kepadaNya, karena Allah sesuai dengan prasangka hambaNya. Padahal, boleh jadi cobaan yang kita terima belum seberapa dibanding cobaan yang dialami orang lain disekitar kita. Dan boleh jadi cobaan yang kita terima belum setimpal dengan kesalahan-kesalahan yang sering kita perbuat kepadaNya. Menyadari bahwa ada orang lain lebih menderita dari kita adalah salah satu jalan untuk selalu mengajarkan diri kita untuk megajari diri bagaimana bersikap rela kepada Allah SWT. Karena dengan melakukan itu, akan muncul rasa syukur dan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah SWT. Menjadikan kita malu kepadaNya sehingga semua masalah dan cobaan yang menimpa senantiasa dipandang lebih ringan dan sehingga ada penerimaan serta keikhlasan.

Sebagai seorang hamba, hal yang wajib untuk kita lebih dekat dengan Allah, dengan menjalankan segala perintahnya yang bukan lagi menjadi suatu kewajiban, akan tetapi kebutuhan. Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah. Ketika kita dekat dengan Allah maka Allah akan dekat pula dengan kita. Segala urusan apabila sudah mendapatkan ridho dariNya pastilah akan dimudahkan dan dilancarkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk kita bisa dekat dengan Allah. Tuhan, selangkah ku rapat padaMu, seribu langkah Kau rapat padaku. Adapun amalan-amalan yang menunjang untuk senantiasa dekat dengan Allah adalah dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, yang dikenal dalam bahasa yaitu taqwa. Dengan shalat wajib tepat waktu, shalat malam, berdzikir, tilawah, shalat sunnah yang lain, dsb.

Dan setiap orang mempunyai ukuran masing-masing apakah ia sudah dekat dengan Allah atau belum. Dengan dekat dengan Allah, setiap urusan yang kita lakukan akan senantiasa dimudahkan oleh Allah ketika itu adalah jalan kebenaran. Dapat dibedakan, antara orang yang sama-sama meraih impian, yang satu senantiasa mengingat Allah dan yang lain tidak, walaupun sama-sama dapat meraih, akan tetapi tampak perbedaan dari sikap, sifat dan mannernya dalam menghadapi tantangan yang datang. Menjadi pribadi yang dekat dengan Allah akan senantiasa percaya kepada setiap usaha yang dilakukan semata-mata meraih ridho Allah, dan setiap hasil yang didapatkan adalah yang terbaik dari Allah walaupun terkadang tak sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi tetap yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah untuk kita. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa, rahmat Allah itu begitu luas, dan ampunanNya begitu lebar, sehingga setiap apa yang kita lakukan, hal terkecil pun harus senantiasa dilandasi sikap tawakal kepadaNya, agar rahmatan lil alamin senantiasa menaungi kita.

As You Think so You Are, You Will When You Believe

Perjalanan panjang dalam hidup kita ini adalah menuju sebuah kerelaan. Waktu yang kita miliki tidaklah semata-mata untuk sebuah kepuasan. Hidup yang terus bergulir antara keberhasilan dan kegagalan. Semuanya berujung pada kerelaan kita dengan Allah SWT. Ketika kegagalan mendera bukan untuk terpuruk terlalu dalam, akan tetapi terus berjuang untuk bangkit dengan semangat, keikhlasan, kerelaan dan keyakinan bahwa apa yang Allah SWT berikan kepada kita adalah jalan terbaik yang Dia berikan untuk kita. Karena Allah tidak akan membiarkan hambaNya menderita. “Allah tidak akan membebani suatu kaum, melebihi kemampuannya” ayat yang begitu luar biasa, Allah SWT memahami benar bagaimana keadaan hambaNya. Seberapa kuat ia mampu menghadapi cobaan dan ujian yang diberikan.
Dan ketika suatu kegagalan itu mendera dengan begitu hebatnya, yang perlu dipahami adalah betapa Allah SWT menyayangi kita, dalam rangka meningkatkan derajat iman kita kepada Allah SWT. Keyakinan kepada Allah SWT-lah yang akan menghantarkan kita kepada sebuah keberhasilan. Ada pepatah mengatakan “Kekuatan keyakinan akan menbuat manusia memiliki daya yang lebih”. Benar, ketika kita meyakini bahwa semua yang kita lakukan adalah semata-mata untuk Allah SWT dan hasil yang kita dapatkan adalah jalan terbaik yang Allah SWT berikan kepada kita semua, maka kita akan memiliki daya yang lebih untuk mencapai apa yang kita dan Allah inginkan. Sungguh, Maha Dahsyat, yang Maha membolak balikkan hati setiap insan. Keyakinan kepada Allah tidak akan menjadi sebuah kekuatan tanpa adanya kedekatan denganNya. KebesaranNya yang mampu mengubah semuanya.
Kekuatan keyakinan menghantarkan kita pada keberhasilan. Kekuatan keyakinan itu dimana kita yakin akan Allah, menyerahkan semua kepada Allah dengan ikhtiar terbaik dan merelakan semuanya dengan Allah SWT. Keyakinan bahwa kita mampu melakukan yang terbaik dan mendapatkan apa yang telah kita usahakan bukan mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena Allah SWT sesuai dengan prasangka hambaNya. Memahami tentang hakikat rela dengan Allah dan rela kepada Allah yang nantinya aan menghantarkan kita pada manusia yang ikhlas. Rela dengan Allah artinya hati kita rela menerima eksistensi, keberadaan, kuasa Allah dan segala konsekuensi atas kerelaan itu. Sedangkan rela kepada Allah yaitu kerelaan kita untuk menerima apa yang diberikan Allah kepada kita, rela menerima ketetapan-ketetapan Allah. Rela dan ikhlas terhadap apapun yang Allah berikan kepada kita, baik itu kegagalan maupun keberhasilan.
Banyak kisah tentang kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, salah satunya saya sendiri yang mengalami hal tersebut, betapa kekuatan keyakinan memiliki dampak yang dahsyat. Sebuah keyakinan, ketika saya mengikuti sebuah perlombaan yang membutuhkan keyakinan yang kuat, dan saat itulah saya diuji. Saat saya merasa menjadi orang yang tidak pantas berada dalam kompetisi tersebut, saat saya merasa menjadi orang yang saat bodoh, lemah dan tak berdaya. Dengan ikhtiar terbaik, dan dengan azam yang kuat, saya diingatkan bahwa saya memiliki Dzat yang Maha kuat, Dzat yang Maha dahsyat. Saya yakin Allah-lah yang akan menolong hambaNya yang lemah, Allah-lah yang akan menjadikan hal yang tidak mungkin itu menjadi mungkin.
Saya kemudian bertekad dan berazam dalam hati, bahwa Allah-lah yang berkuasa atas semua ini. Ketika saya meyakini saya bisa, maka itu-lah yang akan terjadi, begitu pula ketika meyakini tidak bisa, maka itu pula-lah yang akan terjadi. Saya yakin ada Allah SWT yang senantiasa ada untuk hambaNya, memberikan karunia tanpa diminta oleh hambaNya sekalipun. Dan ketika itu saya memiliki keyakinan yang kuat, bahwa saya BISA. Dan itulah yang terjadi, saya yang secara tampak mata adalah orang yang tidak lebih dari mereka yang lain. Tapi dengan keterbatasan itu menjadikan saya yang teratas, dengan bekal kekuatan keyakinan dan ikhtiar terbaik kepada Allah SWT.
Adakalanya memang suatu ketidakyakinan dan kegagalan itu memang diperlukan, untuk membangkitkan semangat dan keyakinan akan kemampuan yang kita miliki, akan tetapi sesuai dengan porsi masing-masing. Berbekal keyakinan kepada Allah, kerelaan dengan Allah dan iktiar terbaiklah merupakan perpaduan kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan. Karena Allah ta’ala.
Wallahu ‘alam bishowab

Rabu, 21 Desember 2011

ANDILAU (Antara Dilema dan Galau)

Barangkali ada Awards tentang The Most Cengeng One, mungkin saya termasuk didalamnya. Tapi cengeng disini bukan cengeng yang manja atau apa, semoga saja cengeng ini karena memikirkanNya.

Maha Besar Allah, saat ini sedang dilema. ANDILAU (Antara Dilema dan Galau). Dua tawaran sekaligus meluncur kehadapan saya, yang keduannya amat sangat saya cintai. Saya dibesarkan di lingkungan keduannya. Berat rasanya ketika harus memilih satu. Tapi memang harus diputuskan, segetir apapun memang harus ada yang dikorbankan. Semoga dalam rangka menuju kebaikan.

Menghadap dan mengadu pada Allah. Bukan kita ingin menjadi apa, tetapi Allah menginginkan kita menjadi apa. Saya hanya ingin merasakan keindahan cinta dalam kebermanfaatan kepada sesama. Melalui jalan apapun, yang diridhoi Allah. Melihat keterbutuhan dan mengharap ridhoNya, itulah yang saya inginkan.

Berbagai pertimbangan saya mintai, kepada Sang Murabbi, Komandan, Kakak-kakak tercinta dan kawan-kawan terdekat saya. Entahlah, berbagai pemikiran itu memperumit pemikiran saya. Semuanya mengacu pada bidang masing-masing. Hanya beberapa yang mampu membuat saya menerima dengan logika. Tapi, kata kawan saya: "Terkadang pertimbangan-pertimbangan yang kita fikirkan menjadi tak berarti dengan mengikuti kata hati" Yah, begitulah hati. Ia yang merajai semua anggota tubuh ini.

Ya Allah, hamba hanya ingin menyerahkan segala urusanku kepadaMu. MelibatkanMu dalam setiap keputusan-keputusan yang ku ambil. Segalanya akan berujung pada sebuah kerelaan. Mudahkanlah ya Allah..,

Ihdinashshirathal mustaqim...

Rabu, 14 Desember 2011

Berbaik sangka

Setiap manusia pasti punya kesibukan masing-masing. Entah itu penting mendesak ataupun tidak penting dan tidak mendesak. Apapun pilihannya hanya bisa berbaik sangka, barangkali kawan-kawan yang sedang tidak "disini" sedang ada kepentingan umat, sedang memperjuangkan agama Allah, sedang merajut kalam ILLAHI, sedang membantu orang-orang yang membutuhkan...

Hanya bisa berbaik sangka. Semoga kita semua dimudahkan urusannya, dilancarkan pekerjaannya, diridhoi setiap jejak langkahnya.

Hanya Allah yang Maha Tahu segaka isi hati hambaNya.

Katakan LILLAH, bukan Lelah

Kemarin diri ini terkapar lemah, terisak tangis yang mendalam. Tak ada kata yang terucap melainkan.. LILLAH. Hanyab Allah yang mengerti apa yang terjadi dalam diri ini..

Mungkin sedang banyak pikiran, mungkin sedang kelelahan. Tensi darah turun 90/65. Biasanya biasa-biasa ajah, tapi kali ini, kepala semakin berat. Kata temen saya, sibuk mikir negoro.. haha.

Entahlah, mungkin ya mungkin tidak. Tapi memang ada perasaan tertekan atau apalah, yang pasti kemungkinan terbesar adalah karena saya KURANG BERSYUKUR padaNYA. Barangkali saya terlalu sibuk memikirkan dunia tanpa memikirkan akhirat. Astaghfirullah..

Semoga keikhlasan dan kesabaran senantiasa ada di dalam diri ini.. Ihdinashshirathal mustaqiim..
Fastaqim!!

Selasa, 06 Desember 2011

Potret Pemimpin (Indonesia)


Salah satu cerminan kepemimpinan di Indonesia, yaitu kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dapat dilihat dan dianalisis bersama bahwa lemahnya kepemimpinan SBY membawa dampak yang kompleks bagi rakyat Indonesia. Berdasarkan depth interview yang dikembangkan, setidaknya terdapat empat persoalan penting yang dapat dianalisis, diantaranya:

Pertama, Banyak kasus yang tak tuntas selama era kepemimpinan SBY. Komunitas Hak Asasi Manusia memiliki kasus pembunuhan Munir; Komunitas politik memiliki kasus Bail-Out Bank Century; Komunitas pro keberagaman agama dan pluralisme memiliki kasus kekerasan atas Ahmadiyah; dan Komunitas anti korupsi memiliki kasus Nazarudin. Dari keempat kasus tersebut, tidak satupun kasus yang berhasil diselesaikan oleh SBY, meskipun telah berjanji akan menuntaskannya.

Kedua, SBY dipandang reaktif dan terlalu sering “curhat” untuk kasus yang menurut publik sepele. Sebagai contoh, SBY dinilai publik terlalu reaktif dalam merespon pesan pendek SMS yang memojokkan dirinya. Publik juga kecewa atas berbagai “curhat” yang dilontarkan oleh SBY, seperti curhat gaji Presiden SBY yang tidak naik selama 7 tahun dan curhat soal dirinya yang direpresentasikan sebagai Kerbau dalam sebuah aksi demo. Padahal idealnya, publik lah yang seharusnya menyampaikan “curhat” kepada presiden.

Ketiga, SBY tidak memiliki operator politik yang kuat. Dari 4 operator presiden (Wakil presiden, Partai Demokrat, Kabinet, dan Setgab Partai), tidak satupun yang mampu membantu presiden secara optimal. Wakil Presiden Boediono bukanlah tipe orang yang berani mengambil inisiatif dalam hal kebijakan. Berbeda dengan Jusuf Kalla yang dipandang sebagai wakil Presiden dengan tipe pendobrak, lincah dalam mengambil peran untuk membantu presiden; Menteri pun tidak mampu melakukan kerjanya secara baik, akibatnya adalah Presiden SBY dipandang gagal dalam mengarahkan para pembantunya; Partai Demokrat juga tidak memiliki kekuatan. Itu dikarenakan ketua umum Partai Demokrat tidak memiliki kewenangan sebesar ketua umum partai-partai lain; Setgab koalisi partai pun sama, tidak solid dan padu dalam mengoperasikan kebijakan SBY. Karena masing-masing partai memiliki kepentingan politik yang berbeda.

Keempat, SBY dinilai tidak berdaya dalam menangani kasus Nazarudin (mantan bendahara umum dan anggota DPR dari partainya sendiri). Terus dibiarkannya kasus Nazarudin bergulir tanda adanya penyelesaian hukum, publik akan menilai SBY telah keluar dari jalur perjuangannya sebagai presiden yang berani mengatakan tidak pada korupsi.

Berdasarkan uraian diatas, hal tersebut bukanlah untuk menghakimi beberapa pihak, akan tetapi merupakan salah satu upaya untuk menjadikan bangsa Indonesia mewujudkan cita-citanya sesuai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selain itu, dapat dijadikan bahan renungan bahwa Indonesia kini membutuhkan ksatria-ksatria yang siap membela dan memperjuangkan Indonesia menuju kejayaan. Dari sinilah kemudian tergambar bahwasanya sebagai seorang pemuda/mahasiswa yang sering disebut kaum intelektual muda kampus memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mengkontribusikan pemikiran–pemikiran kritis dan ideal untuk membuka ruang pemikiran baru yang lebih visioner guna membangun kondisi bangsa yang lebih baik kedepannya, yang salah satunya adalah bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa melihat seperti apa sosok kepemimpinan yang diperlukan bangsa Indonesia kedepannya, karena setiap kepemimpinan akan memiliki sejarahnya masing-masing dan hal ini sejalan dengan suatu pernyataan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang hebat, tangguh dan memiliki karakter yang kuat untuk mengejar cita-cita pembanguan ditengah segala problematika yang harus dihadapinya dengan visi dan sistem yang kuat.

Jabatan.. Oh.. Jabatan (Innalillahi wa inna ilahi rajiun)

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.”

Sedikit menusuk memang, tapi yah begitulah kenyataannya. Sekarang sedang dalam masa perebutan kekuasaan dan tergila-gila pada jabatan.. Entah apa yang "mereka" pikirkan tentang itu. Yang pasti saya meyakini bahwa hal ini hanya untuk kepentingan duniawi saja.

Hey, bukan maksud apa-apa, cuma ingat kata-kata Bapak saya "Kuliah jangan nyari nang-nangan (mencari kekuasaan untuk kemenangan)" Yah, kira-kira begitu. Jabatan dan kekuasaan hanyalah sarana semata untuk meraih ridhoNya. Kata Pak ustadz begitu kira-kira.. Whatever lah.. Semoga Kita tidak tergolong orang yang gila akan kekuasaan. Amin. :P

Hikmah dibalik adanya larangan meminta dan ambisius mengejar jabatan, antara lain mencegah timbulnya persaingan tidak sehat dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Jabatan adalah amanah dan kepercayaan orang banyak.
Pada dasarnya yang menilai kualitas diri dan pekerjaan seseorang bukanlah diri sendiri, tapi orang lain.

Ups,. semoga bisa menyindir bagi orang-orang yang tersindir..:) hehe

Minggu, 04 Desember 2011

Anak Autis itu bernama Rakan

Sabtu, 3 Desember 2011.
Agenda pembinaan pekanan Etoser 2009 kali ini mengunjungi SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri Semarang yang berlokasi di Meteseh. SLB N Semarang ini berdiri sejak tahun 2006 hingga saat ini muridnya mencapai 500 anak. Mulai dari penyandang Tuna Wicara, Tuna netra, TUna Graita, Down Syndrom, Autis dan sebagainya.

Sungguh luar biasa, hati ini menangis ketika melihat kondisi psikis mereka. Akan tetapi ada hal luar biasa dibalik keterbatasannya. Memang sungguh Allah Maha Besar. Mereka diciptakan dengan keterbatasan, dan juga dengan kelebihannya.

Setelah mengitari seluruh kompleks SLB N Semarang, tibalah kami rombongan menuju ruangan Musik. Disana kami menemui anak yang menderita Down Syndrom sedang berlatih nyanyi dan memainkan musik, inilah salah satu kelebihannya. Saat itu, Dea, nama anak Down Syndrom itu, ia mengajak kami bernyanyi bersama, dengan keterbatasannya. Kami pun bernyanyi dengan iringan drum-nya.

Disudut ruangan, aku perhatikan ada seorang anak memakai "kupluk" putih sedang duduk sambil memegangi telinganya. Perhatianku beralih padanya. Ternyata ia sedang terapi, ia menderita Autis. Autis merupakan... Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya, Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri. Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan. Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan
daripada kata-kata

Ia berfokus pada telinganya, tidak suka dengan suara keras. Dan ia sedang diterapi dengan alat musik, gendang. Perlahan aku mendekatinya, menanyakan sedikit tentangnya kepada pembimbingnya yang ada dihadapannya. Ia bisa menyanyikan lagu "Satu-satu". Ia sangat tertutup dengan orang lain "asosial". Begitulah, memilukan.

Perlahan saya mengambil gendang didekatnya, dan mulai menyanyikan lagu "satu-satu". Ia memperhatikanku. Lalu. aku mengajak ia berkenalan, hanya menjabat tangan. Sedikit berbincang tanpa respon, hanya senyuman. Ternyata, mengejutkan, ia mau menirukan gerakan tanganku memukul gendang dan bernyanyi. "satu satu aku sayang ibu.. dua-dua aku sayang ayah.." terbata-bata. Aku amat senang. :)

Pembimbingnya sedikit menjelaskan keadaannya kepadaku. Beliau bilang saya mendapat respon Rakan, pendekatan emosional dan intrapersonal ku kepada Rakan cukup baik. Jarang ada. Ya.. Begitulah anak Autis.

Sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa, dipertemukan dengan Ciptaan Sang Khalik Yang MAha Dahsyat. Disekitar kita, masih banyak orang dengan segala keterbatasaannya, akan tetapi mampu melawan keterbatasan itu, untuk kemudian BANGKIT. Sekarang mari kita tengok diri kita dengan segenap raga dan jiwa kita, mungkin tiada yang kurang, akan tetapi apa yang sudah kita lakukan hingga umur sekian ini?

Mari melakukan hal-hal baik dengan cara-cara yang baik sebagai wujud syukur kita kepada Sang Khalik.

Senin, 21 November 2011

Mencari Ksatria Indonesia



....Beberapa abad yang lalu, sebuah kerajaan besar yang merajai Pulau Jawa, Majapahit. Terkenal dengan raja Hayam Wuruk yang membawa Mahapahit pada puncak kejayaan, dengan Patih Gajah Mada yang sangat disegani. Lalu, sekarang kemanakah kerajaan besar itu? Kini tinggal sejarah yang terukir, sejarah yang tak pasti kebenarannya. Majapahit kini tinggal nama...

Menilik dari ilustrasi cerita diatas, dengan jelas dapat kita saksikan dan tidak dapat dipungkiri lagi bahwa Indonesia merupakan sebuah negara yang besar yang kaya akan beraneka ragam sumber daya alamnya dan memiliki jumlah penduduk yang begitu besar di dunia, Indonesia belum bisa kita katakan telah berhasil menjadi negara yang mampu memberi perlindungan kepada segenap warganegaranya, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial sebagaimana yang diamatkan dan tercantum dalam bagian alinia terakhir pembukaan UUD NRI 1945 sebagai suatu konstitusi tertinggi di negara ini. Hal ini tercermin lebih nyata jika kita melihat kembali lebih dalam kondisi kekinian negeri ini yang hampir disemua sektor kehidupan terdapat problematika berat yang dihadapi yang membuat cita-cita ideal pembangunan bangsa ini semakin jauh dari harapan rakyatnya sendiri, Setiap ruang vital yang seharusnya digunakan seluas-luasnya untuk kepentingan rakyatnya hari ini tengah menjadi perebutan pihak-pihak yang berkepentingan yang penuh dengan nuansa politis,pragmatis,dan jauh dari yang namanya “berkeadilan”.
Kondisi ini semakin diperparah oleh adanya sistem yang  malah mendukung pelaksanaan praktek-praktek kecurangan baik berupa tindak korupsi kolusi nepotisme pungli mafia dan lain semakin menguasai negeri yang pernah besar ini, hal ini mengakibatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan kalangan penguasa semakin hari semakin terdegradasi dengan kondisi bangsa dapat dikatakan jauh dari prestasi positif dan kaya akan problematika negatif yang jelas-jelas tidak akan pernah menguntungkan dan berpihak kepada rakyat. Melihat kondisi seperti ini, bisa jadi Indonesia bernasib sama dengan Kerajaan Majapahit yang kini tinggal nama. Bisa jadi Indonesia kelak hanya menjadi sejarah, bahwa beberapa abad lalu terdapat sebuah negara yang bernama Indonesia.
Paparan diatas merupakan pemantik, harus disadari bahwa Indonesia membutuhkan para pahlawan dan ksatria yang akan terus memperjuangkan Indonesia menuju puncak kejayaannya. Selain itu, hal-hal tersebut yang kemudian membuat kita semakin tersadar bahwasanya terdapat suatu permasalahan yang begitu komplek dan nyata yang  begitu rentan kepentingan yang sedang dihadapi di negeri ini, jika kita berbicara lebih kritis terkait kondisi ini bahkan disetiap sub kehidupan hari ini masih banyak menyisakan suatu permasalahan yang harus segera dihadapi dan diselesaikan untuk membangun kondisi bangsa yang lebih baik kedepannya, ironis terasa saat hal ini sudah menjadi konsumsi sehari-hari kita sebagaimana yang selalu ditayangkan dan diberitakan rutin di media-media massa dan televisi bahwa kita hari ini ada ditengah permasalahan yang begitu komplek disetiap sektor baik itu: ekonomi, sosial, budaya, pangan, penegakan hukum, politik, pertahanan dan keamanan secara bergantian tetapi belum mampu memberikan suatu alternatif solusi yang sedikit banyak dapat memberi kontribusi terhadap bangsa kedepan.
Seorang pemimpin bukanlah ia yang memiliki jiwa-jiwa pengatur, pesuruh dan juga penikmat kekuasaan semata. Kini Indonesia sedang mengalami krisis kepemimpinan dan keteladanan yang saat ini sangat dibutuhkan bagi Indonesia, mengingat berbagai kondisi yang tercipta saat ini. Mengacu pada ilmu manajemen kepemimpinan modern, setidaknya ada lima karakter yang idealnya dimiliki seorang pemimpin. Bila dirangkum, gabungan katanya dapat membentuk satu kosa kata baru (Inggris), “VOICE”. Kata tersebut merupakan kependekan dari “Vision, Optimizing your self, Integrity and character, Communication, dan Empowering”. Idealnya, potensi dari karakter-karakter ini akan muncul jika diasah dan dikembangkan. Salah satu media yang efektif menajamkan potensi tersebut adalah dengan terjun langsung dan pelibatan diri dalam organisasi. Karena memang menurut Henry Mintzberg, kepemimpinan itu seperti berenang, tidak cukup hanya dipelajari lewat teks buku.
1.Visi. Seorang berjiwa pemimpin sepatutnya memiliki kejelasan pandangan ke depan terhadap diri dan lingkungan yang ia pimpin.
2.Optimizing your self. Setiap orang unik dengan potensinya masing-masing. Potensi ini dapat dikembangkan dan diasah. Namun memang tidak semua ngeh dengan potensinya, bahkan tak jarang ia terkungkung oleh pikiran sendiri. Tepatlah ungkapan sebuah kalimat bijak bahwa seseorang dapat mengubah hidupnya dimulai dari mengubah caranya berpikir. Ketika pikiran positif, berbagai potensi ini pun akan semakin mudah ditajamkan. Salah satu potensi tersebut adalah sikap kepemimpinan itu sendiri. Tapi sekali lagi potensi yang telah menempel dalam diri setiap orang ini sepatutnya  terus dipertajam. Potensi ini mesti dikenal dan dipelajari gambar besarnya, kemudian dilatih dan diasah melalui eksekusi lapangan. Lagi-lagi organisasi dapat menjadi wadah bagi siapa saja yang ingin mengaktualisasikan potensi dirinya.
3.Integritas dan Karakter. Integritas merupakan buah dari pengalaman dan bisa dicapai dengan jalan membangun kepercayaan, melayani sepenuh hati, serta berani menghadapi kesulitan. Sedangkan karakter terbentuk dari kebiasaan dan sikap tepat janji, konsisten dengan apa yang diucapkan dan disepakati, bertanggung jawab serta berkomitmen jujur dan terbuka, menepati dan menghargai waktu, maupun menjaga prinsip yang diyakini kebenarannya. Kesemuanya pun dapat dipupuk melalui interaksi dengan organisasi secara reguler. Dengan integritas dan karakter ini, seorang pemimpin akan berusaha selalu berada pada barisan terdepan dalam pelayanan. Seperti teori Stephen Covey, “A leader is the one who climbs the tallest tree, surveys the entire situation, and yells, ‘Wrong jungle!
4.Komunikasi efektif. Kemampuan menyampaikan pikiran dan kepiawaian dalam mendengarkan juga layak dimiliki pemimpin sejati. Ada proses komunikasi dua arah antara pemimpin dan yang dipimpin. Selain mampu mempengaruhi dan menyentuh jiwa, kepiawaian yang dapat diperoleh melalui interaksi dengan organisasi ini juga akan berdaya meruntuhkan sekat biang miss dalam komunikasi.Namun proses komunikasi tidak melulu melalui bahasa verbal. Bahasa tubuh pun dapat menjadi sarana komunikasi yang efektif. Memberi contoh teladan yang baik misalnya juga dapat menjadi alternatif dalam berkomunikasi, bahkan dengan goresan kesan yang lebih mendalam.
5.Memberdayakan orang lain. Kemampuan memberdayakan -bukan memperdayai- menjadi bagian kekayaan karakter yang tak kalah berharga bagi seorang pemimpin. Kemampuan ini, seperti empat karakter lainnya, juga dapat diaktifasi melalui interkasi dengan organsisai, karena organisasi sendiri adalah miniatur kehidupan. Rekan sesama organisasi -bawahan maupun atasan- menjadi aset berharga untuk penumbuhan karakter ini. Di dalam organisasi setiap orang belajar mempercayai (believe in them), memotivasi (encourage them), berbagi (share with them), serta memberikan kepercayaan untuk melaksanakan tugas sekaligus mempercayai bahwa mereka bisa melakukannya (trust them).
Sebagai salah satu cerminan kepemimpinan di Indonesia, yaitu kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dapat dilihat dan dianalisis bersama bahwa lemahnya kepemimpinan SBY membawa dampak yang kompleks bagi rakyat Indonesia. Berdasarkan depth interview yang dikembangkan, setidaknya terdapat empat persoalan penting yang dapat dianalisis, diantaranya:
Pertama, Banyak kasus yang tak tuntas selama era kepemimpinan SBY. Komunitas Hak Asasi Manusia memiliki kasus pembunuhan Munir; Komunitas politik memiliki kasus Bail-Out Bank Century; Komunitas pro keberagaman agama dan pluralisme memiliki kasus kekerasan atas Ahmadiyah; dan Komunitas anti korupsi memiliki kasus Nazarudin. Dari keempat kasus tersebut, tidak satupun kasus yang berhasil diselesaikan oleh SBY, meskipun telah berjanji akan menuntaskannya.
Kedua, SBY dipandang reaktif dan terlalu sering “curhat” untuk kasus yang menurut publik sepele. Sebagai contoh, SBY dinilai publik terlalu reaktif dalam merespon pesan pendek SMS yang memojokkan dirinya. Publik juga kecewa atas berbagai “curhat” yang dilontarkan oleh SBY, seperti curhat gaji Presiden SBY yang tidak naik selama 7 tahun dan curhat soal dirinya yang direpresentasikan sebagai Kerbau dalam sebuah aksi demo. Padahal idealnya, publik lah yang seharusnya menyampaikan “curhat” kepada presiden.
Ketiga, SBY tidak memiliki operator politik yang kuat. Dari 4 operator presiden (Wakil presiden, Partai Demokrat, Kabinet, dan Setgab Partai), tidak satupun yang mampu membantu presiden secara optimal. Wakil Presiden Boediono bukanlah tipe orang yang berani mengambil inisiatif dalam hal kebijakan. Berbeda dengan Jusuf Kalla yang dipandang sebagai wakil Presiden dengan tipe pendobrak, lincah dalam mengambil peran untuk membantu presiden; Menteri pun tidak mampu melakukan kerjanya secara baik, akibatnya adalah Presiden SBY dipandang gagal dalam mengarahkan para pembantunya; Partai Demokrat juga tidak memiliki kekuatan. Itu dikarenakan ketua umum Partai Demokrat tidak memiliki kewenangan sebesar ketua umum partai-partai lain; Setgab koalisi partai pun sama, tidak solid dan padu dalam mengoperasikan kebijakan SBY. Karena masing-masing partai memiliki kepentingan politik yang berbeda.
Keempat, SBY dinilai tidak berdaya dalam menangani kasus Nazarudin (mantan bendahara umum dan anggota DPR dari partainya sendiri). Terus dibiarkannya kasus Nazarudin bergulir tanda adanya penyelesaian hukum, publik akan menilai SBY telah keluar dari jalur perjuangannya sebagai presiden yang berani mengatakan tidak pada korupsi.
Berdasarkan uraian diatas, hal tersebut bukanlah untuk menghakimi beberapa pihak, akan tetapi merupakan salah satu upaya untuk menjadikan bangsa Indonesia mewujudkan cita-citanya sesuai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selain itu, dapat dijadikan bahan renungan bahwa Indonesia kini membutuhkan ksatria-ksatria yang siap membela dan memperjuangkan Indonesia menuju kejayaan. Dari sinilah kemudian tergambar bahwasanya sebagai seorang pemuda/mahasiswa yang sering disebut kaum intelektual muda kampus memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mengkontribusikan pemikiran–pemikiran kritis dan ideal untuk membuka ruang pemikiran baru yang lebih visioner guna membangun kondisi bangsa yang lebih baik kedepannya, yang salah satunya adalah bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa melihat seperti apa sosok kepemimpinan yang diperlukan bangsa Indonesia kedepannya, karena setiap kepemimpinan akan memiliki sejarahnya masing-masing dan hal ini sejalan dengan suatu pernyataan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang hebat, tangguh dan memiliki karakter yang kuat untuk mengejar cita-cita pembanguan ditengah segala problematika yang harus dihadapinya dengan visi dan sistem yang kuat.

Semua tentang cinta :)

“Suatu malam yang ramai dengan hilir mudik para pengendara motor, si fulanah menyusuri pinggiran jalan dibawah sinar rembulan yang malu untuk menampakkan wajahnya, sendiri. Ada sedikit kekhawatiran saat itu, sedikit perasaan takut yang membumbui perasaannya malam itu, akan tetapi perasaan itu terkalahkan oleh perasaan cintanya kepada Sang Khalik, yang menciptakan siang dan malam. Lantunan dzikir membasahi bibirnya. Berpasrah itulah yang diinginkannya. Untuk meneguhkan hati dan mengobati rasa lapar yang sudah ditahan sejak pagi, ia mampir kesebuah warung makan dan membeli sebungkus nasi. Ditengah-tengah perjalanan, fulanah menjumpai seorang wanita tua yang sedang tertidur pulas di emperan pos kampling. Wajahnya menampakkan keletihan yang amat mendalam, nampak jelas banyak beban yang terpendam pada wanita tua itu, hingga membebaskan dirinya tertidur ditempat manapun. Ingin menangis rasanya, seraya bertanya-tanya dalam hati, kemana anak-anaknya? Kemana suaminya? Kemana keluarganya?..
Ya Rabb.. sungguh tega nian orang yang mengabaikan orang tuanya. Tanpa berpikir panjang, fulanah meletakkan bungkusan nasi yang ia pegang didekat tubuh wanita tua yang sedang tertidur pulas itu. Kemudian ia mendoakan wanita itu untuk kemuliaan, lantas ia melanjutkan perjalaannya.
...dan keajaiban-keajaiban itu mulai datang, kemudahan-kemudahan itu mulai menghampiri fulanah. Dihari berikutnya, kemudahan itu menghampiri disaat ia menyerahkan segala permasalahan dalam hidupnya pada Sang Pencipta. Ditengah perasaan galau, dan merasa dirinya tidak berprestasi dari yang lainnya, disitulah ia banyak belajar akan ketulusan cinta, bukan untuk mengharap puji dari manusia, akan tetapi dihadapanNYa lebih utama. Ketika ia mengikuti beberapa perlombaan yang belum pernah ia juarai, ia sangat terkaget ketika cintanya kepada Sang Khalik dijawab melalui ini, ia menjadi juara dalam beberapa perlomban yang ia ikuti. Dan masih banyak kemudahan-kemudahan lain yang dijumpai ketika menyerahkan semua padaNya dengan menyerahkan cinta hanya padaNya.”
Sebuah penggalan cerita diatas merupakan pengalaman kecil yang mungkin tidak berarti bagi kebanyakan orang, karena memang belum mengetahui secara runtut dan pasti tentang cerita tersebut, terlebih belum mengalami dan membuktikan sendiri. Banyak pengalaman spiritul yang menghampiri, ketika kita sedang dekat dengan Sang Khalik.
Disini saya belajar banyak tentang makna cinta, bahwa cinta merupakan sesuatu hal yang tidak dapat diungkapkan dengan kata demi kata, akan tetapi dapat dirasakan didalam kalbu. Cinta merupakan fitrah dari Yang Mahakuasa yang dimiliki setiap insan didunia. Akan tetapi kebanyakan orang menyalahartika tentang makna cinta. Pengalaman-pengalaman spiritual yang luar biasa, yang sering dialami itu bisa disebut buah dari cinta. Bukan cinta kepada manusia, lebih dari itu. Yakni cinta kepada Sang Pencipta, Allah SWT. Ingat sebuah syair, “cinta pada harta kelak kan musnah binasa, cinta pada bunga kelak kan musnah binasa, akhirnya”. Yap, begitulah cinta kepada Sang pencipta harus diatas segala cinta. Keyakinan akan kekuatan cintaNya, akan membuat hidup semakin bermakna dan semakin mudah, apapun dan seberapa pun beratnya tantangan. Ketika kita menyerahkan segalanya kepadaNya dengan ikhtiar yang maksimal, maka kemudahan dan kesuksesan yang akan didapat.
“Bukan sesuatu yang mencemaskan
ketika kamu kebingungan menentukan jalan hidupmu,
tetapi yang membahayakan adalah
ketika kamu telah dikuasai oleh hawa nafsu.”
“Tak ada sesuatu yang kamu cintai dan tidak menjadikanmu sebagai hambanya,
dan Dia tidak menyukai kamu menjadi hamba selain-Nya.”
(Al Hikam, Ibn ‘Athaillah)

Rabu, 16 November 2011

Amanah dan Aminah :)


“Semua kamu adalah pemimpin dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang imam (amir) pemimpin dan bertanggung jawab atas rakyatnya. Seorang suami pemimpin dalam keluarganya dan bertanggung jawab atas kepemimpinannya. Seorang isteri pemimpin dan bertanggung jawab atas penggunaan harta suaminya. Seorang pelayan (karyawan) bertanggung jawab atas harta majikannya. Seorang anak bertanggung jawab atas penggunaan harta ayahnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Yah, begitulah. Setiap kita adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawabannya.Sebagai bahan refleksi dan koreksi pribadi, sekian amanah yang datang sudah sejauh mana amanah itu terselesaikan dengan penuh tanggung jawab? Sekian amanah itu akan menjadikan diri semakin aminah. Ingat "wejangan" seorang guru, "Amanah tidak bisa diminta, dan amanah ini akan membuat aminah menjadi aminah. Bukan aminah yang membawa amanah, tapi amanah yang akan membawa aminah lebih aminah". Sebaris kalimat yang tertanam dalam hati ini, untuk selalu ingat pada setiap hal yang menjadi amanah, dan mendidik untuk tidak serakah atau merebut amanah. Karena Rosulullah pun tak menyukai orang yang meminta amanah.

Intinya, mari melaksanakan amanah dengan penuh tanggung jawab. Saling mengingatkan dalam kabenaran dan kesabaran... :)

Senin, 31 Oktober 2011

Serpihan Hidupku

Kangen sama Bapak...
pagi hari, abis subuh, beliau sudah mempersiapkan dagangannya. Setelah semalaman lembur.
Berkejaran dengan mentari, seolah beliau tak mau kalah dengan sang mentari.
Memikul dagangan yang berisi mainan anak-anak, beliau mengitari jalanan ibukota Jakarta. Tanpa kenal lelah. Dengan kaki bajanya. Hanya untuk anak istrinya.
Entah, bila aku di posisi beliau mungkin sudah tak sanggup untuk menjalaninya. Merasakan panasnya ibukota, kejamnya ibukota, sempitnya kontrakan.
Bapak, putrimu ini kangen...
Sudah lama tak berhubungan denganmu, ada perasaan khawatir. Perasaan ini tajam, seperti dirimu. Bisa merasakan "hati-hati" disekitarku..
Ya Allah, saya mohon...
Lindungi beliau dimanapun beliau berada.
Dan sampaikan, aku sangat mencintainya.

Mahasiswa Galau


Mengikuti trend kata-kata "Galau", saya juga jadi galau. Tapi galau yang satu ini beda dengan galau-galau yang lainnya. Kalau galau yang biasa adalah galau diputus pacar, galau gak keliatan cantik, galau kalau berat badan naik, galau kalau pacar selingkuh, galau kalau contekan ketinggalan, dan masih banyak kegalauann yang lebih galau lagi.
Menurut KBBI, Galau adalah suatu keadaan ketika suasana hati menginginkan kebebasan, namun ada yang mengikat, gak mau lepas.Galau adalah keadaan dimana seseorang bingung untuk menentukan pilihan.. Merasa susah apa yg akan terjadi nantinya... Apakah sesuai harapan atau tidak... Apakah ini benar atau salah... Apakah ini yg terbaik....bimbang...

Tapi Galau yang satu ini berbeda banget. Galaunya mahasiswa, lebih tepatnya galaunya para aktivis. Kalau aktivis mah, kagak bakal galau mikirin pacar, kagak galau mikirin contekan. Tapi kalau galau mikirin duit, iya.

Kegalauan yang menurut saya boleh dan wajib bagi para mahasiswa yang aktivis adalah Galau kalau selama berkontribusi di kampus belum optimal, galau kalau masih ogah-ogahan rapat, galau kalau masih tidak semangat, galau kalau masih nyontek saat ujian, galau kalau masih mikirin pacar, (bangun woy.. saatnya mikirin negara! jangan pacaran mulu..) dan Galau kalau belum bisa bermanfaat bagi banyak orang. Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain. Galau kalau teman disamping saya tidak tersenyum berada didekat kita. (ada apa denganmu?)

Dan masih banyak kegalauan-kegalauan pengobar semangat untuk terus melakukan yang terbaik untuk diri sendiri, keluarga, sahabat, kerabat, orang lain, agama dan bangsa.

udah yah,,. perpus uda mau tutup.. besok lagi..
SALAM GALAU!

Selasa, 18 Oktober 2011

MALAIKAT-NYa

Sore itu, setelah memapah seorang kawan yang sedang sakit yang kemudian diantar oleh kawanku yang lain. Aku memutuskan untuk menunggu kawanku yang 'satunya lagi' di mushola atau sering menjadi 'mess' bagi kawan-kawan Fapet :P. Selama penantiannku itu, sedikit melakukan kontemplasi akan hariku kala itu.
Lama-lama-lama. Sabar-sabar-sabar.
Akhirnya, dengan berdengungnya adzan magrib, kawanku pun datang. Lalu beranjak ke sebuah apotik, beliin kawanku yang lagi sakit (red:muti). Berikutnya jenguk muti, dan pulang bersama kawanku yang kunanti dimushola (red:nurul). Nyari makan, hujan-hujan.
Ternyata ada agenda yang terlupa. Ngelesin. Arloji menunjukkan pukul 20.05. Hujan pula. Lalu mencoba melakukan teknik Lobbiying pada adik les-an ku. Ups, adiknya tidak mau ditinggal, karena besok ada ujian dan mamahnya sedang lembur. Bismillah, karena ini bukan sekedar maisyah, tapi memang tanggungjawab, akhirnya bergegas saya berangkat kerumah adik les-an. 20.10.
Di angkot menuju Ngesrep, sopir angkotnya 'ngoceh' tentang tragedi pemerkosaan yang terjadi kepada anak kelas 2 SD yang dilakukan oleh bapak2 usia 50an tahun. Hufth, astagfirullah..
Hati ini sedikit tergetar. Bismillah, sesungguhnya Engkau maha Pelindung.
20.35. Sampai di rumah adik les-an, mulailah proses belajar mengajar. 21.00 mengakhiri bimbingan belajar. Tanpa pamit, karena takut di'bonceng'kan sama putra Ibu Les yang udah baligh. :P.
Bismillah, ikhlas dengan ketetapan.
21.05, jalanan sudah sepi, hanya melintas 2 motor. Saat itu hanya bisa berdoa, pertolongan Allah itu dekat. Yakin!
Tiba-tiba, melintaslah angkot kuning (yang biasa kusebut "picanto kuning"). Sempat heran, kok ada angkot Tembalang nyampe Banyumanik?. Sopir angkot itu berhenti, dan akupun bertanya, "Pak, angkot ke Ngesrep masih ada gak ya?", bapaknya berbalik tanya, "Mbak mau kemana?", aku menyahut, "saya mau ke Tembalang pak". Bapak sopir lantas menawari saya untuk ikut angkot itu. Tanpa berpikir panjang, saya langsung naik dengan perasaan sangat bersyukur. Alhamdulillah.
Akan tetapi, tiba-tiba terlintas dalam benak. Ya Allah Lindungi hamba. Ketika itu, Bapak Sopir berkata,"Mbak, jangan mikir macem-macem ya, jalannya sepi, nanti dikira saya mau macem-macem lagi". hufht, tambah deg-degan. Dzikir pun terucap dibibir ini. Lindungi Ya Rabb...
Selama perjalanan, sepi dan gelap, terjadi percakapan antara aku dan bapaknya. Tiba-tiba, sampailah aku pada pertigaan asrama. Ternyata, bapak itu pernah mengantarkan temen-temen Etos. Alhamdulillah.
Sudah kusiapkan uang dari kocekku 5ribu. (pokokknya buat bapaknya semua). Ketika aku menyerahkan uang itu, bapaknya menolak. Subhanallah wal hamdulillah. terimakasih ya Raabb..
Kumelihat jam arloji yang melingkar di tangan kananku, menujunkkan pukul 21.11. Tak bisa dipercaya, Aku hanya menempuh perjalanan selama 6 menit. Langsung saja, mata ini tak mampu menahan derasnya air yang mengalir, merasakan betapa pertolongan ALLAH itu sangat lah dekat bagi siapa saja yang ikhlas dengan ketetapannya.
Terimakasih ya Rabb. Syukur ini pun tak akan cukup untuk membalas semua ini.

Sabtu, 15 Oktober 2011


Ini tentang sahabatku.. yang mungkin tak akan bisa ku tuliskan dalam barisan sajak persahabatan.. karena ia sangat berarti bagiku... Terimakasih kawan..:)

T


Berawal dari secuil mimpi... Aku ber AKSI.. :P



Karena keyakinan itu... Sedikit senyum untuk orang-orang terkasih..:)


Karena mimpi itu GRATIS, dan mencoba meraih dan menggapai mimpi adalah hak.. Maka tugas kita adalah MENCOBA

Jumat, 30 September 2011

Lembut? menangis..

Tanpa terasa gelak tawa sore ini menjadi tangis pecah... mungkin sedang saatnya untuk menangis,. tetapi kenapa harus dengan cara seperti ini. tentang HATI yang lembut ataukah sensitif. Tapi sepertinya bukan hati yang lembut.

Tentang bagaimana mengolah perasaan, memang perlu diolah sedemikian mungkin. Agar tidak menyakiti siapapun didekat saja. Hati yang keras ini ternyata bisa menangis. Walau sudah meyakinkan pada diri sendiri. Untuk tidak membiarkan hati ini sakit, sedikitpun. Akan tetpi, yang namanya perempuan dianugerahi sifat itu. sudah berusaha untuk cuek dan tidak peduli, ingin menutup telinga untuk hal itu, akan tetapi hati tidak bisa berbohong.

Dan, biarlah berjalan lebih baik. Biarlah kesabaran dan keikhlasan menghapusnya.
Fawatstsiqillahumma Rabithaththahaa..

Senin, 19 September 2011

Sekedar Cinta

Aku mengenalnya tidak dengan tiba-tiba, hingga ia membawa banyak perubahan besar dalam hidupku. Entah, itu sebuah doktrinasi ataukah pemahaman yang tanpa dasar aku mengikutinya. Namun, ada perasaan nyaman kala aku melakukan setiap petunjuknya. Mengikutinya dengan penuh kesadaran, akan tetapi aku terlena akan kenyamanan itu. Hingga aku tidak bisa meninggalkannya untuk berpaling. Dan, saat ini aku sedang ingin berpaling. Bukan untuk berkhianat ataupun tidak setia... Hanya saja, ingin mempertajam perasaan untuk hal yang lain. Kini semakin aku ingin menutup telinga dan mengangkat tangan, malah semakin sakit perasaan ini. Ingin fokus pada "tanggung jawab bukan perintah" dari orang tua. Tapi, sejatinya bukanlah aku bila mengingkarinya. Bergerak dibidang yang lain. Sulit bagiku.
Tapi, lagi2... Sudah 4 semester lebih mencoba mencintai apa yang seharusnya sudah kucintai sejak lama, malah cinta pada yang lain. Kemana saja empat semester lalu??? Apa yang sudah kulakukan? HASIL? memang sesuai target.. tapi bukanlah sebuah kesempurnaan proses.
Harapan terkecil saat ini adalah "Aku ingin mencintaimu sepenuh hati"

Minggu, 19 Juni 2011

(Korupsi, lagi-lagi) Kapan Tuntasnya?

Oleh:
Siti Aminah Yendy
Mahasiswa Fakultas Peternakan Universitas Diponegoro
Semarang

Lagi-lagi warna-warni media menyoroti kasus korupsi di Indonesia, belum kelar kasus para tikus berdasi itu, kembali digegerkan dengan kasus M. Nazaruddin, mantan Bendahara Umum Partai Demokrat yang diduga terkait dalam kasus suap proyek wisma atlet SEA Games XXVI Jakabaring, Palembang, Sumatra Selatan. Selain itu, Nazaruddin juga disebut dalam kasus dugaan korupsi Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PMPTK) Kementerian Pendidikan.
Ibarat seorang artis, Nazaruddin menjadi primadona para pemburu koruptor. Hingga berhijrah ke luar negeri dengan alasan sakit. Kasus yang dianggap sebagai kasus receh itu semakin menjadi kala Nazaruddin menudingkan bahwa tiga anggota DPR ikut memainkan anggaran pembangunan dana pembangunan Wisma Atlet SEA Games di Jakabaring, Palembang, Sumatera Selatan. Tiga politikus yang disebut adalah Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan I Wayan Koster. Ketiganya merupakan anggota Badan Anggaran (Banggar) DPR.
Beralih dari kasus Nazaruddin, Nunun Nurbaeti tak ingin kalah dengan pemberitaan Nazaruddin. Nunun Nurbaeti, tersangka kasus dugaan suap cek perjalanan terkait pemilihan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia 2004 saat ini keberadaannya sedang menjadi incaran banyak pihak terutama KPK. Nunun dikabarkan sedang berada di luar negeri dengan dalih berobat. Saat ini, Foto Nunun Nurbaeti terpampang di situs interpol. Nunun resmi menjadi buronan internasional di 188 negara. Pencarian Nunun di 188 negara ini dilakukan setelah Markas Besar Kepolisian RI menerima permintaan red notice dari Komisi Pemberantasan Korupsi. Lagi-lagi alasan yang sama terungkap. Dua aktor tersebut sekarang menjadi incaran para penegak hukum. Dalam hal ini KPK lah yang memiliki kewenangan yang lebih dalam upaya penangkapan mereka.
Dan, korupsi pun masih menjadi bahasan yang memuakkan di Indonesia, entah kapan berakhirnya permasalahan seperti ini. Berbagai kasus lainnya pun banyak yang belum terungkap. Entah, apakah memang negara kita ini telah menjadi sarang koruptor ataukah sistem dan budaya yang ada di kursi panas itu memang bobrok. Sepertinya memang harus ada suatu sistem yang mengatur para pejabat, khususnya Anggota DPR. Dengan penerapan kode etik yang diperketat, dan dengan mencabut hak politik apabila terbukti melakukan tindak korupsi. Dalam sebuah sistem yang kecil pun, korupsi terjadi diberbagai belahan. Penindakan tegas sudah selaiknya dilakukan terhadap para koruptor, bukan hanya kepada para teroris.
Kasus korupsi di Indonesia lebih banyak melibatkan aparat atau pejabat negara yang dilakukan pada saat memiliki kewenangan untuk mengelola keuangan negara/daerah. Untuk itu pemberantasan korupsi akan menonjol aspek politisnya, apalagi yang menjadi tersangka atau saksi adalah pejabat publik seperti DPR, DPRD atau Kepala Daerah. Saat ini, bisa kita lihat bahwa upaya penanganan kasus korupsi masih tebang pilih. Untuk itu aparat penegak hukum seharusnya fokus pada penanganan hingga tuntas, kebanyakan kasus yang terjadi mandeg ditengah jalan tanpa diketahui ujung tuntasnya. Lamanya penanganan kasus korupsi pun membuat persoalan-persoalan tersebut menjadi semakin tidak valid, karena cepatnya penanganan kasus korupsi akan memberikan kepastian hukum terhadap tindak pidana korupsi. Oleh karena itu, penegak hukum harus benar-benar tegas terhadap tindak pidana korupsi, tanpa pandang bulu, tanpa melihat dari sudut pandang subjektif. Siapapun, yang terbukti bersalah harus diadili secara tegas. Selain itu, aparat penegak hukum perlu mengevaluasi prosedur atau mekanisme penegakan hukum pemberantasan korupsi. Evaluasi diarahkan bagi upaya konstruktif untuk mengimbangi komitmen pemimpin bangsa.
Menindaklanjuti perkara diatas, sebagai mahasiswa yang notabene adalah kaum terpelajar atau intelektual, sudah selaiknya mengkritisi kinerja para pejabat pemerintahan maupun birokrasi. Menilik, seberapa tajamkah para pejabat negara dalam menjalankan tugas negara. Dan, mahasiswa adalah pelurus generasi lama bukanlah penerus generasi. Karena bangsa ini sudah cukup porak-poranda oleh tingkah polah para tikus-tikus berdasi yang tak punya moral. Sudah saatnya kita meluruskan, mengganti sesuatu yang tidak sesuai dengan porsinya. Saatnya kita melakukan perubahan terhadap bangsa ini, karena kita adalah umat terbaik.
Dan Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui". QS:2:30

Kamis, 09 Juni 2011

As You Think so You Are, You Will When You Believe

Perjalanan panjang dalam hidup kita ini adalah menuju sebuah kerelaan. Waktu yang kita miliki tidaklah semata-mata untuk sebuah kepuasan. Hidup yang terus bergulir antara keberhasilan dan kegagalan. Semuanya berujung pada kerelaan kita dengan Allah SWT. Ketika kegagalan mendera bukan untuk terpuruk terlalu dalam, akan tetapi terusberjuang untuk bangkit dengan semangat, keikhlasan, kerelaan dan keyakinan bahwa apa yang Allah SWT berikan kepada kita adalah jalan terbaik yang Dia berikan untuk kita. Karena Allah tidak akan membiarkan hambaNya menderita. “Allah tidak akan membebani suatu kaum, melebihi kemampuannya” ayat yang begitu luar biasa, Allas SWT memahami benar bagaimana keadaan hambaNya. Seberapa kuat ia mampu menghadapi cobaan dan ujian yang diberikan.
Dan ketika suatu kegagalan itu mendera dengan begitu hebatnya, yang perlu dipahami adalah betapa Allah SWT menyayangi kita, dalam rangka meningkatkan derajat iman kita kepada Allah SWT. Keyakinan kepada Allah SWT-lah yang akan menghantarkan kita kepada sebuah keberhasilan. Ada pepatah mengatakan “Kekuatan keyakinan akan menbuat manusia memiliki daya yang lebih”. Benar, ketika kita meyakini bahwa semua yang kita lakukan adalah semata-mata untuk Allah SWT dan hasil yang kita dapatkan adalah jalan terbaik yang Allah SWT berikan kepada kita semua, maka kita akan memiliki daya yang lebih untuk mencapai apa yang kita dan Allah inginkan. Sungguh, Maha Dahsyat, yang Maha membolak balikkan hati setiap insan. Keyakinan kepada Allah tidak akan menjadi sebuah kekuatan tanpa adanya kedekatan denganNya. KebesaranNya yang mampu mengubah semuanya.
Kekuatan keyakinan menghantarkan kita pada keberhasilan. Kekuatan keyakinan itu dimana kita yakin akan Allah, menyerahkan semua kepada Allah dengan ikhtiar terbaik dan merelakan semuanya dengan Allah SWT. Keyakinan bahwa kita mampu melakukan yang terbaik dan mendapatkan apa yang telah kita usahakan bukan mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena Allah SWT sesuai dengan prasangka hambaNya. Memahami tentang hakikat rela dengan Allah dan rela kepada Allah yang nantinya aan menghantarkan kita pada manusia yang ikhlas. Rela dengan Allah artinya hati kita rela menerima eksistensi, keberadaan, kuasa Allah dan segala konsekuensi atas kerelaan itu. Sedangkan rela kepada Allah yaitu kerelaan kita untuk menerima apa yang diberikan Allah kepada kita, rela menerima ketetapan-ketetapan Allah. Rela dan ikhlas terhadap apapun yang Allah berikan kepada kita, baik itu kegagalan maupun keberhasilan.
Banyak kisah tentang kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, salah satunya saya sendiri yang mengalami hal tersebut, betapa kekuatan keyakinan memiliki dampak yang dahsyat. Sebuah keyakinan, ketika saya mengikuti sebuah perlombaan yang membutuhkan keyakinan yang kuat, dan saat itulah saya diuji. Saat saya merasa menjadi orang yang tidak pantas berada dalam kompetisi tersebut, saat saya merasa menjadi orang yang saat bodoh, lemah dan tak berdaya. Dengan ikhtiar terbaik, dan dengan azam yang kuat, saya diingatkan bahwa saya memiliki Dzat yang Maha kuat, Dzat yang Maha dahsyat. Saya yakin Allah-lah yang akan menolong hambaNya yang lemah, Allah-lah yang akan menjadikan hal yang tidak mungkin itu menjadi mungkin.
Saya kemudian bertekad dan berazam dalam hati, bahwa Allah-lah yang berkuasa atas semua ini. Ketika saya meyakini saya bisa, maka itu-lah yang akan terjadi, begitu pula ketika meyakini tidak bisa, maka itu pula-lah yang akan terjadi. Saya yakin ada Allah SWT yang senantiasa ada untuk hambaNya, memberikan karunia tanpa diminta oleh hambaNya sekalipun. Dan ketika itu saya memiliki keyakinan yang kuat, bahwa saya BISA. Dan itulah yang terjadi, saya yang secara tampak mata adalah orang yang tidak lebih dari mereka yang lain. Tapi dengan keterbatasan itu menjadikan saya yang teratas, dengan bekal kekuatan keyakinan dan ikhtiar terbaik kepada Allah SWT.
Adakalanya memang suatu ketidakyakinan dan kegagalan itu memang diperlukan, untuk membangkitkan semangat dan keyakinan akan kemampuan yang kita miliki, akan tetapi sesuai dengan porsi masing-masing. Berbekal keyakinan kepada Allah, kerelaan dengan Allah dan iktiar terbaiklah merupakan perpaduan kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan. Karena Allah ta’ala.
Wallahu ‘alam bishowab.

Tiba-Tiba, Aku Bisa.. tapi Tidak Ada Yang Tiba-Tiba, Semua ada Awal dan Akhirnya

Tertulis dalam barisan mimpi yang tersusun rapi di sebuah buku usang, yang kini hilang. Semoga yang membacanya dan yang menemukannya meng”amini” nya. Semua tersusun rapi, 100 mimpi kubaca dengan derai air mata bersama kawan-kawan mentoring (kala itu).
Masih ingat, dalam barisan itu tertulis “Menjadi Mawapres Undip”, entah apakah hanya ikut-ikutan ataukah sebuah impian, yang jelas itu adalah sebuah harapan yang akan menjadi kenyataan. Seperti hal nya dalam sebuah buku “Semut Mengalahkan Gajah”, bahwa manusia diciptakan dengan berbagai potensi, saya pun yakin bahwa saya juga diciptakan dengan potensi yang luar biasa.
Berawal dari tanggal 30 Januari 2010, saya mendapat sebuah ucapan selamat ulang tahun yang berbeda dengan yang lainnya. Kali ini adalah sebuah tantangan dari seorang Guru, beliau berkata, “Saya tunggu prestasimu satu tahun kedepan”. Menghujam. Dari situlah diri ini berazam untuk menjawab tantangan tersebut.
Tidak hanya itu, semangat tertanam dalam diri saya untuk memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua saya, karena selama ini belum ada hal yang membuat orang tua saya bahagia. Fokus pada cita-cita dan ingat perjuangan orang tua, itulah kuncinya.
Berlanjut, November 2010. Membaca sebuah pengumuman tentang “Academic Award”. Tidak saya pedulikan awalnya, entah sejak kapan ada rasa minder yang menyelimuti hati saya. Tapi itu bukan saya. Hingga menjelang akhir penutupan pendaftaran, baru saya sadar, bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali. Karena sebenarnya kesempatan datang kepada siapapun, bedanya adalah siapa yang mampu memanfaatkan kesempatan itu. Saya merasa tak berguna ketika banyak materi pembinaan yang saya dapat, tidak saya terapkan. Lolos atau tidak, yang terpenting adalah saya berani mencoba, itulah yang tersirat dalam benak saya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar kompetisi tersebut. Walaupun ada beberapa pembunuh impian yang berdatangan dari orang-orang yang tak berani memanfaatkan sebuah kesempatan. Acuhkan sajalah, saya fikir itu sebuah penyemangat bagi saya.
26 November 2010, pengumuman 7 besar finalis Academic Award 2010. Saya tercantum dalam daftar tersebut. Alhamdulillah, itu yang terucap. Berlanjut ketahap berikutnya, penugasan pembuatan makalah observasi dengan jangka waktu 2 hari, tanggal 28 November 2010 dikumpulkan, begitulah kira-kira paparan ketua panitia Academic Award 2010. Sempat pesimis, karena teman-teman yang lainsudah mempunyai tema makalah masing-masing, hingga hari selanjutnya belum terlintas ide dalam benak saya.
Hingga jam 3 sore saya baru mendapatkan ide dan harus melakukan observasi hari itu juga. Keterbatasan yang menjadi tantangan luar biasa bagi saya, tapi saya yakin bahwa optimisme saya mengalahkan keterbatasan saya. Memulai observasi dengan jalan kaki, memutar pikiran untuk mencari pinjaman kamera, serta laptop. Observasi berjalan selama 3 jam, sangat singkat. Dengan mengambil tema pemeliharaan sapi perah di kampus yang sangat mengenaskan, Animal Welfare. Pesimis kembali menggelayuti diri saya, hingga saat-saat pengumpulan makalah belum terselesaikan. Masih ada waktu, dan saya harus tetap berjuang untuk menyelesaikannya, bahkan hampir menyerah. Hanya keyakinan padaNya-lah yang membuat saya bertahan. Penuh ketegangan ketika melewati menit-menit terakhir. “Robbishrohli sodri wa yaa sirli amri wahlul u’datammillisani yaf qohul qohuli”
Saya Bisa. Detik-detik menegangkan itu pun berakhir, makalah telah terkumpul. Apapun hasilnya nanti, banyak ibroh yang dapat saya ambil dari semua ini. Bahwa saya adalah pemenang, pemenang atas diri saya, pemenang atas keterbatasan-keterbatasan saya, pemenang atas ketakutan saya, pemenang atas sifat pesimis saya. Saat itu saya merasa menjadi orang yang terbebas dari sebuah belenggu. Saya sadar bahwa kemenangan itu bukan dimana kita dapat mengalahkan lawan kita, kesuksesan bukanlah saat kita bisa mendapatkan segala yang kita inginkan. Tetapi kemenangan adalah saat kita mampu mengalahkan kelemahan-kelemahan dalam diri kita, kemenangan adalah saat kita bangkit dari keterpurukan, saat kita berani mencoba dan berani melakukan hal yang terbaik. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas segala tantangan yang diberikan kepada saya, hingga saya dapat memaknai arti dari sebuah tantangan.
Selasa, 1 Desenber 2010 pengumuman 5 besar. Saya sangat menaruh harapan, akan tetapi ambisius bukan sifat saya. Hingga maju ke babak final, dituntut untuk presentasi, dan kemampuan berbahasa Inggris. Tantanga yang luar biasa, mengingat hal itu bukan expert saya. Seorang teman yang sangat berjasa pada waktu itu, menyemangati saya. “Allah never leaves us alone, Jend, show your best performent, Allah is always by your side, and I’ll always by your side too”. Itulah yang dikatakan teman saya, yang membuat saya harus tetap berjuang.
Rabu, 2 Desember 2010 barulah saya membuat bahan slide presentasi dengan modal keyakinan, bahwa saya BISA. Hingga saat-saat presentasi, saya mendapat urutan kedua, Bismillah. Presentasi berjalan dengan lancar. Dengan penampilan berbaju dan jilbab merah menunjukkan optimisme saya, serta senyum optimis. Saya pasti bisa. Tidak menyangka juri antusias dengan presentasi dan makalah yang saya buat.
Hingga pengumuman pun tiba. Tidak pernah mengira sebelumnya. Allah Maha Adil. Saat itu terdengar ponsel berdering, Ayah. Saya angkat telpon itu, sontak Ayah bertanya bagaimana hasilnya. ALHAMDULILLAH. Itu yang terucap dari bibir saya. Serentak Ibu pun bertanya hal yang sama. Mendengar ucapan syukur yang beliau terucap dengan tawa bahagia yang selama ini belum pernah terdengar dari bibir mereka. Sontak air mata ini berjatuhan. Bukan karena saya memenangkan Academic Award, tapi mendengar tawa bahagia Ibu dan Ayah itu lebih dari segalanya. Terima kasih Ya Rabb. Allah senantiasa menberikan apa yang kita butuhkan. Membahagiakan orang tua dan menjawab tantangan dari seorang guru, hampir satu tahun sudah. Dan, saya pun mampu mengalahkan kekerdilan yang ada dalam diri saya.
Semua ini adalah awal dari sebuah kesuksesan-kesuksesan yang akan menyusul dikemudian hari, entah sekarang ataupun nanti. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Menuju Mawapres Undip 2012. Yakin Bisa Pasti Bisa!

Alhamdulillah, Thank’s GOD. Terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa memberikan semangat kepada saya, terima kasih atas segala inspirasinya. Bapak, Ibu, orang tua terbaik di dunia. Nurul Arifah my best friend, thank’s for your spirit and inspiration. Pak Pariman Siregar, yang setahun lalu telah memberikan Coment di status Facebook saya dengan tantangan yang luar biasa bagi saya. Keluarga besar Etos Semarang yang senantiasa mendukung saya. Seluruh kawan-kawan, kakak-kakak, dan saudara-saudara saya. I’m nothing wihtout you.
Dan, akan menuyusul impian-impian itu menjadi nyata.

Rabu, 18 Mei 2011

MAWAR UNTUK IBU

Seorang pria berhenti di sebuah toko bunga untuk memesan seikat karangan bunga yang akan dipaketkan pada sang Ibu yang tinggal sejauh 250 km darinya. Begitu keluar dari mobilnya ia melihat seorang gadis kecil berdiri di trotoar sambil menangis tersedu-sedu. Pria itu menanyainya kenapa dan dijawabnya oleh gadis kecil itu, “Saya ingin membeli setangkai mawar merah untuk Ibu saya. Tapi saya Cuma punya uang lima ratus saja, sedangkan harga bunga mawar itu seribu.”

Pria itu tersenyum dan berkata, “Ayo ikut, aku akan membelikanmu bunga mawar untuk Ibumu.” Kemudian ia membelikan gadis kecil itu setangkai mawar merah, sekaligus memesankan karangan bunga untuk dikirimkan kepada Ibunya.

Ketika selesai dan hendak pulang, ia menawarkan diri untuk mengantar gadis kecil itu untuk pulang kerumahnya. Gadis kecil itu melonjak gembira, katanya, “Ya tentu saja. Maukah kau mengantarku ke tempat Ibu saya?”

Kemudian mereka berdua menuju ke tempat yang ditunjuk gadis kecil itu, yaitu pemakaman umum, dimana lalu gadis itu meletakkan bunganya pada sebuah kuburan yang masih basah.

Melihat hal itu, hati pria itu trenyuh dan teringat sesuatu. Bergegas ia kemudian menuju ke took bunga tadi dan membatalkan kirimannya. Ia mengambil karangan bunga yang dipesannya dan mengendarai sendiri kendaraannya sejauh 250 km menuju rumah Ibunya.

(Dikutip dari Motivasi Net Ir. Andi Marzuki, SH, MT)

>sebuah kisah inspiratif tentang betapa berharganya seorang Ibu, betapa berjasanya seorang Ibu yang melahirkan kita ke dunia ini. Tanpanya kita bukanlah apa-apa. Untuk itu selama Ibu kita masih ada di dunia ini dan senantiasa setia membimbing, mengasuh, menyayangi kita, marilah senantiasa berbakti kepadanya. Di dunia ini memang ada MANTAN ISTRI/SUAMI tapitidak ada MANTAN IBU!!!

IBU, kami begitu menyayangimu…



Ia yang Menginspirasi, Menjadi Cahaya

Sebuah inspirasi datang tiba-tiba saat titik ekstrim itu mendera. Saya pikir banyak hal harus saya capai dan tuju, karena banyak nikmat dan kasih sayang yang Allah SWT berikan pada saya, membuat saya harus selalu melakukan hal yang terbaik untuk mereka. Sangat beruntung, Allah SWT mengirimkan mereka disisiku, sebagian dari nikmatNya. Betapa tidak, mereka didatangkan pada saat yang sangat tepat. Malaikat-malaikat berwujud manusia, terima kasih Rabb...

Mereka adalah inspirator saya, yang selalu menghiasi setiap senyum yang terlukis dibibir saya, yang selalu menerangi hari-hari saya, yang selalu menjadi alasan bagi saya untuk terus semangat. Tidak banyak hal yang bisa saya lakukan dan berikan untuk membalas semua kebaikan mereka, hanya sebuah ungkapan terimakasih lewat catatan ini.

Beberapa dari Mereka adalah:

Mba UMI HANI, seorang Mutiara hati yang selalu tahu keadaan saya, wanita yang sangat bijak. Beliau datang ketika saya membutuhkannya tanpa diminta, bijaksana dan lemah lembut, tapi tangguh. Ingin bisa seperti beliau, menentramkan setiap hati yang berada disampingnya. Terimakasih mba Hani, yang selalu menyemangati saat saya sedang futur. Terimakasih atas semua inspirasinya... ^_^d

Mas IMAM PURNAMA, hehe.. seorang kakak yang sangat baik dan bijaksana. Ternyata saya merasakan punya kakak, banyak kakak. Beliau selalu tahu keadaan adik-adiknya. Begitu luar biasa cara beliau menjalin ukhuwah, inspiratif & pengayom. Banyak inspirasi yang saya dapatkan dari beliau. Yang pasti, saya sering melihat beliau selalu tersenyum pada siapapun, ramah. Terimakasih mas Pur, telah menginspirasi saya. Banyak hal yang masih harus saya pelajari dari beliau, terimaksih pak Guru. Terimakasih kang Imam... ^_^d

Mba ANA SHOFIANI, beliau yang selalu tampil seperti adanya mba Ana, yang cerdas dan luar biasa. Banyak pula inspirasi yang saya dapat dari mba Ana. Beliau yang ramah dan penyayang, terbatas menjadi teratas. Terimakasih mba Ana telah menginspirasi saya. Banyak hal yang harus saya pelajari dari mba Ana... ^_^d

Teh YAYI, hehe... Sheila Gank.. I Luv U teh.. banyak inspirasi yang saya dapat dari teteh. Merawat saya saat saya sakit, penyayang dan perhatian. Teman sekamar pertama saya yang luar biasa. Selalu mendengar cerita-cerita saya, tentang Bapak dan Ibu.. hehe. Yang memeluk saya saat menangis.. terima kasih teh Yayi.. Semoga cepet ketemu pak Dokternya.. ^_^d

Mba TITIN, beliau yang luar biasa. Jarang melihatnya marah, selalu menjadi teman konsultasi walaupun gratisan. Hehe.. problem solver yang selalu memunculkan ide-ide cemerlang. Tidak pernah melihat beliau meneteskan air mata, tangguh. Terima kasih mba Titin, selalu setia mendengarkan ocehan saya tentang kampus yang (xxx). Hehe.. ^_^d

Mba PUPUT, Sang murobbi. Yang senantiasa mengingatkan saya saat alpha. beliau begitu luar biasa. Bijaksana dan lembut, tapi teguh dalam prinsip. Semoga masih bisa menimba ilmu dari beliau. Terimakasih mba Puput.. ^_^d

Mba LATIFAH, tangguh. Beliau sangat inspiratif, kritis dan keren. Akhwat maskulin, hehe Peace. Beliau pun selalu memberikan arahan dalam setiap keputusan yang akan saya ambil. Terimakasih mba Latifah, yang selalu mau saya repotkan dengan omelan saya. ^_^d

Mas ISNA IRAWAN, Komandan saya. Guru yang bijak, yang selalu menginspirasi saya, membimbing dan mendidik saya, menjadi Jenderal. Hehe. Banyak hal yang harus saya pelajari dari beliau. Semoga masih bisa menimba ilmu dari beliau. Terimakasih Komandan PSDM ^_^d

HANIK HANDAYANI, my best friend. Powerfull girl. Cubby yang cantik. kembaran saya, beda bapak dan Ibu, beda pula berat badan, hehe. Ia yang selalu setia menemani saya, teman seperjuangan dalam kehidupan hijau dan coklat. Ia selalu sabar menghadapi bawelnya diri saya, innocent nya diri saya. Strugle. Ia yang mengajarkan saya untuk menjadi sosok yang kholeris, walau hasilnya belum kesampaian, paling tidak ia telah membuat saya menjadi orang yang sedikit tegas. Terimakasih hanik, you are good person, my best friend. ^_^

NURUL ARIFAH, perempuan yang mendambakan bagai Khatijah. My best friend. teman diskusi yg tak pernah bosan mendengar ocehanku. Saya memanggilnya Mas Arif. Teman seperjuangan yang selalu setia mendengarkan keluh kesah saya, yang selau setia mendampingi saya. Ia begitu cantik, baik dan sholehah. Ia sangat menginspirasi saya, bagaimana ia mengahadapi hidup. Terimakasih Mas Arif, terimakasih Lull, saya selalu merepotkan dirimu.. ^_^

IIN JAYANI, Mas Jaya saya memanggilnya dalam catatan saya (The Golden Generation: Mas Jaya, Mas Pram, Mas Arif, Mas Riski, Mas Adnan). Banyak inspirasi yang saya dapat darinya. Ia yang selau ceria dimanapun ia berada, betapa indah dunia ini baginya. Jarang melihatnya murung, yang ada hanyalah senyuman inspiratif. Teman yang luar biasa. Terimakasih mas Jaya telah menginsprasi saya...^_^d

VERRA OKTI P, ia menyebut dirinya Syaza Lintang Dalu. Seorang penulis (terkenal, amin). Ia menginspirasi saya, bagaimana ia menggapai mimpi-mimpinya. Ia yang teguh dalam memegang prinsip. Ia yang selalu mengerti keadaan saya. Terimakasih Verra,. ^_^d

NUR ARIFAH, teman yang melankolis, tapi baik. Ia yang setia memeluk saya saat saya sedih, tapi saya janji tidak akan bersedih hati lagi. hehe. Menginspirasi, ketenangannya. Banyak hal yang kudapat dari ia. Sangat senang saat ia mempercayaiku untuk menjadi teman berbaginya... terimakasih Ipeh... ^_^d

SITI MUTMAINAH, Teman yg lemah lembut seperti namanya, selalu menginspirasi dengan ketegarannya mengalahkan sakit dalam dirinya. banyak hal yang kudapat darinya. terimakasih mba Inah, terimakasih Muti... ^_^

RAHMA RIZKIANI, tunangan saya, mas Riski saya memanggilnya. Teman yang luar biasa, lugas dan tegas. Tangguhnya ia menjadi inspirasi saya. Terimakasih mas Riski.. ^_^d

Hmm, banyak lagi orang-orang yang menginspirasi saya, namun belum semuanya bisa tersuratkan disini, semoga dilain kesempatan saya bisa menuliskan semua orang yang menginspirasi saya. Mohon maaf belum tersebutkan semua. Semoga selalu tersebut dalam setiap doa-doaku untuk kalian. Terimakasih semuanya, terima kasih. I'm nothing without you...

Dan, maafkan segala alpha yang telah saya perbuat, baik itu yang saya sengaja ataupun tidak. Semoga Allah SWT mangampuni dosa-dosa kita semua.



mohon maaf apabila ada kesamaan tokoh dan karakter, disengaja...^_^)

Rabu, 11 Mei 2011

Secuil Kisah Si Pemimpi(n)

Kala Ridho Illahi Tergantung Ridho Orang Tua, Aku Disini

Sekarang ketika saya berkaca, tidak pernah terbayangkan sebelumnya akan menjadi seperti sekarang ini. Berada dilingkungan orang-orang sholeh dan saling mengingatkan. Sebuah anugerah yang tak dapat terukur kala Allah SWT memberikan semua kenikmatan ini. Walaupun belum mencapai suatu puncak, tetapi inilah langkah-langkah kecil yang nantinya akan menjadi ribuan langkah yang lebih bermakna. Menjadi seorang wanita pelopor dalam bidang sosial entrepreneur adalah impian saya.
Dilahirkan dari seorang wanita yang luar biasa dan pria perkasa. Seorang wanita yang hidup di desa dengan segala keterbatasan, dengan kerja keras menjadi buruh tani yang tidak mengenyam pendidikan SR hingga lulus. Hingga kemudian dipertemukan dengan seorang pria yang memiliki latar belakang yang suram, mantan pemabuk dan perokok berat, mereka dipertemukan dalam sebuah ikatan yang membawa keberkahan. Bapak, berubah sikapnya semenjak menikah dengan Ibu, meninggalkan segala aktivitas jahiliyahnya, termasuk meninggalkan ilmu hitam yang diturunkan dari kakek.
Dengan perjuangan yang luar biasa, bapak dan ibu memulai hidup dikota rantau, ibukota. Kejamnya Ibukota membuat bapak harus kerja lebih keras, hingga mendapatkan kepercayaan dari seorang pengusaha percetakan menjadi tukang potong kertas. Pekerjaan yang tidak ringan, akan tetapi membawa pada sebuah kemapanan, kecukupan, walaupun itu relatif. Setelah sekian lama bapak dan ibu menjalin rumah tangga baru beberapa tahun dikaruniai seorang putri, akan tetapi janin yang dikandung ibu, meninggal dunia akibat kecelakaan saat ibu sedang menanam padi di sawah. Sungguh tragis. Hingga selang lima tahun kemudian mereka dikaruniai seorang putri. Bapak dan ibu memberi nama putrinya seperti nama ustadzah yang mengisi sebuah pengajian di radio, sampai sekarang gadis tersebut akrab dipanggil Yendy, Siti Aminah Yendy. Dengan harapan putri pertama anak kedua ini dapat menjadi orang yang benar-benar menjaga dan menjalankan amanah dimanapun ia berada, menjadi orang yang dapat bermanfaat bagi sesama.
Berawal menjadi seorang tukang potong di sebuah percetakan, bapak mengawali karirnya, menjadi karyawan teladan dan tangan kanan Bos. Dari situlah titik ekonomi keluarga kami beranjak dan tumbuh. Bapak dan Ibu membangun sebuah rumah yang sederhana dikampung halaman. Dan kemudian kami pindah ke kampung halaman. Berlanjut hingga saya duduk di bangku Sekolah Dasar kemudian dikaruniai seorang adik laki-laki bernama Abdullah Ibnu Pramono. Semasa bapak masih bekerja di percetakan, segala kebutuhan sehari-hari masih dapat terpenuhi. Hingga pada tahun 1998 terjadi krisis moneter yang membuat bapak di PHK dari percertakan tersebut. Kondisi berubah drastis, ekonomi kami semakin melamah. Ditambah dengan bapak yang belum mendapatkan pekerjaan kembali, hanya menjadi buruh bangunan panggilan yang notabene bapak kurang begitu menguasai bidang-bidang seperti itu. Kalau tidak ada proyek, maka tidak ada uang hari itu. Akan tetapi Ibu bekerja menjadi seorang penjaga toko kelontong yang hanya buka dua kali dalam seminggu dengan gaji yang sangat sedikit.
Hari berganti, kondisi ekonomi keluarga tak kunjung membaik, malah sebaliknya. Hingga sempat terjadi konflik internal keluarga antara bapak dan ibu. Kemudian bapak memutuskan untuk kembali mengadu nasib di Jakarta, dengan menjual mainan anak-anak, yang dijual keliling dengan dipikul mengitari kota Jakarta. Demikian bapak menjalani profesinya itu hingga sekarang. Tubuhnya yang semakin renta, masih saja berjuang mencari nafkah demi keluarga tercinta. Tanpa lelah, yang ada hanyalah Lillah, demi istri dan anak-anaknya. Bapak adalah seorang ayah yang tidak pernah marah, murah senyum dalam keadaan sulit sekalipun, seorang ayah dan suami yang sangat penyayang, dan bijaksana. Menjadi motivator dalam hidup saya. Keyakinannya pada Allah SWT yang membuat beliau bertahan, “ Yakinlah pada Allah, serahkanlah semua padaNya” itulah kata-kata Bapak yang senantiasa menjadi motivasi dalam setiap langkah saya. Suaranya yang begitu menentramkan dan kata-kata yang senantiasa menguatkan dikala sempat maupun lapang.
Pepatah mengatakan, dibalik pemimpin yang hebat terdapat dukungan dari seorang istri. Begitu pula denga Ibu saya, yang senantiasa mendukung dan menjadi penyemangat bapak, dikala duka maupun suka. Beliau adalah seorang wanita yang keras namun lembut hatinya. Beliau sejak kecil dididik menjadi seorang pekerja keras yang menerapkan nilai-nilai disiplin dalam hidup. Saat beliau masih muda, menjadi buruh tani, memanen padi yang dalam istilah jawa “derep”. Beliau saat ini menjadi buruh penjaga toko kelontong yang buka dua kali seminggu dengan gaji yang sedikit dan buruh kasar panggilan di seorang tengkulak jamu. Lilitan hutang yang mengharuskan bapak dan ibu bekerja keras demi membayar hutang-hutang dan bunga bank yang bagai mencekik leher.
Dengan berbagai kondisi itu tidak menyurutkan langkah bapak dan ibu untuk menyekolahkan anak-anaknya setinggi-tingginya, mendidik anak-anaknya dalam lingkungan yang Islami. Hingga sekarang tidak pernah terbayang sebelumnya, anak seorang pedagang mainan dapat kuliah di perguruan tinggi terkemuka di Indonesia. bagi saya itu adalah anugerah yang luar biasa, sebagai balasan dari Allah atas perjuangan Bapak dan ibu.
Kehidupan masa kecil saya yang begitu menorehkan banyak cerita. Seorang gadis kecil yang atraktif dan nakal. Saat duduk di Taman Kanak-kanak saya terkenal sebagai seorang murid yang sangat nakal dan jail, sering membuat teman dekat saya menangis karena kejailan saya, sering meminta uang atau biasa disebut malak teman-teman bahkan guru TK saya. Akan tetapi kenakalan itu diimbangi dengan prestasi-prestasi yang mengikuti kenakalan saya. Sewaktu SD saya dikenal sebagai anak yang pemberani dan sering mendapat peringkat 3 besar di kelas. Selain itu juga sering mengikuti kompetisi lomba cerdas cermat, lomba hafalan, lomba tilawah dsb. Walaupun dikenal nakal tetapi saya adalah anak yang rajin mengaji.
Kenakalan saya membuat Ibu mendidik saya dengan cara yang keras, hingga sempat membenci ibu karena sikapnya yang sangat tegas terhadap saya. Seorang gadis kecil yang klayapan hingga melebihi maghrib, bagaimana tidak membuat seorang ibu geram. Pernah juga saya digosipkan hilang, karena saya main tanpa pamit. Saat itu bertepatan dengan seratus harinya almarhum nenek buyut saya, dugaan-dugaan muncul ketika saya tidak ditemukan keberadaannya. Banyak yang mengira saya dibawa nenek buyut saya yang telah meninggal dunia, ada yang mengira saya dibawa kekuburan nenek buyut saya. Begitulah pemikiran orang-orang yang masih kental dengan budaya jawa yang teramat ekstrim. Hingga berita hilangnya saya menyebar kepada warga desa, bapak, ibu, dan paman-paman saya mencari saya mengelilingi desa, mencari keberadaan saya. Pengumunan melalui speaker di masjid pun dilakukan, begitu menghebohkan ketika saya ditemukan dalam keadaan yang sehat wal afiat dengan senyuman tak bersalah di rumah tetangga saya yang tidak begitu jauh dari rumah saya. Seketika itu, ibu saya menangis sejadi-jadinya. Rumah saya dikerumuni banyak orang yang ingin mengetahui keadaan saya, yang sehat wal afiat. Semenjak itu, kenakalan saya mulai mereda, karena saya tidak ingin melihat Ibu saya menangis lagi.
Semasa saya duduk di bangku SMP N 1 Slogohimo, saya mulai mengubah sikap menjadi anak yang cukup pendiam. Menjadi seorang anak yang rajin, hingga saya selalu mendapat peringkat pertama sepanjang kelas satu hingga kelas tiga. Kala itu, saya adalah salah satu dari sekian siswa yang menyukai kegiatan ekstrakulikuler di sekolah saya. Mulai dari pramuka hingga OSIS, hingga kemudian saya dipilih menjadi ketua II OSIS SMP N 1 Slogohimo.
Beranjak menuju SMA, saya adalah orang yang nekat, apa yang saya inginkan apabila itu benar, maka saya harus mendapatkannya. Suatu ketika saya dimarahi oleh ibu saya hanya karena masalah sepele, saat itu saya ingin melanjutkan sekolah di kabupaten kota, tepatnya di SMA N 2 Wonogiri. Dengan alasan agar saya tidak sering bertemu ibu saya, yang sering memarahi saya. Kala itu saya menyalahartikan kemarahan ibu kepada saya. Hingga saya memutuskan untuk sekolah jauh dari rumah. Kenekatan saya itu sangat tidak didukung oleh ibu saya, beliau adalah orang pertama yang melarang saya untuk sekolah jauh dari rumah. Bapak pun meragukan keinginan saya, hingga saya meyakinkan kedua orang tua saya bahwa apabila saya di sekolahkan jauh dari rumah, saya tidak dikuliahkan juga tidak apa-apa. Saat itu emosi saya sedang labil, kenakalan kumat, dan tidak berfikir panjang. Betapa bodohnya saya kala itu tidak memikirkan bagaimana sulitnya bapak dan ibu mencari biaya untuk saya sekolah lagi, belu lagi harus membayar sewa kos yang tidak murah.
Akhirnya, bapak mengijinkan saya untuk melanjutkan ke jenjang SMA di kota dengan berbagai syarat dan konsekuensi yang harus saya lakukan. Dengan ijin Ibu saya, saya pun berangkat dan sekolah dikota walau dengan berat hati ibu meng-iya-kan. Saat itu biaya sekolah sangat mahal, karena sekolah saya merupakan sekolah rintisan bertaraf internasional, yang mengharuskan Bapak dan ibu bekerja lebih keras lagi untuk dapat membiayai sekolah saya. Konsekuensi yang harus saya terima adalah saya mendapat uang saku 25 ribu setiap minggunya, dengan bekal beras dari rumah dan harus cukup. Betapa saat itu saya merasa menjadi anak yang paling durhaka, karena memaksakan kehendak. Hingga saya memohon ampun kepada bapak dan ibu saya. Puji syukur Alhamdulillah, ibu merelakan saya dan berkata, “walaupun ibu harus buruh, yang penting kamu nisa sekolah, meraih impianmu. Jangan engkau bodoh seperti bapak dan ibumu.” Kata-kata itu yang kemudian membuat cambuk bagi saya. Betapa bodohnya saya, kala itu menganggap bahwa ibu memarahi saya karena ibu tidak suka. Tapi, saya salah besar, selama ini ibu memarahi saya supaya anaknya berada dalam jalan yang benar. Ternyata diam-diam ibu sangat mengkhawatirkan saya dibalik kerasnya beliau, tersimpan kelembutan dan kasih sayang yang luar biasa. Benar kata pepatah, kasih anak sepanjang galah, kasih ibu sepanjang jalan. Tak pernah terputus.
Semangat itulah yang membawa saya terus berjuang dalam hempitan ekonomi. Menjadi gadis yang dibilang sangat sederhana, bahkan culun. Akan tetapi tidak menyurutkan langkah saya, ketika itu saya sangat bersyukur masih dapat sekolah walau dalam kondisi seperti itu. Bekerja, ngelesin anak-anak kecil coba saya lakukan tanpa sepengetahuan bapak dan ibu. Aktif dibeberapa kegiatan di sekolah, walaupun tidak seaktif semasa SMP, karena kondisi tubuh yang mulai sakit-sakitan. Akan tetapi tidak menyurutkan saya untuk megikuti kegiatan kepramukaan, dan tercemplung di dunia kerohanian Islam (Rohis). Hingga saya diberi amanah menjadi ketua II GEMAIS SMA N 2 Wonogiri dan Bidang Teknik Kepramukaan di Ambalan Pangeran Diponegoro dan Raden Ajeng Kartini. Padatnya kegiatan dan pola makan anak kos yang membuat kondisi tubuh saya semakin lemah, sakit-sakitan. Opname di rumah sakit dulu adalah hal biasa, bahkan satu bulan sekali pasti berobat. Seringnya mengonsumsi obat-obatan tidak membuat saya semakin sehat, malah semakin ketergantungan terhadap obat-obatan. Karena kondisi kesehatan yang seperti itu, membuat prestasi saya menurun, walau masih masuk 10 besar, tetapi itu merupakan kemerosotan yang luar biasa bagi saya.
Kesukaan saya kepada acting, drama, dan broadcasting membuat saya masuk dalam dunia teater. Berawal dari mengikuti kompetisi teater hingga saya dapat membuat naskah teater dan menang. Itu merupakan hal yang ingin saya kembangkan, akan tetapi minat dan bakat saya terkikis oleh aktivitas-aktivitas lain yang mengharuskan seorang perempuan tidak diperkenankan mengumbar suara dan lain sebagainya. Aktif di kerohanian Islam yang merubah paradigma saya tentang arti hidup dan kehidupan. Bahwa hidup ini adalah untuk beribadah kepada Allah SWT. Hingga suatu ketika disebuah perkumpulan yang sering kami sebut dengan halaqah itu, saya mendapatkan sebuah pencerahan.
Sebuah informasi beasiswa yang mungkin tidak akan saya dapatkan di perkumpulan-perkumpulan ditempat lain. Kala itu, keinginan besar saya adalah dapat mengubah kondisi ekonomi keluarga saya, selain itu dapat mengubah diri saya menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain, walaupun saat itu belum tergambar, mau jadi apa saya. Dari seorang murobi, saya mendapatkan sebuah semangat, dari yang dulunya saya tidak punya impian, kemudian saya ditunjukkan kejalan ini. Beastudi Etos, sebuah beasiswa yang tidak hanya memberikan beasiswa, namun mendidik SDM yang berkualitas.
Allah menjawab doa-doa yang terselip waktu-waktu sempit itu, saya membawa kabar bahagia itu kepada bapak dan ibu saya. Bahagia memang, tetapi respon yang saya dapatkan dari ibu ketika saya mendapat formulir itu, beda. Beliau yang dulu mengijinkan saya hanya untuk sekolah sampai tingkat SMA, kaget ketika saya kembali nekat berkeinginan melanjutkan kuliah di ibukota provinsi. Berbagai alasan yang saya kemukakan kepada bapak dan ibu saya agar mengijinkan saya melanjutkan kuliah di Semarang. Berbagai alasan pula ibu saya menolak keinginan saya, hingga saya dicarikan pekerjaan, tawaran bekerja dibeberapa tempat pun hadir. Mulai dari menjadi penjaga toko, tenaga pengajar SD, admin koperasi, hingga guru PAUD. Tapi dengan halus, saya sampaikan kepada Ibu, untuk memberi kesempatan kepada saya agar saya mencoba mendaftar terlebih dahulu. Alasan kembali muncul, ibu sangat khawatir dengan kondisi kesehatan saya yang tak kunjung membaik, kala saya memderita maag akut dan gangguan ginjal.
Dengan tampilan fisik yang meyakinkan ibu, saya sudah sehat. Saya menunjukkan kepada ayah dan ibu bahwa saya sehat bukan karean obat, tetapi karena semangat yang ada dalam jiwa saya. Saya ingin kuliah. Dengan berat hati ibu dan bapak menijinkan saya untuk melanjutkan kuliah melalui beasiswa Etos. Perjuangan tidak hanya sampai disini, mencari persyaratan yang tidak mudah membuat semangat saya semakin terbakar. Saya mendaftar Beastudi Etos bersama ketiga teman saya. Akan tetapi hanya saya yang lolos SNMPTN waktu itu. Banyak tantangan yang datang di saat pilihan saya jatuh pada Fakultas Peternakan. Kakak sepupu saya yang sudah seperti kakak saya, yang awalnya sangat mendukung cita-cita saya untuk melanjutkan keperguruan tinggi, berbalik mengompori ibu agar saya tidak melanjutkan kuliah. Dengan alasan jurusan yang saya ambil tidak sesuai dengan perkembangan jaman.
Karena jiwa nekat saya, saya tetap menjelaskan kepada Ibu yang memang dari awal tidak setuju dengan niat saya. Hingga saya berfikir, dan teringat bahwa ridho Allah tergantung dengan ridho orang tua. Kemudian saya memutuskan untuk menyerahkan semuanya kepada Allah, saya meyakini bahwa apa yang akan ditunjukkan Allah kepada saya nanti adalah jalan yang terbaik. Semua keputusan saya serahkan kepada ibu saya, ketika itu satu minggu menjelang akhir pembayaran biaya registrasi. Dengan ridho Allah SWT, ibu mengijinkan saya mengambil pilihan saya dengan rela hati. Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Allah.
Tantangan tidak lepas sampai disitu saja, ketika tiga hari menjelang registrasi harus membayar uang registrasi sebesar Rp 3.840.000,00, saat itu kami tidak punya uang sebanyak itu. Saat itu bapak sedang berada di Jakarta, sehingga tidak bisa mencarikan pinjaman. Akhirnya dengan gigihnya Ibu mencari pinjaman kesana kemari, bahkan sempat mendapat cemoohan, orang miskin kok mau kuliah. Hingga kami mendapat pinjaman dari seorang dermawan, tetapi masih belum menutupi, kemudian dengan berat hati kami meminjam uang kepada takmir masjid. Berat rasanya, ketika meminjam uang umat.
Alhamdulillah, Allah SWT menunjukkan jalan yang seperti ini, betapa Allah sangat menyayangiku. Membersamaiku di lingkungan orang-orang sholeh. Diajarkan bagaimana bermimpi dan berkontribusi. Semoga cerita singkat ini menjadi awal perjuangan di masa mendatang yang lebih menantang, menuju ridho Illahi Rabbi. Wallahu alam bishowab...

Karena hidup adalah perjuangan, menuju ridho ALLAH SWT semata...

Satu Langkah Merapat, Seribu Langkah Mendekat

“Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu....” (QS. Al Imran : 31)
Sebuah ayat yang menggugah dan sarat akan makna, betapa Allah mencintai hambaNya, tanpa diminta. Betapa Allah SWT selalu memberikan nikmat yang tiada tara untuk hambaNya, tanpa diminta. Dan dijelaskan pula, barang siapa mencintai Allah SWT maka niscaya Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosanya. Mencintai semuanya karena Allah SWT.
Menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah, dengan iman dan taqwa yang kokoh. Menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya. Hal ini berujung pada kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, yang akan mengantarkan pada kesuksesan dunia dan akhirat. Ketika ridho Allah SWT sudah ditangan, dengan doa dan ikhtiar yang maksimal maka kemudahan-kemudahan dan diikuti dengan keberhasilan akan senantiasa mengikuti kita semua.
Maka, jangan pernah lelah belajar rela kepada Allah, ketika masalah datang, ketika musibah menerpa hanya kepada Allah lah kita serahkan semuanya, rela. Akan tetapi, kesalahan yang seringkali kita perlihatkan ketika Allah SWT sedang menguji kita, adalah prasangka buruk bahwa kita adalah orang yang paling menderita. Dan itulah yang kemudian membuat kita untuk sulit menerima, berat untuk rela. Prasangka yang buruk kepada Allah SWT akan melahirkan tuduhan-tuduhan yang buruk kepadaNya, karena Allah sesuai dengan prasangka hambaNya. Padahal, boleh jadi cobaan yang kita terima belum seberapa dibanding cobaan yang dialami orang lain disekitar kita. Dan boleh jadi cobaan yang kita terima belum setimpal dengan kesalahan-kesalahan yang sering kita perbuat kepadaNya. Menyadari bahwa ada orang lain lebih menderita dari kita adalah salah satu jalan untuk selalu mengajarkan diri kita untuk megajari diri bagaimana bersikap rela kepada Allah SWT. Karena dengan melakukan itu, akan muncul rasa syukur dan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah SWT. Menjadikan kita malu kepadaNya sehingga semua masalah dan cobaan yang menimpa senantiasa dipandang lebih ringan dan sehingga ada penerimaan serta keikhlasan.
Sebagai seorang hamba, hal yang wajib untuk kita lebih dekat dengan Allah, dengan menjalankan segala perintahnya yang bukan lagi menjadi suatu kewajiban, akan tetapi kebutuhan. Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah. Ketika kita dekat dengan Allah maka Allah akan dekat pula dengan kita. Segala urusan apabila sudah mendapatkan ridho dariNya pastilah akan dimudahkan dan dilancarkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk kita bisa dekat dengan Allah. Tuhan, selangkah ku rapat padaMu, seribu langkah Kau rapat padaku. Adapun amalan-amalan yang menunjang untuk senantiasa dekat dengan Allah adalah dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, yang dikenal dalam bahasa yaitu taqwa. Dengan shalat wajib tepat waktu, shalat malam, berdzikir, tilawah, shalat sunnah yang lain, dsb.
Dan setiap orang mempunyai ukuran masing-masing apakah ia sudah dekat dengan Allah atau belum. Dengan dekat dengan Allah, setiap urusan yang kita lakukan akan senantiasa dimudahkan oleh Allah ketika itu adalah jalan kebenaran. Dapat dibedakan, antara orang yang sama-sama meraih impian, yang satu senantiasa mengingat Allah dan yang lain tidak, walaupun sama-sama dapat meraih, akan tetapi tampak perbedaan dari sikap, sifat dan mannernya dalam menghadapi tantangan yang datang. Menjadi pribadi yang dekat dengan Allah akan senantiasa percaya kepada setiap usaha yang dilakukan semata-mata meraih ridho Allah, dan setiap hasil yang didapatkan adalah yang terbaik dari Allah walaupun terkadang tak sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi tetap yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah untuk kita. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa, rahmat Allah itu begitu luas, dan ampunanNya begitu lebar, sehingga setiap apa yang kita lakukan, hal terkecil pun harus senantiasa dilandasi sikap tawakal kepadaNya, agar rahmatan lil alamin senantiasa menaungi kita.

Minggu, 06 Maret 2011

BEASISWA GRATIS

Pendaftaran Beastudi ETOS 2011
Waktu Pendaftaran : 5 Januari 2011 – 31 Maret 2011
Total Quota Penerimaan : 150 mahasiswa pertahun

Tahapan seleksi sebagai berikut :
1.Seleksi administratif
2.Tes tulis & wawancara
3.Home visit
4.Seleksi masuk PTN

Persyaratan Umum :
1.Lulus SMA/ sederajat
2.Akan mengikuti seleksi masuk PTN program S1
3.Diterima pada PTN dan jurusan yang direkomendasikan Beastudi Etos

Persyaratan Khusus :
1.Beragama Islam
2.Berasal dari keluarga tidak mampu
3.Melampirkan surat keterangan tidak mampu dan slip gaji/surat keterangan penghasilan dari ketua RT atau DKM setempat
4.Melampirkan Daftar Riwayat Hidup/ Biodata (bisa diunduh disini)
5.Mengisi dan menandatangani akad Beastudi Etos (bisa diunduhdisini)
6.Melampirkan fotokopi raport SMA semester 1 – 5, STTB (bagi yang sudah lulus), Kartu Keluarga, KTP/ Kartu Pelajar
7.Pas Foto 4 x 6 sebanyak 2 lembar
8.Foto rumah (tampak keseluruhan, dan bagian dalam)
9.Membuat tulisan tentang perjalanan kisah hidup

Fasilitas Etoser:
1. Penggantian biaya masuk PTN
2. SPP semester 1 dan 2
3. Uang saku Rp 400.000,00 – Rp 450.000,00 per bulan selama tiga tahun
4. Akomodasi asrama selama tiga tahun. Asrama adalah media pembinaan dan pendampingan intensif para Etoser guna mencetak pribadi dan komunitas produktif. Asrama juga dikelola untuk meningkatkan kebersamaan dan loyalitas Etoser dan menjadi bagian dari sistem kerja utama program Beastudi Etos
5. Pelatihan, pembinaan dan pendampingan 4 domain (agama, akademik, pengembangan diri, sosial) selama 3 tahun. Secara umum ada tiga bagian pembinaan, yaitu pembinaan asrama (harian), pembinaan rutin (pekanan) dan pembinaan nasional (tahunan). Pelatihan, pembinaan dan pendampingan ini dilakukan berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi untuk pengembangan prestasi.

Hingga 2011, program Beastudi Etos tersebar di 13 Universitas di 11 kota Indonesia:


1. Universitas Sumatera Utara

Akuntansi, Farmasi, Ilmu Hukum, Ilmu Kesehatan Masyarakat, Ilmu Komputer, Ilmu Komunikasi, Ilmu Perpustakaan, Manajemen, Teknik Industri, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Sipil, Teknologi Hasil Pertanian, Agribisnis, Arsitektur, Kehutanan, Fisika, Ilmu Keperawatan, Ilmu Politik, Kedokteran, Psikologi, Sastra Inggris, Teknik Elektro, Teknik Pertanian.

2. Universitas Andalas

Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Lingkungan, Teknik Sipil, Farmasi, Manajemen, Ilmu Peternakan, Sosek Peternakan, Produksi Ternak, Teknologi Hasil Pertanian, Hukum, Agribisnis, Akuntansi, Kimia, Ekonomi Pembangunan, Sastra Inggris, Teknik Pertanian, Agroekoteknologi, Ilmu Keperawatan

3. Universitas Indonesia

Teknik elektro, Teknik mesin, Teknik Industri, Teknik Arsitektur, Teknik Kimia, Teknik Metalurgi, Teknik Sipil, Teknik Komputer, Teknik Perkapalan, Teknik lingkungan, Ilmu Komputer, Sistem Informasi, Ilmu Kesehatan masyarakat, Ilmu gizi, Ilmu perpustakaan, Sastra Inggris, Psikologi, Ilmu Hukum, Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Ilmu Administrasi Fiskal, Ilmu Administrasi Niaga, Akuntansi, Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Ilmu Keperawatan, Farmasi, Fisika.

4. Institut Pertanian Bogor

Kedokteran Hewan, Manajemen Sumberdaya Lahan, Agronomi Dan Hortikultura, Proteksi Tanaman, Teknologi dan Manajemen Perikanan Budidaya, Manajemen Sumberdaya Perairan, Ilmu Teknologi Kelautan, Teknologi Hasil Perairan, Ilmu Produksi Teknologi Peternakan, Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Teknologi Hasil Hutan, Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Silvikultur, Teknologi Mesin dan Biosistem, Ilmu dan Teknologi Pangan, Teknologi Industri Pertanian, Statistika, Geofisika dan Meteorologi, Agribisnis, Manajemen, Ilmu Gizi, Ilmu Keluarga dan Konsumen, Arsitektur Lansekap, Statistik, Sains dan Komunikasi Pengembangan Masyarakat, Ilmu Komputer, Ilmu Ekonomi dan Studi pembangunan, Manajemen

5. Universitas Padjajaran

Ilmu Hukum, Pendidikan Kedokteran, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Pemerintahan, Ilmu Administrasi Niaga, Ilmu Administrasi Negara, Psikologi, Ilmu Komunikasi, Ekonomi dan Studi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi, Sastra Inggris, Teknik dan Manajemen Industri Pertanian, Teknologi Industri Pangan.

6. Institut Teknologi Bandung

Fakultas Teknik Pertambangan dan Perminyakan, Fakultas Teknologi Industri, Sekolah Elektro dan Informatika, Fakultas Sipil dan Lingkungan, Sekolah Arsitektur Perencanaan dan Pengembangan Kebijakan, Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara, Sekolah Farmasi, Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati.

7. Universitas Diponegoro

Teknik Kimia, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Industri, Teknik Sipil, Pendidikan Dokter, Kesehatan Masyarakat, Psikologi, Peternakan, Ilmu Perikanan, Arsitektur, Manajemen, Akuntansi, Hukum.

8. Universitas Gajah Mada

Pendidikan Dokter, Ilmu Keperawatan, Gizi Kesehatan, Farmasi, Ilmu Komputer, Geofisika, Elektronika dan Instrumentasi, Teknik Elektro, Teknik Mesin, Teknik Fisika, Teknik Nuklir, Teknik Kimia, Teknik Industri, Teknik Sipil dan Lingkungan, Teknik Geologi, Teknik Geodesi, Teknik Arsitektur, Perencanaan Wilayah dan Kota, Kartografi dan Penginderaan Jauh, Pembangunan Wilayah, Agronomi, Budidaya Perikanan, Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan, Manajemen Sumber Daya Perikanan, Pemuliaan Tanaman, Sosial Ekonomi Pertanian, Teknologi Hasil Perikanan, Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Ilmu Tanah, Ilmu dan Industri Peternakan, Konservasi Sumber Daya Hutan, Teknologi Hasil Hutan, Teknik Pertanian, Teknologi Industri Pertanian, Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian, Kedokteran Hewan, Psikologi, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu Komunikasi, Ilmu Hukum, Sastra Inggris, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi.

9. Universitas Airlangga

Pendidikan Dokter, Ilmu Hukum, Akuntansi, Manajemen, Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Ilmu Farmasi, Pendidikan Dokter Hewan, Ilmu Komunikasi, Ilmu Hubungan Internasional, Kesehatan Masyarakat, Psikologi, Ilmu Keperawatan, Ekonomi Syariah

10. Institut Teknologi Sepuluh November

Teknik Sipil, Teknik Elektro, Teknik Industri, Teknik Informatika, Teknik Kimia, Teknik Mesin, Teknik Kelautan, Teknik Perkapalan, Teknik Sistem Perkapalan, Sistem Informasi, Teknik Lingkungan


11. Universitas Brawijaya

Teknik Sipil, Teknik Mesin, Ilmu Administrasi Niaga, Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Hukum, Akuntansi, Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Pendidikan Dokter, Teknik Informatika, Teknik Hasil Perikanan, Ilmu dan Teknologi Pangan, Teknik Arsitektur, Ilmu Keperawatan.

12. Universitas Hasanuddin

Farmasi, Kesehatan Masyarakat, Teknik Sipil, Teknik Mesin, Teknik Elektro, Teknik perkapalan, Teknik geologi, Teknik pertambangan, Arsitektur, Sastra Inggris, Kimia, Akuntansi, Ekonomi pembangunan, Manajemen, Ilmu hukum, Ilmu pemerintahan, Administrasi Negara, Ilmu Hubungan Internasional, Ilmu komunikasi, Agronomi, Sosek Pertanian, Teknologi Hasil Pertanian, Produksi Ternak, Pemanfaatan Sumber Daya Perikanan, Geofisika.

13. Universitas Mulawarman

Ekonomi Pembangunan, Manajemen, Akuntansi,Ilmu Administrasi Negara, Ilmu Pemerintahan, Hubungan Internasional, Pend. Bahasa Inggris, Pend. Matematika, Pend. Fisika, Teknik Industri, Teknik Sipil, Teknik Pertambangan, Teknik Lingkungan, Ilmu Komputer, Kesehatan Masyarakat dan Ilmu Hukum.


Seluruh berkas pendaftaran dapat dikirimkan melalui ke alamat Panitia Seleksi Beastudi Etos Semarang:

Asrama Beastudi Etos semarang
Jl.Banjarsari Gg. iwenisari No.18A
Tembalang-Semarang 50275

CP: Efendhi nugroho (085 290 000 360)
Pariman siregar (085 226 992 485)







ETOS........... "More Than Excellent"














Panitia Seleksi Beastudi Etos
Wilayah Semarang,