Rabu, 28 Desember 2011

Terompet Tahun Baru 2012


Dan, sebentar lagi tahun 2011 akan segera berakhir disusul dengan tahun 2012. Banyak doa dan harapan yang tercurah utnuk resolusi tahun 2012. Entah pengharapan tentang kesuksesan, Karir, Rejeki, dan bahkan tentang Jodoh..

Tapi lain halnya dengan Bapakku, Tahun baru adalah moment penting untuk menjajakkan terompet-terompet buatannya ke khalayak. Hmm, bisa dibilang peluang emas lah, bagi kami sekeluarga. Saya belum pernah ikut jualan terompet sih, makanya setiap ada pedangang terompet pasti langsung ingat Bapak.

Lembur lhoo., proses pembuatan terompet itu gak gampang, butuh ketelatenan dan skill khusus untuk membuat berbagai bentuk terompet yang cantik dan layak jual. Hmm., dulu waktu belum merantau, saya sempet bantu-bantu Bapak. Rumit juga. Tapi itulah perjuangan mencari rizkiNya. Yang terselit dan tertanam dalam Hati Bapak adalah Apapun pekerjaanya, rejeki orang itu tidak akan pernah tertukar, jadi tenang aja Allah MAHA KAYA.. :)

Terompet-terompet itu harganya bervariasi lhoo.. tergantung model dan ukuran. Harganya berkisar 10-50 ribu rupiah. Lumayan sih, tapi pedagang terompet itu gak cuma satu-dua-tiga, tapi puluhan. Kebanyakan datang dari daerah saya, Wonogiri. Biasanya terompet asli Wonogiri di jajakkan keberbagai wilayah di Jawa dan sekitarnya. Kalo Bapakku ke Jakarta, karena kebetulan beliau merantau disana.

YAh, Alhamdulillah banget deh pokoknya. Terompet pembawa rizki.
Semoga di awal tahun 2012 ini gak hujan yah, biar terompet-terompet Bapak dan teman-temannya laku semua.. Amin.. Semoga berkah ya Pak.. (selalu berdoa) :)

My ...


ini teman saya, namanya Nurul Arifah Arso Dimedjo.. Dia sesuatu banget.. Unique,, susah digambarkan dan diceritakan, yang pasti dia bukan tipe-tipe orang yang perhatian.. hehe (piss) tapi beda kalo ama saya, perhatian beud.. Thanks lull..


Ini Moetimoet Whae.. si Melankolis yang amat perasa dan perhatian ini, enak banget kalo jadi teman curhat.. hatinya lembut selembut namanya.. hehe.. Thanks mut

Satu Langkah Merapat, Seribu Langkah Mendekat


“Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu....” (QS. Al Imran : 31)

Sebuah ayat yang menggugah dan sarat akan makna, betapa Allah mencintai hambaNya, tanpa diminta. Betapa Allah SWT selalu memberikan nikmat yang tiada tara untuk hambaNya, tanpa diminta. Dan dijelaskan pula, barang siapa mencintai Allah SWT maka niscaya Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosanya. Mencintai semuanya karena Allah SWT.

Menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah, dengan iman dan taqwa yang kokoh. Menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya. Hal ini berujung pada kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, yang akan mengantarkan pada kesuksesan dunia dan akhirat. Ketika ridho Allah SWT sudah ditangan, dengan doa dan ikhtiar yang maksimal maka kemudahan-kemudahan dan diikuti dengan keberhasilan akan senantiasa mengikuti kita semua.

Maka, jangan pernah lelah belajar rela kepada Allah, ketika masalah datang, ketika musibah menerpa hanya kepada Allah lah kita serahkan semuanya, rela. Akan tetapi, kesalahan yang seringkali kita perlihatkan ketika Allah SWT sedang menguji kita, adalah prasangka buruk bahwa kita adalah orang yang paling menderita. Dan itulah yang kemudian membuat kita untuk sulit menerima, berat untuk rela. Prasangka yang buruk kepada Allah SWT akan melahirkan tuduhan-tuduhan yang buruk kepadaNya, karena Allah sesuai dengan prasangka hambaNya. Padahal, boleh jadi cobaan yang kita terima belum seberapa dibanding cobaan yang dialami orang lain disekitar kita. Dan boleh jadi cobaan yang kita terima belum setimpal dengan kesalahan-kesalahan yang sering kita perbuat kepadaNya. Menyadari bahwa ada orang lain lebih menderita dari kita adalah salah satu jalan untuk selalu mengajarkan diri kita untuk megajari diri bagaimana bersikap rela kepada Allah SWT. Karena dengan melakukan itu, akan muncul rasa syukur dan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah SWT. Menjadikan kita malu kepadaNya sehingga semua masalah dan cobaan yang menimpa senantiasa dipandang lebih ringan dan sehingga ada penerimaan serta keikhlasan.

Sebagai seorang hamba, hal yang wajib untuk kita lebih dekat dengan Allah, dengan menjalankan segala perintahnya yang bukan lagi menjadi suatu kewajiban, akan tetapi kebutuhan. Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah. Ketika kita dekat dengan Allah maka Allah akan dekat pula dengan kita. Segala urusan apabila sudah mendapatkan ridho dariNya pastilah akan dimudahkan dan dilancarkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk kita bisa dekat dengan Allah. Tuhan, selangkah ku rapat padaMu, seribu langkah Kau rapat padaku. Adapun amalan-amalan yang menunjang untuk senantiasa dekat dengan Allah adalah dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, yang dikenal dalam bahasa yaitu taqwa. Dengan shalat wajib tepat waktu, shalat malam, berdzikir, tilawah, shalat sunnah yang lain, dsb.

Dan setiap orang mempunyai ukuran masing-masing apakah ia sudah dekat dengan Allah atau belum. Dengan dekat dengan Allah, setiap urusan yang kita lakukan akan senantiasa dimudahkan oleh Allah ketika itu adalah jalan kebenaran. Dapat dibedakan, antara orang yang sama-sama meraih impian, yang satu senantiasa mengingat Allah dan yang lain tidak, walaupun sama-sama dapat meraih, akan tetapi tampak perbedaan dari sikap, sifat dan mannernya dalam menghadapi tantangan yang datang. Menjadi pribadi yang dekat dengan Allah akan senantiasa percaya kepada setiap usaha yang dilakukan semata-mata meraih ridho Allah, dan setiap hasil yang didapatkan adalah yang terbaik dari Allah walaupun terkadang tak sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi tetap yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah untuk kita. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa, rahmat Allah itu begitu luas, dan ampunanNya begitu lebar, sehingga setiap apa yang kita lakukan, hal terkecil pun harus senantiasa dilandasi sikap tawakal kepadaNya, agar rahmatan lil alamin senantiasa menaungi kita.

As You Think so You Are, You Will When You Believe

Perjalanan panjang dalam hidup kita ini adalah menuju sebuah kerelaan. Waktu yang kita miliki tidaklah semata-mata untuk sebuah kepuasan. Hidup yang terus bergulir antara keberhasilan dan kegagalan. Semuanya berujung pada kerelaan kita dengan Allah SWT. Ketika kegagalan mendera bukan untuk terpuruk terlalu dalam, akan tetapi terus berjuang untuk bangkit dengan semangat, keikhlasan, kerelaan dan keyakinan bahwa apa yang Allah SWT berikan kepada kita adalah jalan terbaik yang Dia berikan untuk kita. Karena Allah tidak akan membiarkan hambaNya menderita. “Allah tidak akan membebani suatu kaum, melebihi kemampuannya” ayat yang begitu luar biasa, Allah SWT memahami benar bagaimana keadaan hambaNya. Seberapa kuat ia mampu menghadapi cobaan dan ujian yang diberikan.
Dan ketika suatu kegagalan itu mendera dengan begitu hebatnya, yang perlu dipahami adalah betapa Allah SWT menyayangi kita, dalam rangka meningkatkan derajat iman kita kepada Allah SWT. Keyakinan kepada Allah SWT-lah yang akan menghantarkan kita kepada sebuah keberhasilan. Ada pepatah mengatakan “Kekuatan keyakinan akan menbuat manusia memiliki daya yang lebih”. Benar, ketika kita meyakini bahwa semua yang kita lakukan adalah semata-mata untuk Allah SWT dan hasil yang kita dapatkan adalah jalan terbaik yang Allah SWT berikan kepada kita semua, maka kita akan memiliki daya yang lebih untuk mencapai apa yang kita dan Allah inginkan. Sungguh, Maha Dahsyat, yang Maha membolak balikkan hati setiap insan. Keyakinan kepada Allah tidak akan menjadi sebuah kekuatan tanpa adanya kedekatan denganNya. KebesaranNya yang mampu mengubah semuanya.
Kekuatan keyakinan menghantarkan kita pada keberhasilan. Kekuatan keyakinan itu dimana kita yakin akan Allah, menyerahkan semua kepada Allah dengan ikhtiar terbaik dan merelakan semuanya dengan Allah SWT. Keyakinan bahwa kita mampu melakukan yang terbaik dan mendapatkan apa yang telah kita usahakan bukan mendapatkan apa yang kita inginkan. Karena Allah SWT sesuai dengan prasangka hambaNya. Memahami tentang hakikat rela dengan Allah dan rela kepada Allah yang nantinya aan menghantarkan kita pada manusia yang ikhlas. Rela dengan Allah artinya hati kita rela menerima eksistensi, keberadaan, kuasa Allah dan segala konsekuensi atas kerelaan itu. Sedangkan rela kepada Allah yaitu kerelaan kita untuk menerima apa yang diberikan Allah kepada kita, rela menerima ketetapan-ketetapan Allah. Rela dan ikhlas terhadap apapun yang Allah berikan kepada kita, baik itu kegagalan maupun keberhasilan.
Banyak kisah tentang kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, salah satunya saya sendiri yang mengalami hal tersebut, betapa kekuatan keyakinan memiliki dampak yang dahsyat. Sebuah keyakinan, ketika saya mengikuti sebuah perlombaan yang membutuhkan keyakinan yang kuat, dan saat itulah saya diuji. Saat saya merasa menjadi orang yang tidak pantas berada dalam kompetisi tersebut, saat saya merasa menjadi orang yang saat bodoh, lemah dan tak berdaya. Dengan ikhtiar terbaik, dan dengan azam yang kuat, saya diingatkan bahwa saya memiliki Dzat yang Maha kuat, Dzat yang Maha dahsyat. Saya yakin Allah-lah yang akan menolong hambaNya yang lemah, Allah-lah yang akan menjadikan hal yang tidak mungkin itu menjadi mungkin.
Saya kemudian bertekad dan berazam dalam hati, bahwa Allah-lah yang berkuasa atas semua ini. Ketika saya meyakini saya bisa, maka itu-lah yang akan terjadi, begitu pula ketika meyakini tidak bisa, maka itu pula-lah yang akan terjadi. Saya yakin ada Allah SWT yang senantiasa ada untuk hambaNya, memberikan karunia tanpa diminta oleh hambaNya sekalipun. Dan ketika itu saya memiliki keyakinan yang kuat, bahwa saya BISA. Dan itulah yang terjadi, saya yang secara tampak mata adalah orang yang tidak lebih dari mereka yang lain. Tapi dengan keterbatasan itu menjadikan saya yang teratas, dengan bekal kekuatan keyakinan dan ikhtiar terbaik kepada Allah SWT.
Adakalanya memang suatu ketidakyakinan dan kegagalan itu memang diperlukan, untuk membangkitkan semangat dan keyakinan akan kemampuan yang kita miliki, akan tetapi sesuai dengan porsi masing-masing. Berbekal keyakinan kepada Allah, kerelaan dengan Allah dan iktiar terbaiklah merupakan perpaduan kunci untuk mencapai sebuah kesuksesan. Karena Allah ta’ala.
Wallahu ‘alam bishowab

Rabu, 21 Desember 2011

ANDILAU (Antara Dilema dan Galau)

Barangkali ada Awards tentang The Most Cengeng One, mungkin saya termasuk didalamnya. Tapi cengeng disini bukan cengeng yang manja atau apa, semoga saja cengeng ini karena memikirkanNya.

Maha Besar Allah, saat ini sedang dilema. ANDILAU (Antara Dilema dan Galau). Dua tawaran sekaligus meluncur kehadapan saya, yang keduannya amat sangat saya cintai. Saya dibesarkan di lingkungan keduannya. Berat rasanya ketika harus memilih satu. Tapi memang harus diputuskan, segetir apapun memang harus ada yang dikorbankan. Semoga dalam rangka menuju kebaikan.

Menghadap dan mengadu pada Allah. Bukan kita ingin menjadi apa, tetapi Allah menginginkan kita menjadi apa. Saya hanya ingin merasakan keindahan cinta dalam kebermanfaatan kepada sesama. Melalui jalan apapun, yang diridhoi Allah. Melihat keterbutuhan dan mengharap ridhoNya, itulah yang saya inginkan.

Berbagai pertimbangan saya mintai, kepada Sang Murabbi, Komandan, Kakak-kakak tercinta dan kawan-kawan terdekat saya. Entahlah, berbagai pemikiran itu memperumit pemikiran saya. Semuanya mengacu pada bidang masing-masing. Hanya beberapa yang mampu membuat saya menerima dengan logika. Tapi, kata kawan saya: "Terkadang pertimbangan-pertimbangan yang kita fikirkan menjadi tak berarti dengan mengikuti kata hati" Yah, begitulah hati. Ia yang merajai semua anggota tubuh ini.

Ya Allah, hamba hanya ingin menyerahkan segala urusanku kepadaMu. MelibatkanMu dalam setiap keputusan-keputusan yang ku ambil. Segalanya akan berujung pada sebuah kerelaan. Mudahkanlah ya Allah..,

Ihdinashshirathal mustaqim...

Rabu, 14 Desember 2011

Berbaik sangka

Setiap manusia pasti punya kesibukan masing-masing. Entah itu penting mendesak ataupun tidak penting dan tidak mendesak. Apapun pilihannya hanya bisa berbaik sangka, barangkali kawan-kawan yang sedang tidak "disini" sedang ada kepentingan umat, sedang memperjuangkan agama Allah, sedang merajut kalam ILLAHI, sedang membantu orang-orang yang membutuhkan...

Hanya bisa berbaik sangka. Semoga kita semua dimudahkan urusannya, dilancarkan pekerjaannya, diridhoi setiap jejak langkahnya.

Hanya Allah yang Maha Tahu segaka isi hati hambaNya.

Katakan LILLAH, bukan Lelah

Kemarin diri ini terkapar lemah, terisak tangis yang mendalam. Tak ada kata yang terucap melainkan.. LILLAH. Hanyab Allah yang mengerti apa yang terjadi dalam diri ini..

Mungkin sedang banyak pikiran, mungkin sedang kelelahan. Tensi darah turun 90/65. Biasanya biasa-biasa ajah, tapi kali ini, kepala semakin berat. Kata temen saya, sibuk mikir negoro.. haha.

Entahlah, mungkin ya mungkin tidak. Tapi memang ada perasaan tertekan atau apalah, yang pasti kemungkinan terbesar adalah karena saya KURANG BERSYUKUR padaNYA. Barangkali saya terlalu sibuk memikirkan dunia tanpa memikirkan akhirat. Astaghfirullah..

Semoga keikhlasan dan kesabaran senantiasa ada di dalam diri ini.. Ihdinashshirathal mustaqiim..
Fastaqim!!

Selasa, 06 Desember 2011

Potret Pemimpin (Indonesia)


Salah satu cerminan kepemimpinan di Indonesia, yaitu kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dapat dilihat dan dianalisis bersama bahwa lemahnya kepemimpinan SBY membawa dampak yang kompleks bagi rakyat Indonesia. Berdasarkan depth interview yang dikembangkan, setidaknya terdapat empat persoalan penting yang dapat dianalisis, diantaranya:

Pertama, Banyak kasus yang tak tuntas selama era kepemimpinan SBY. Komunitas Hak Asasi Manusia memiliki kasus pembunuhan Munir; Komunitas politik memiliki kasus Bail-Out Bank Century; Komunitas pro keberagaman agama dan pluralisme memiliki kasus kekerasan atas Ahmadiyah; dan Komunitas anti korupsi memiliki kasus Nazarudin. Dari keempat kasus tersebut, tidak satupun kasus yang berhasil diselesaikan oleh SBY, meskipun telah berjanji akan menuntaskannya.

Kedua, SBY dipandang reaktif dan terlalu sering “curhat” untuk kasus yang menurut publik sepele. Sebagai contoh, SBY dinilai publik terlalu reaktif dalam merespon pesan pendek SMS yang memojokkan dirinya. Publik juga kecewa atas berbagai “curhat” yang dilontarkan oleh SBY, seperti curhat gaji Presiden SBY yang tidak naik selama 7 tahun dan curhat soal dirinya yang direpresentasikan sebagai Kerbau dalam sebuah aksi demo. Padahal idealnya, publik lah yang seharusnya menyampaikan “curhat” kepada presiden.

Ketiga, SBY tidak memiliki operator politik yang kuat. Dari 4 operator presiden (Wakil presiden, Partai Demokrat, Kabinet, dan Setgab Partai), tidak satupun yang mampu membantu presiden secara optimal. Wakil Presiden Boediono bukanlah tipe orang yang berani mengambil inisiatif dalam hal kebijakan. Berbeda dengan Jusuf Kalla yang dipandang sebagai wakil Presiden dengan tipe pendobrak, lincah dalam mengambil peran untuk membantu presiden; Menteri pun tidak mampu melakukan kerjanya secara baik, akibatnya adalah Presiden SBY dipandang gagal dalam mengarahkan para pembantunya; Partai Demokrat juga tidak memiliki kekuatan. Itu dikarenakan ketua umum Partai Demokrat tidak memiliki kewenangan sebesar ketua umum partai-partai lain; Setgab koalisi partai pun sama, tidak solid dan padu dalam mengoperasikan kebijakan SBY. Karena masing-masing partai memiliki kepentingan politik yang berbeda.

Keempat, SBY dinilai tidak berdaya dalam menangani kasus Nazarudin (mantan bendahara umum dan anggota DPR dari partainya sendiri). Terus dibiarkannya kasus Nazarudin bergulir tanda adanya penyelesaian hukum, publik akan menilai SBY telah keluar dari jalur perjuangannya sebagai presiden yang berani mengatakan tidak pada korupsi.

Berdasarkan uraian diatas, hal tersebut bukanlah untuk menghakimi beberapa pihak, akan tetapi merupakan salah satu upaya untuk menjadikan bangsa Indonesia mewujudkan cita-citanya sesuai yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945. Selain itu, dapat dijadikan bahan renungan bahwa Indonesia kini membutuhkan ksatria-ksatria yang siap membela dan memperjuangkan Indonesia menuju kejayaan. Dari sinilah kemudian tergambar bahwasanya sebagai seorang pemuda/mahasiswa yang sering disebut kaum intelektual muda kampus memiliki tanggung jawab moral untuk ikut mengkontribusikan pemikiran–pemikiran kritis dan ideal untuk membuka ruang pemikiran baru yang lebih visioner guna membangun kondisi bangsa yang lebih baik kedepannya, yang salah satunya adalah bagaimana kita sebagai mahasiswa bisa melihat seperti apa sosok kepemimpinan yang diperlukan bangsa Indonesia kedepannya, karena setiap kepemimpinan akan memiliki sejarahnya masing-masing dan hal ini sejalan dengan suatu pernyataan bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu melahirkan pemimpin-pemimpin yang hebat, tangguh dan memiliki karakter yang kuat untuk mengejar cita-cita pembanguan ditengah segala problematika yang harus dihadapinya dengan visi dan sistem yang kuat.

Jabatan.. Oh.. Jabatan (Innalillahi wa inna ilahi rajiun)

“Sesungguhnya kalian nanti akan sangat berambisi terhadap kepemimpinan padahal kelak di hari kiamat ia akan menjadi penyesalan.”

Sedikit menusuk memang, tapi yah begitulah kenyataannya. Sekarang sedang dalam masa perebutan kekuasaan dan tergila-gila pada jabatan.. Entah apa yang "mereka" pikirkan tentang itu. Yang pasti saya meyakini bahwa hal ini hanya untuk kepentingan duniawi saja.

Hey, bukan maksud apa-apa, cuma ingat kata-kata Bapak saya "Kuliah jangan nyari nang-nangan (mencari kekuasaan untuk kemenangan)" Yah, kira-kira begitu. Jabatan dan kekuasaan hanyalah sarana semata untuk meraih ridhoNya. Kata Pak ustadz begitu kira-kira.. Whatever lah.. Semoga Kita tidak tergolong orang yang gila akan kekuasaan. Amin. :P

Hikmah dibalik adanya larangan meminta dan ambisius mengejar jabatan, antara lain mencegah timbulnya persaingan tidak sehat dan menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Jabatan adalah amanah dan kepercayaan orang banyak.
Pada dasarnya yang menilai kualitas diri dan pekerjaan seseorang bukanlah diri sendiri, tapi orang lain.

Ups,. semoga bisa menyindir bagi orang-orang yang tersindir..:) hehe

Minggu, 04 Desember 2011

Anak Autis itu bernama Rakan

Sabtu, 3 Desember 2011.
Agenda pembinaan pekanan Etoser 2009 kali ini mengunjungi SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri Semarang yang berlokasi di Meteseh. SLB N Semarang ini berdiri sejak tahun 2006 hingga saat ini muridnya mencapai 500 anak. Mulai dari penyandang Tuna Wicara, Tuna netra, TUna Graita, Down Syndrom, Autis dan sebagainya.

Sungguh luar biasa, hati ini menangis ketika melihat kondisi psikis mereka. Akan tetapi ada hal luar biasa dibalik keterbatasannya. Memang sungguh Allah Maha Besar. Mereka diciptakan dengan keterbatasan, dan juga dengan kelebihannya.

Setelah mengitari seluruh kompleks SLB N Semarang, tibalah kami rombongan menuju ruangan Musik. Disana kami menemui anak yang menderita Down Syndrom sedang berlatih nyanyi dan memainkan musik, inilah salah satu kelebihannya. Saat itu, Dea, nama anak Down Syndrom itu, ia mengajak kami bernyanyi bersama, dengan keterbatasannya. Kami pun bernyanyi dengan iringan drum-nya.

Disudut ruangan, aku perhatikan ada seorang anak memakai "kupluk" putih sedang duduk sambil memegangi telinganya. Perhatianku beralih padanya. Ternyata ia sedang terapi, ia menderita Autis. Autis merupakan... Sulit bersosialisasi dengan anak-anak lainnya, Lebih suka menyendiri; sifatnya agak menjauhkan diri. Ketertarikan pada satu benda secara berlebihan. Kesulitan dalam mengutarakan kebutuhannya; suka menggunakan isyarat atau menunjuk dengan tangan
daripada kata-kata

Ia berfokus pada telinganya, tidak suka dengan suara keras. Dan ia sedang diterapi dengan alat musik, gendang. Perlahan aku mendekatinya, menanyakan sedikit tentangnya kepada pembimbingnya yang ada dihadapannya. Ia bisa menyanyikan lagu "Satu-satu". Ia sangat tertutup dengan orang lain "asosial". Begitulah, memilukan.

Perlahan saya mengambil gendang didekatnya, dan mulai menyanyikan lagu "satu-satu". Ia memperhatikanku. Lalu. aku mengajak ia berkenalan, hanya menjabat tangan. Sedikit berbincang tanpa respon, hanya senyuman. Ternyata, mengejutkan, ia mau menirukan gerakan tanganku memukul gendang dan bernyanyi. "satu satu aku sayang ibu.. dua-dua aku sayang ayah.." terbata-bata. Aku amat senang. :)

Pembimbingnya sedikit menjelaskan keadaannya kepadaku. Beliau bilang saya mendapat respon Rakan, pendekatan emosional dan intrapersonal ku kepada Rakan cukup baik. Jarang ada. Ya.. Begitulah anak Autis.

Sebuah pengalaman spiritual yang luar biasa, dipertemukan dengan Ciptaan Sang Khalik Yang MAha Dahsyat. Disekitar kita, masih banyak orang dengan segala keterbatasaannya, akan tetapi mampu melawan keterbatasan itu, untuk kemudian BANGKIT. Sekarang mari kita tengok diri kita dengan segenap raga dan jiwa kita, mungkin tiada yang kurang, akan tetapi apa yang sudah kita lakukan hingga umur sekian ini?

Mari melakukan hal-hal baik dengan cara-cara yang baik sebagai wujud syukur kita kepada Sang Khalik.