Sabtu, 30 Juni 2012

Tetaplah Bersamaku, Dua Sayapku!


“kalau kau tak punya malu, berbuatlah sesukamu”
Petikan hadits inilah yang sampai saat ini mampu menjadi sebuah perekat bagi diri saya terhadap apa yang ada dihadapan saya (amanah). Kalau saja diri ini hanyalah milik pribadi saya, saya akan berbuat semau saya. Sayangnya, sekarang bukan hanya kepunyaan diri pribadi saya saja diri ini. Sehingga setiap hal yang dilakukan haruslah dipertimbangkan, agar tidak menciderai setiap sayap yang saya punya. Walaupun terkadang membawa luka.

Saya ingin berkata kepada pemilik diri ini, kenapa harus begini dan seperti ini? Lika liku kehidupan ini benar-benar membuat saya semakin yakin bahwa Engkau begitu mencintai saya, namun apa balasan saya?

Saya ingin berkata pada tubuh saya. Kau sekarang punya siapa? Hingga kadang kau melupakan hak atas dirimu? Kalau kau mau, kau bisa lakukan sesukamu, asal kau tak punya malu.

Berada dalam dua hal yang amat bertolak belakang, membuat saya banyak melupakan hak-hak yang harus saya berikan kepada tubuh ini, pikiran ini dan jiwa ini. Satu sisi berada dalam hal-hal yang bersifat politis, satu sisi bersifat non politis bahkan anti politis, disisi lain bersifat demokratis. Dengan masing-masing tugas, wewenang, tanggung jawab, tekanan bahkan tuntutan masing-masing sayapku. Benar-benar harus mampu memainkan peran sesuai dengan porsinya. Supaya tidak ada yang terluka, walau saya yang harus terluka, tak apa. Tapi tahukah kamu? Saya bukan Abu Bakar yang senantiasa setia kepada Rasulullah, saya bukan Umar bin Khattab dengan ketegasan dan kehormatannya, saya bukan Ali bin Abi Thalib dengan kejujurannya dan saya bukanlah Usman bin Affan dengan segala kelebihannya. Bolehkah saya memilih pilihan saya? Sekali lagi, kalau kau tak punya malu, berbuatlah sesukamu.

Menjalaninya tidak semudah membalikkan telapak tangan ataupun melempar batu. Saya sadar, bahwa apa yang saya alami sekarang ini bukanlah hal besar dan bukanlah apa-apa dibandingkan dengan yang lainnya. Tapi bagaimana saya harus berbuat? Membagi diri atau membohongi diri.

Silakan, anda boleh bilang bahwa saya itu munafik. Saya tidak akan menafikan hal itu. Akan tetapi ada hal yang menjadi kelemahan dalam diri saya, bahwa saya tidak bisa melihat sayap-sayap saya terluka karena ketidakpunyamaluan saya. Saya tidak bisa mendengar rintihan bulu-bulu sayap saya karena menanti ketidakpastian dari saya. Tapi saya punya cinta, yang saya pun tak tahu kedalamannya hingga membuat saya menggila seperti ini. Hingga saya telah mati rasa akan cinta seorang kasih, hanya karena mu. Beritahu diriku, seberapa besar cintamu? Agar saya mampu menjagamu.

Apa yang salah, hingga badan ini terasa teramat sakit dan remuk.  Hanya sebuah ketulusan yang akan mengobatinya. Dan saya menantikan manisnya janjiNya, mengharapkan belai kasihNya. Di jalan ini, jalan yang berbeda dari yang lainnya. Karena saya ingin berbeda, karena kita Masterpiece of Allah.

Wahai sayap-sayap ku., tetap tenanglah kau bersamaku
Walau aku bukanlah malaikat., aku akan menjagamu
Wahai sayap-sayap ku., aku akan tetap menurutimu
Walau tuntutanmu tak sesuai dengan mampuku
Wahai sayap-sayap ku.,  aku tahu betapa rapuhnya aku
Aku pun tahu betapa lemahnya aku
Tapi, dari semua itu, pada siapa aku bisa mengadu?
Tuhanku, Kau telah menegurku dengan cukup sopan,
Dengan semayup suara adzan,
Kau telah menegurku dengan cukup sopan,
Lewat perut anak-anak kelaparan.
Tuhanku, maafkan aku yang tak punya malu dan berbuat sesukaku.

Mutiara Hatiku


Mutiara hati, bagaimana kabarmu?
Aku merindukanmu, setengah hidup..
Ketika kau jauh dan semakin jauh..
Semakin aku tahu, betapa tak ada yang lain yang sepertimu..
Betapa, hanya engkau yang teramat paham akan posisiku..

“Aku sendiri menepi, tenggelam dalam renungan
Ada apa aku seakan ku jauh dari ketenangan
Perlahan kucari mengapa diriku hampa
Mungkin ada salah, mungkin ku tersesat, mungkin dan mungkin lagi
Oh Tuhan aku merasa sendiri menyepi
Ingin ku menangis menyesali diri mengapa terjadi
Sampai kapan ku begini, resah tak bertepi
Kembalikan aku pada cahayaMu yang sempat menyala
Benderang di hidupku..”

Mutiara hatiku, tahukah kamu?
Kau pasti tahu, tentang deraian hidupku..
Karna kau juga berada pada posisiku..
Posisi yang sama..

Mutiara hatiku..
Saat kau tak ada, aku mencoba mencari mutiara hati yang lain,
Tapi, tahukah kamu apa yang kutemukan?
Mereka, kerang mutiara, anak kerang, emas, perak, dan bahkan berlian..
Luar biasa bukan? Ada yang lebih mahal darimu..
Tapi, ada yang membedakan kau dengannya,
Kau ada dihatiku :)

Selasa, 19 Juni 2012

Seutas Senyum di Jalan Pramuka

Dewasaku adalah bersaudara. Dipertemukan dalam sebuah ikatan keluarga, Racana Diponegoro, Pramuka. Sekitar kurun waktu dua tahun lebih berada dalam lingkaran persaudaraan Racana Diponegoro. Dalam kurun waktu itu pula, berbagai pengalaman yang saya rasakan. Baik hal-hal baik ataupun hal-hal yang unik. Disitu pula, berbagai perasaan terbalut, baik senang, sedih, benci hingga cinta menggelayut di dalam hati. Sulit diungkapkan dengan perkataan, namun dapat dirasakan. Hanya bisa dirangkai dengan senyuman.

Berawal dari bulan Maret 2010, bermodal keinginan yang kuat dan inspirasi dari seorang Kakak, saya memberanikan diri untuk bergabung dalam sebuah Gerakan Pramuka Perguruan Tinggi yang sering disebut dengan Racana. Yah, Racana Diponegoro pramuka Undip. Banyak tantangan yang datang ketika hendak mendaftar dan mengikuti kegiatan Diklatsar. Sempat gusar ketika lembaga yang menaungi saya tidak mengijinkan saya mengikuti Racana, namun berbekal keyakinan dan pengertian saya tetap mengikuti Racana Diponegoro. Bahkan, sempat dibilang egois dan semacamnya. Tapi, saya menyikapi hal-hal tersebut sebagai sebuah motivasi untuk terus melangkah.

Hingga menjadi peserta LPK XXX, kegiatan tersebut berbeda dengan kegiatan semacamnya diluar sana. Sempat membandingkan tentang kompetensi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut. Memang beda, itulah pola pembinaan dan pengembangan yang ada di Pramuka, khususnya racana Diponegoro. Walaupun pada kenyataannya masih ada hal-hal yang kurang relevan dengan kondisi sekarang. Tapi, saya ambil positifnya saja, barangkali ada hal baik yang sedang dirancang. Namun, kini setelah dua tahun berada di keluarga ini memang ada semacam hal yang bersifat turun temurun dan sekedar rutinitas tanpa tahu esensi yang diharapkan. Hal ini lah yang perlu diperbaiki.

LPK merupakan syarat untuk menjadi Pandega Muda, dengan berbagai tugas dan wewenangnya. Tapi jujur, dulu ketika mengikuti LPK sebatas ingin mencari ilmu dan mengikuti prosedur yang telah ada tanpa tahu esensi yang diharapkan. Hingga saya dikukuhkan menjadi Pandega Muda, walaupun susulan.

Baru saya tahu, bahwa di Racana Diponegoro menerapkan sistem penjenjangan dalam pola pembinaannya, bukan menggunakan pengujian SKU (Syarat Kecakapan Umum) yang biasa digunakan oleh Racana-racana lain.

Beberapa bulan berikutnya, mengikuti prosesi Pandega Madya. Awalnya memang terpaksa saya mengikutinya, dengan alasan adanya berbagai aktivitas diluar Racana. Disamping itu, saya berpikir bahwa dalam sebuah organisasi, haruslah ada kaderisasi yang kemudian ada pula yang membimbing adik-adik yang lebih muda. Tentang tugas dan tanggung jawab, secara perlahan memulai untuk memahami dan menjalankannya, walaupun belum maksimal dan hanya sebatas kemampuan saya.

Dalam masa kepengurusan Dewan Pandega, saya di tahun 2011 dipercaya menjadi Bidang Kegiatan dan operasional 11.046 bersama Kak Eko Sugeng Haryono. Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, saya pun sedikit kesulitan tentang “gawean” yang saya jalani. Kesulitan dalam mobilitas, hingga komunikasipun saya alami. Satu periode kepengurusan yang telah dijalani dengan “track record” yang kurang maksimal di Bidang Kegiatan dan Operasional, amanah kembali hadir. Dengan diskusi panjang dan beberapa kali penolakan, akhirnya saya dikukuhkan menjadi Pemangku Adat 11.046 RD bersama Kak Hervian Setyo Nugroho. Dengan perdebatan yang cukup alot tentunya.

Selama keberjalanannya, banyak tantangan yang kami hadapi. Dalam hal ini, kami sedang belajar. Memahami Racana Diponegoro, dan segala tugas dan wewenang yang ada. Kami tetap mencoba, walau terkadang lelah pikir sering menyapa.

Dan sekarang, ketika kita berpikir tentang Pramuka Perguruan Tinggi yaitu Racana Pandega, salah satu satuan pramuka dalam sebuah Gugus Depan. Usia kepandegaan yaitu 21-25 tahun, dan bisa dilihat bahwasanya rata-rata umur mahasiswa yang mengikuti pramuka di PT berkisar 18-23 tahun, sehingga belum dapat dikatakan sebagai Pandega. Oleh karena itu, penjenjangan kepandegaan di Racana Diponegoro pun juga disesuaikan umur, dan tentunya telah melewati kecakapan tersendiri.

Berkaca pada diri sendiri, apakah saya layak untuk dilantik sebagai Pandega, secara jujur saya belum layak untuk dikukuhkan. Mengingat banyak proses yang belum dapat saya lalui dan lakukan sebagaimana mestinya. Menjadi seorang Pandega tentunya harus memiliki kompetensi-kompetensi Pandega dan hal itu belum saya miliki. Bagi saya, yang terpenting adalah pengabdian bukan status.

Akan tetapi, mengingat usia kepandegaan, saya memiliki tanggung jawab sebagai Anggota Gerakan Pramuka untuk meneruskan perjuangan. Karena tidak semuanya berkesempatan untuk menjadi Pandega. Kalau tidak ada pandega dalam sebuah Gerakan pramuka Perguruan Tinggi, maka tidak dapat disebut dengan istilah Racana, namun satuan Ambalan. Hal itu yang tidak saya inginkan, karena akan berdampak pada kematian sebuah organisasi kepramukaan yaitu Racana Diponegoro. Oleh karena itu, saya merasa bertanggung jawab terhadap gerakan pramuka khususnya Pramuka Perti.

Menjadi Pandega, tentu saja memiliki tugas dan wewenang yang ada di Gerakan Pramuka Perti maupun di Pola pembinaan dan pengembangan Racana Diponegoro. Sehingga, ketika sudah menjadi Pandega, konsekuensi yang harus dilakukan adalah menjalankan tugas dan wewenang yang ada di Gerakan Pramuka Perti maupun di Pola pembinaan dan pengembangan Racana Diponegoro dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.

Pandega, bukanlah tugas biasa. Ada hak dan kewajiban yang harus dilakukan. Dengan senyuman, semoga kutemukan jalan indah di Jalan Pramuka.

Semoga bermanfaat.

Kita, Berencana dan Berupaya


-Essay-

Oleh:
Siti Aminah Yendy
Fakultas Peternakan dan Pertanian UNDIP
Angkatan 2009

Awalnya tidak pernah terbayangkan bahwa saya akan menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi seperti sekarang ini. Dan saat itu, terlintas dalam benak saya bahwa saya harus mengubah kondisi ekonomi keluarga saya, dan itu tidak akan dapat saya lakukan apabila saya hanya lulusan SMA. Oleh karena itu saya memutuskan dan membujuk orang tua saya untuk mengijinkan saya melanjutkan kuliah.
Memilih jurusan Peternakan seperti sekarang pun dulu juga belum terpikirkan. Yang terpenting adalah bagaimana saya bisa kuliah. Berawal dari potensi lokal yang ada didaerah saya, Wonogiri yang mayoritas penduduknya memiliki ternak peliharaan. Sebuah potensi yang apabila dikembangkan akan mampu mensejahterakan masyarakat sekitar. Kondisi di lapangan menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak yang ada di Wonogiri hanya sebatas pemeliharaan tradisional dan seadanya, belum ada upaya pengembangan sektor peternakan. Kemudian saya berpikir bahwa ketika peternakan rakyat itu dikelola dengan manajemen yang baik, maka dapat meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga saya mencoba menekuni bidang peternakan dengan harapan kelak ketika saya sudah dinyatakan sebagai sarjana peternakan, saya mampu memberdayakan potensi yang ada di daerah saya, dan memberdayakan masyarakat sekitar, bali ndeso mbangun ndeso. Mengingat, peternakan adalah salah satu sektor yang mayoritas ada disetiap daerah, dan terlebih kebutuhan manusia akan protein itu semakin meningkat.
Saya adalah orang yang sangat beruntung berada dalam keluarga yang senantiasa saling meningatkan dalam kebaikan, saling mendukung dan memotivasi dalam pencapaian cita-cita. Tetapi, terkadang aral pun tidak mau ketinggalan melintang dalam roda kehidupan manusia. Yah, begitulah kehidupan, setiap orang pasti melewati masa-masa dimana ia mendapatkan kemudahan dan kesuksesan. Akan tetapi, suatu saat tantangan untuk membuat diri semakin survive itu pun pasti akan datang. Dan, saat ini Allah sedang menguji saya dengan kondisi ekonomi yang sedang bergejolak, inilah salah satu bentuk kasih sayangNya pada saya, bahwa Ia ingin saya harus belajar lebih banyak tentang arti hidup ini.
Kondisi ayah saya sebagai seorang pedagang mainan anak-anak yang menjajakkan barang dagangannya di Jakarta dengan berjalan puluhan kilometer, yang kemudian mengharuskan saya untuk mencari uang sendiri untuk kebutuhan hidup selama kuliah. Mengingat penghasilan ayah yang tidak pasti itu belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga kami. Oleh karena itu, saya mengajukan permohonan beasiswa Karya Salemba Empat ini, karena saya harus terus belajar.
Kondisi ekonomi yang bergejolak tersebut tidak lantas menyurutkan langkah saya untuk kuliah dan bertahan hidup di kota rantauan. Hal ini malah menjadi pembelajaran hidup yang sangat berarti bagi saya. Bahwa hidup itu penuh dengan perjuangan, bahwa kemenangan itu bukanlah disaat saya mampu mengalahkan lawan tetapi disaat saya mampu mengalahkan kekerdilan dalam diri saya, disaat saya mampu bangkit dari keterpurukan, dan disaat saya harus terus berjuang demi kebahagiaan orang-orang terbaik yang Allah hadirkan untuk saya.
Menjadi orang yang bermanfaat bagi sesama merupakan harapan bagi setiap orang. Itulah yang saya harapkan kedepan. Dengan berbekal keahlian dibidang yang saya tekuni sekarang, setelah lulus saya ingin bekerja di Kementerian Pertanian RI. Menjadi bagian dari pembangunan bangsa di sektor peternakan dan pertanian adalah impian saya. Selain itu, saya berencana untuk merintis sebuah peternakan madani di daerah asal saya dari sektor hulu hingga hilir. Dengan begitu, saya dapat menciptakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sekaligus dapat memberdayakan masyarakat. Harapan lain adalah saya ingi mendirikan sebuah lembaga masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan terutama bagi anak yang kurang mampu dan anak yatim. Yah, memang harapan ini hanya akan menjadi angan-angan belaka apabila tidak ada usaha untuk mewujudkannya. Karena saya ingin menjadi penyebab kebahagiaan orang lain. Sebagai manusia, hanyalah bisa berencana dan berupaya, Allah lah yang menentukannya. Man jadda wa jadda!

Senin, 18 Juni 2012

They're Special


Teringat kata-kata seorang guru yang sangat menginspirasi saya, “Barangkali dibalik kesuksesan-kesuksesan kamu merupakan doa dari saudara-saudaramu”. Hingga saya begitu meyakini kata-kata tersebut, tentunya saya pun meyakini bahwa ada campur tangan Sang Maha Kuasa diatas sana. Begitu pula, mae dan pae saya yang senantiasa berkata, “Setiap budi orang lain, sedikitpun itu harus diupayakan untuk dibalas, bukan untuk ‘mengimpaskan’ budi tapi karena orang yang menolong kita itu pantas untuk mendapatkannya”. Yah, saya selalu mengingat setiap kebaikan orang-orang yang menolong dan membantu saya kala terhimpit. Karena, sebaik-baik manusia adalah ia yang paling bermanfaat.

Jika ditanya siapakah orang yang menginspirasimu? Jawabannya adalah semua saudaraku. Mereka semua menginspirasi dengan cara masing-masing. Akan tetapi, ada beberapa orang yang amat berharga dan begitu memberikan kesan bagi saya (terlepas kedua orang tua saya). Para inspiring man ini memberikan arti lebih dan dampak dalam hidup saya. Mereka saya sebut “Guru”.

Pertama, Beliau adalah seseorang yang sudah saya anggap sebagai Bapak di Semarang ini. Beliau lahir di tanah yang sama dengan kampung halaman saya, Wonogiri. Perangainya meneduhkan dan terpancar dalam dirinya kasih sayang. Karena beliaulah saya memiliki semangat untuk terus melanjutkan kuliah. Kata-kata beliau yang senantiasa membakar semangat dan asa untuk segera meraihnya. Malu rasanya ketika beliau sudah banyak memberikan nasehet kepada saya, namun belum ada hal yang dapat saya persembahkan untuk beliau. Terimakasih Pak Effendi Nugroho. 
 
Kedua, masih dari daerah asal saya. Semenjak saya dinyatakan menjadi Etoser 2009, dari awal saya mendapat bimbingan dari beliau. Waktu itu, beliau memantau mulai dari bagaimana kabar dan kondisi saya, semangat saya untuk melanjutkan kuliah, memberikan segala informasi terkait kampus dan etos, hingga memahamkan saya tentang arti sebuah mimpi. Dan kini, beliau menginspirasi kembali melalui perjuangan-perjuangan hidup beliau hingga prestasi-prestasi yang beliau torehkan semasa kuliah. Satu hal yang sering beliau katakan pada saya dan pada semua saudaranya adalah “Tugas kita adalah untuk mencoba, bukan untuk berhasil. Karena dengan mencoba akan kita temukan satu jalan menuju keberhasilan”, yah selalu terpatri dalam benak saya. Bahwa kita harus terus berkarya. Satu lagi kata-kata beliau yang membuat saya bersemangat adalah, “Mutiara itu selalu ditemukan dari tempat yang tersembunyi, Wonogiri Sukses!” begitulah beliau. Terimakasih telah menginspirasi, Mas Eko

Ketiga, sahabat-sahabat saya yang senantiasa menemani saya dalam perjuangan di jalan dakwah ini, mereka tergabung dalam “The Golden Generation”. Sebuah nama yang saya gagas dengan harapan kami dapat menjadi generasi yang dapat menorehkan sejarah bagi dakwah di kampus. Mereka dengan segala kelebihannya, melengkapi dan menutupi segala kekurangan saya. Dngan berbagai karakter, mereka menginspirasi dengan cara masing-masing. Nurul Arifah, si mata sipit sebelah yang senantiasa mau mendengarkan keluh kesah saya, tulisan-tulisannya yang selalu menginspirasi saya, dan lembut hatinya yang sering membuat saya terharu. Siti Mutmainah, ia memiliki bashirah yang tajam dan senantiasa meng’SMS’ saya ketika terjadi sesuatu pada saya, itulah kedekatan hati. Iin Jayani yang senantiasa tegas dalam bertindak dan memiliki wawasan yang luas, saya banya belajar darinya. Adnaniyun, batak yang satu ini memiliki sifat keibuan dan kedewasaan yang sering membuat saya terbelalak dengan sikap yang sering ia ambil. Dan masih banyak “The Golden Generation” lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu demi satu. 
 
Keempat, tentunya sahabat-sahabat “The Real Winner” yang selama tiga tahun terakhir ini banyak memberikan arti dalam hidup saya. Suka duka yang kami lewati bersama memberikan pengaruh bagi hidup saya. Terimakasih (Hanik, Eva, Mba Rini, Venni, Ijum, Ipeh, Ayya, Verra, Dhanik, Mba Nuruk, Ria, Listia, Hida, Raju, Poyo, Ahmad, Cahyo, Puji, dan Khaer). Kalian sungguh berarti dan tentunya terimakasih kepada seluruh keluarga besar beastudi etos, I’m nothing without you!

Kelima, mereka adalah saudara-saudara yang mengajarkan betapa merah putih itu memiliki arti yang mendalam, betapa tunas kelapa itu akan menjadi cikal bakal majunya Indonesia, mengajarkan betapa Pramuka adalah totalitas dalam berbakti, pada sesama, pada saudara, pada agama, pada nusa bangsa dan pada pandu sedunia. Terimakasih Mas Imam, Mba Yayi, Mba Titis, Mas Wahyu, Mas Fery, Mas Afryan, Mas Ulin dkk yang senantiasa menggembleng saya hingga menjadi seperti sekarang. Terimakasih kepada Agustiana, Hervian, Eko, Tyo dkk yang senantiasa berada dalam satu barisan dengan saya. Dan tentunya Terimakasih kepada seluruh Keluarga Besar Racana Diponegoro. Dewasaku adalah Bersaudara. Ikhlas Bhakti Bina Bangsa Berbudi Bawa Laksana, Salam Pramuka!

Dan, yang terakhir (dari tulisan ini) adalah orang yang luar biasa. Walaupun saya tidak banyak mengenal beliau, tidak banyak berinteraksi dengan beliau, saya terbelalak ketika tahu betapa beliau sangat memperhatikan kami, mengenal kami satu demi satu dari kami. Mengerti bagaimana aktivitas kami, mengerti karakter dan sifat kami. Dan lewat beliaulah jalan emas terbuka untuk kami, melalui event-event perlombaan, hingga The Real Winner memiliki segudang prestasi. Itu semua tentu tidak terlepas dari doa-doa beliau untuk kami. 
 
Beliau lahir di Cicalengka pada tanggal 12 juni, 25 tahun yang lalu. Dilahirkan menjadi seorang dengan kapasitas yang diatas rata-rata bahkan superior di bidang akademik. Hingga beliau menamatkan kuliah S1-nya dalam kurun waktu kurang dari 4 tahun dan melanjutkan studi S2-nya dalam kurun waktu kurang dari 2 tahun. Luar Biasa! 
 
Mengenal beliau pertama kali dalam sebuah event yang diadakan di kampus saya, beliau menjadi pembicara dengan tema “Ristek dan Kemahasiswaan”. Cukup tercengang dengan prestasi-prestasi yang beliau torehkan. Hingga saya tidak pernah terbayang sebelumnya bahwa beliau akan menjadi pendamping kami. 
 
Beliau memiliki sifat “ma’rifatul insan” yang luar biasa, mampu mengenal kami satu demi satu. Memberikan kami kado ulang tahun pada setiap ulang tahun kami, memberikan kado kepada saya tentang mimpi saya. Itulah yang membuat saya terharu, barukali pertama saya mendapatkan hadiah yang sesuai dengan mimpi dan harapan saya. 
 
Tidak banyak yang bisa saya berikan untuk beliau, itulah lemahnya saya. Belum mampu mempersembahkan hal yang lebih untuk beliau. Hingga, saya hanya bisa mendoakan beliau supaya senantiasa diberkahi oleh Allah dalam setiap langkahnya, senantiasa diberi kemudahan dalam setiap hal baik rizki ataupun jodoh, dan semoga S3-nya Sukses! Best wishes for you, Sir.
Thank’s a lot. Im nothing without you. Thank you and Happy B’day Pak Asep

Jumat, 15 Juni 2012

Negarawan Muda


Berikan aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Jika kau beri aku satu pemuda, niscaya akan kuguncang dunia.
Negarawan Muda itu..


 1. kepemimpinan pemuda :sejarah telah banyak menorehkan sejarah emas pemuda dalam setiap momen perubahan bangsa bahkan dunia. #negarawanmuda
2. kepemimpinan pemuda seringkali dikenal dgn semangat inovasi dan kolaborasi.ciri pemuda:BARU DAN BERSAMA.ini jd kekuatan. #negarawanmuda
3.pemuda jg dikenal sbg kelompok yg bisa bergerak tanpa pamrih.totalitas perjuangan pemuda ini sering ditakuti oleh diktator #negarawanmuda
4. dlm banyak cerita,pemuda ini bisa mjd sgt militan dlm memperjuangkan aspirasi rakyat. idealisme telah mendarah daging. #negarawanmuda
5. kepemimpinan pemuda di dunia telah terbukti. lalu dimanakah peran kepemimpinan pemuda Indonesia kedepan :-) ? #negarawanmuda
6. apakah pemuda akan menjadi pahlawan di negerinya atau hanya akan mjd penonton dari golongan tua yg masih gemar berkuasa ? #negarawanmuda
7. diskusi kita malam ini akan mencoba mengupas bagaimana karakter kepemimpinan pemuda yang dibutuhkan kedepan. #negarawanmuda
8. karakter ini harapannya dpt juga dijadikan sbg bahan diskusi tentang bagaimana peran kepemimpinan pemuda di masa datang. #negarawanmuda
9. pertama, pemuda kita diharapkan mampu berpikir dan berjiwa besar. tidak hanya visi tetapi juga kebijaksanaan diri yg besar #negarawanmuda
11. visi besar akan memberikan gagasan besar yang akan dibawa oleh dirinya untuk kelompoknya. sebesar apa visi mu kawan ? #negarawanmuda
12. jiwa besar adlh kebijaksanaan ini nih yg perlu ditempa.kematangan dlm berjuang.jauh dr pragmatisme&benar-benar utk rakyat #negarawanmuda
13. idealisme itu seperti pohon. akar yang kuat akan membentuk tubuh pohon yang kokoh dan rindang. shg bermanfaat besar #negarawanmuda
14. pohon yang akar & batangnya kokoh akan memberikan manfaat besar kepada masyarakat luas.1 pemuda saja bisa buat perubahan #negarawanmuda
15. satu pemuda yg idealis dapat menggetarkan gunung. 1 kelompok pemuda idealis beraksi maka satu peradaban akan berotasi #negarawanmuda
16. pemuda idealis, tidak pernah berpikir apa yg negara berikan padanya. tetapi ie berpikir apa yg ia bisa berikan ke negara #negarawanmuda
17. jiwa-jiwa besar pemuda ini tidak akan lahir dari rahim kenyamanan, ia akan lahir dari rahim kegelisahan sosial #negarawanmuda
18. di lapanganlah ia ditempa, di jalanlah ia belajar, dan di pertempuran lah ia matang sebagai pemuda negara.. sebagai #negarawanmuda
19. kekuatan pemuda ini perlu terus dicari. kampus adalah kawah candradimuka perubahan kapasitas pemuda yg tepat #negarawanmuda
20. berjuta rakyat menanti tangan mu pemuda. bangun dan jadilah solusi permasalahan bangsa. kita pasti bisa ! #negarawanmuda
21. kedua, pemimpin muda Indonesia perlu bersikap tegas dan cepat. jadi pemimpin jangan mencla mencle.apalagi galau kuadrat. #negarawanmuda
22. tunjukkan kredibilitas kamu dikampus.berlatih utk menjadi pemimpin kelompok yg heterogen.lompat dr zona nyaman #negarawanmuda
23. jangan sampai ketika muda dan memimpin.kita terbiasa bersantai ria ketika rakyat masih menderita. push to the max kawan ! #negarawanmuda
24. cepat bertindak. kita butuh pemimpin muda yg bisa memutuskan dgn efesien dlm kesegeraan. kerja cepat ! #negarawanmuda
25. kepemimpinan itu bukan seperti kuliah yg bisa analisis panjang dan lama. perlu ketajaman dlm mengambil kebijakan cepat #negarawanmuda
26. disinilah kita bicara tentang insting kepemimpinan. asah terus, jerumuskan dirimu dalam konflik dan belajar jd solusi #negarawanmuda
27. ibarat kapal akan karam,itulah indonesia.maka keputusan harus diambil cepat dan cepat.jgn terbiasa prosedur dan birokrasi #negarawanmuda
28. kerja cepat ini bisa juga didukung dgn sifat egaliter yg dimiliki pemuda. tak perlulah ada gep antara sesama. terbuka #negarawanmuda
29. jangan sampai anak muda lambatnya sama dgn orang tua. lalu apa bedanya generasi kita dengan yg lalu ? #negarawanmuda
30. berbicara sedikit ttg demokrasi. generasi sekarang adalah mereka yg native demokrasi. lahir dlm lingkungan demokrasi #negarawanmuda
31. pemimpin kita saat ini adalah migrant demokrasi, mereka tumbuh dlm lingkungan tdk berdemokrasi dan kini gagap demokrasi #negarawanmuda
32. analoginya seperti teknologi IT.ayah saya punya HP canggih tetap saja yg dipakai hanya sms dan telp.krn beliau migrant IT #negarawanmuda
33. sedangkan adik saya bisa menggunakan HP cina yg murah utk nonton tv , internet dll.. adik saya native IT. terbiasa dgn IT #negarawanmuda
34. begitulah analoginya. sebagai native demokrasi kita perlu memberi contoh bagaimana demokrasi yg baik itu dilakukan #negarawanmuda
35. hakekat demokrasi itu adalah untuk menghasilkan kesejahteraan. demokrasi itu alat bukan tujuan dari bernegara #negarawanmuda
36. bisakah kita sbg pemuda menjadikan demokrasi ini sebagai alat yg efektif dalam membangun kesejahteraan rakyat Indonesia #negarawanmuda
37.ketiga,global vision with local wisdom.cara pandang global dgn kearifan lokal.kta masyarakat dunia dgn identitas indonesia #negarawanmuda
38. sebagai masyarakat dunia kita perlu memahami ilmu geo-politik dan bahasa dgn baik. sadar potensi dan tantangan bangsa. #negarawanmuda
39.Globalisasi dunia telah membentuk sebuah cara hidup baru dan bernegara di dunia ini.pemuda perlu mampu beradaptasi dgnnya. #negarawanmuda
40. pemuda Indonesia jangan sampai minder atau gak pede dgn orang asing. kita ga kalah kok dgn mereka. kita cuma ga pede. #negarawanmuda
41. buat saya daya juang dan kemampuan analisis org Indonesia diatas rata-rata dunia. kita mampu bersaing ditingkat global #negarawanmuda
42. tapi perlu utk selalu diingat, pemimpin pemuda jgn sampai ke-barat-baratan. dikit2 barat. dikit2 rujuk asing ..#negarawanmuda
43. saat ini kita telah sejajar dalam pengetahuan. kita lah yg paling tau negara kita dan merekalah yg perlu belajar ke kita #negarawanmuda
44. kita belajar ke barat, tetapi bukan jadi peliharaan barat kawan. kita perlu perkokoh identitas bangsa. kearifan lokal #negarawanmuda
45. kenali budaya negeri ini kawan, banyak nilai baik yg bisa digali. membuat kita bisa berdaya saing global dan unggul. #negarawanmuda
45. jangan sampai cara pandang global kita membuat kita kehilangan kebanggaan sebagai bangsa Indonesia #negarawanmuda
46. kalau anak muda aja lupa identitasnya, gimana masa depan negeri ini. kita ke luar negeri sebagai duta bangsa. #negarawanmuda
47.jgn sampai kehadiran kita di pentas global hanya tuk menambah peliharaan jinak negara neo-kolonialis. tegas akan identitas #negarawanmuda
48. pemuda harapan bangsa. pemuda yg bisa berkiprah di dunia internasional dgn mengusung nilai-nilai budaya negeri. #negarawanmuda
49. keempat,cintailah negeri.sahabat,ingat dimana kita dilahirkan,disitulah kita berpijak dan disitu pula lah kita berjuang. #negarawanmuda
50. Tuhan pasti punya alasan kenapa kita dilahirkan di Indonesia. agar kita menjadi bagian dr peradaban negeri ini. #negarawanmuda
51. bukan untuk berhela-hela dan menikmati keunggulan alam yg telah Tuhan berikan.tetapi utk berkompetisi agar berdaya saing. #negarawanmuda
52. keunggulan komparatif Indonesia ketimbang negara lain memang hebat, banyak sekali. Sumber daya alam dan lainnya. #negarawanmuda
53. tp keunggulan kompetitif kita,yakni meningkatkan nilai tambah atas potensi yg telah ada masih lemah.dibutuhkan SDM unggul #negarawanmuda
54. utk itu diperlukan sbh usaha keras &cerdas agar keunggulan kompetitif ini terwujud. Indonesia unggul dan berdaya saing. #negarawanmuda
55. cintai negeri ini, cari cara agar negeri ini dapat berdaya saing di masa datang. kita sdh lengkap potensinya. #negarawanmuda
56. saat ini jumlah kelahiran di Indonesia sedang meningkat pesat. baby booming. keunggulan demografi di tahun 2025 #negarawanmuda
57. bersama cina dan india, usia produktif di negeri ini sangat banyak. berbanding terbalik dgn eropa dan jepang. #negarawanmuda
58. 2025 adalah momentum kita utk menguasai dunia. masa momentum ini hanya 10 tahun saja. sekarang atau tdk sama sekali. #negarawanmuda
59. pertanyaanya, apakah pemuda negeri ini telah siap memimpin bangsa dan dunia di masa itu ? mari siapkan diri. #negarawanmuda
60. tahun 2050 indonesia diprediksi menjadi anggota G-7 . kelompok negara-negara ekonomi. mampukah kita memanfaatkannya ? #negarawanmuda
61. peradaban selalu berotasi, pemimpin dunia silih berganti. kita, pemuda, mampukah memanfaatkan momentukm besar ini. ? #negarawanmuda
62. kawan,kita tidak sedang menulis sejarah.kita sdg membuat sejarah, dgn kita semua,pemuda Indonesia sebagai tokoh utamanya. #negarawanmuda
63. kawan ! mari kita buat legenda #negarawanmuda

#repost http://ridwansyahyusufachmad.com/2012/02/20/negarawan-muda-kepemimpinan-masa-depan-bangsa-negarawanmuda/