Selasa, 28 Agustus 2012

Menikah?

Menikah, menyempurnakan separo dinnullah, menjalankan ibadah sunah Rasulullah.
Tidak jarang di usia kita sekarang (19-20an) mulailah ada perasaan dan keinginan untuk menunaikan hajat tersebut, bahkan menikah bukan menjadi sebuah bahasan yang tabu untuk dibicarakan –beramai-ramai-. Dan tidak sedikit yang sudah menunaikannya diusia kita sekarang. Bahkan bukan hal langka bagi Al Akh dan Al ukh (di usia sekarang) memiliki niatan untuk menunaikan sunah tersebut. Entah karena memang sudah siap atau sekedar keinginan atau malah karena nafsu. Naudzubillah.

Maukah Anda menikah? Ya, tentulah setiap orang mau menikah. Tetapi waktu yang akan membedakannya. Dan setiap orang pastilah punya targetan untuk hal itu.
Tapi jangan buru-buru, sudah siapkah Anda dengan segala resikonya? :P

Kalau pertanyaan itu dbalikkan kepada saya,
Memang, keinginan itu ada, normal. Tetapi bukan menjadi point pertama dalam targetan hidup saya saat ini. Bahkan menjadi point yang kesekian. Walaupun guyonan saya dengan teman-teman –saya nikah tahun 2013- hahaha. Belum, belum terpikir sejauh itu. kalaupun sempat terpikir, pikiran itu akan tertabrak dengan realita. Bahwa saya adalah anak sulung yang memiliki tanggungan seorang adik yang menjadi tanggungan saya, bahwa saya adalah anak sulung yang telah banyak menguras tenaga, waktu dan materi orang tua saya, sehingga harus ada hal yang saya persembahkan untuk keduanya sebelum saya berkeinginan untuk menikah. Asal kita tahu, kalau sudah berbenturan dengan realita dan tanggung jawab setelahnya, maka perasaan menggebu untuk menjalankan sunnah tersebut akan membuat kita berpikir berkali-kali untuk menunaikannya.
Tak perlu khawatir dan terburu-buru kawan, rezeki, jodoh, maut, dan kebahagiaan kita sudah ada yang mengatur, melakukan yang terbaik adalah ikhtiar yang mulia untuk kita.
Sekali lagi, pertanyaan yang harus direnungkan,
Saat ini, sudahkah bermanfaat untuk orang lain?
Kalaupun kelak menikah, adakah jaminan kita masih berdakwah?
Berbenah diri dan mensholehkan diri menjadi bekal nanti..
*hehe, just share :D

Hati dan Akal

Di dunia ini kita berawal dari sebuah ketiadaan, dilahirkan dalam keadaan tak terbalut sehelai kainpun. Hanya berbekal hati dan akal, itu yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Hingga menjadi seperti sekarang bukanlah suatu hal yang kebetulan, melainkan ada suatu proses yang terjadi dengan hati dan akal kita. Bagaimana kita sekarang, mari kita tengok hati dan akal kita, sudahkah baikkah? “Ketahuilah bahwa didalam tubuh tetrdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuhnya, dan jika dia buruk maka buruklah seluruh tubuhnya. Ketahuilah bahwa itu adalah hati”
Dengan hati dan akal itulah kita mengenal bagaimana indahnya dunia yang membuat kita semakin bermakna.
Menjadi bermakna dan bermanfaat, merupakan alasan saya dalam perantauan ini. “sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesama”. Tetapi dalam keberjalanannya, banyak hal yang harus dievaluasi. Hingga perasaan ini semakin menciut kala tahu bahwa diri ini belum mampu memberikan yang terbaik terhadap apa yang ada. Berbagai amanah yang saya emban, barangkali masih banyak sekali catatan-catatan yang harus diperbaiki.
Ketika saya bilang, saya belum mampu, ada bagian dari hati ini yang mengatakan bahwa “kapan bisa kalau tidak mencoba?” sejauh ini masih dalam keterpaksaan. Semoga keterpaksaan itu menjadi sebuah kebiasaan.
Semakin kedepan, semakin banyak amanah yang silih berganti menghampiri. Entah karena kenaikan proses ataukah pengulangan proses bahwa saya belum lulus dalam proses? Wallahu’alam. Hanya bisa berhusnudzon pada semuanya, termasuk pada diri sendiri.
“manusia terlahir bukanlah untuk menjadi pemenang diatas kekalahan orang lain. Tapi manusia lahir untuk menang dalam kebermaknaan mengembangkan dan membuat hidup lebih hidup. Kebermaknaan hidup akan digapai tatkala potensi dan prestasi dijadikan proses bukan puncak. Sebab puncak dalam setiap kehidupan adalah kebermaknaan. Kebermaknaan itu mencuat ketika hati dan jiwa terlatih untuk membantu dan membesarkan orang lain dengan potensi yang dimiliki.”

Kamis, 02 Agustus 2012

Disebut-sebut, salah sebut :)

namaku disebut-sebut saat aksi.. eh., salah sebut..haha

http://jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/18927/penerima-beasiswa-dompet-dhuafa-demo-di-semarang

http://www.lensaindonesia.com/2012/07/18/bundaran-videotron-semarang-dilurug-mahasiswa.html