Senin, 06 Mei 2013

Bahagia itu = Bermanfaat



Khayalku  memang tak mau berhenti di satu tempat saja, saat aku memotongi laminasi bakal PIN dan ganci, saat aku menyapu halaman di Loetju Semarangan. Atau saat mendengarkan Boss berbagi pengalamannya setiap saat. Satu yang hingga kini terus menggelayut dibenakku. Tentang hidup ini, tentang kebermanfaatan.

Dalam kamus hidupku, kebermanfaatan memiliki proporsi yang tinggi dalam barisan target hidupku, bahkan itu menjadi syarat utama dalam setiap gerak-gerikku. Kendati demikian, aku belum punya standar ideal sebuah niat dan tindakan itu berujung pada sebuah kebermanfaatan bersama (red: umat). Barangkali pembaca punya referensi buku ataupun kisah untuk bisa ku pelajari, untuk menjawab hal itu.

Setiap aktivitas yang sedang aku jalani ini harus berujung pada kebermanfaatan untuk orang lain, tanpa mengesampingkan diriku tentunya. Hanya saja, siapa yang akan merasakan kebermanfaatan ini. Mulai memutar otak. Sudah belum ya, atau jangan-jangan aku hanya terjebak pada rutinitas yang berlandaskan kepentingan pribadi, tanpa disadari.
Secara teori memang gamblang, bahwa sungai-sungai itu pada akhirnya akan bermuara kelautan yang luas. Begitu pula dengan hal-hal kecil yang kita lakukan, tentunya yang berlandaskan asas kebermanfaatan. Aku yakin, akan bermuara pada kebermanfaatan bersama.

Tapi mimpiku lebih dari lautan yang luas,

Tulang Rusuk, Tak Cuma Bisa Bersandar


(dimuat di buletin online KAMMI Semarang) 
Betapa Istimewanya Tulang Rusuk itu..
            “Sesungguhnya wanita diciptakan dari tulang rusuk. Dan sungguh bagian yang paling bengkok dari tulang rusuk adalah yang paling atasnya. Bila engkau ingin meluruskannya, engkau akan mematahkannya. Dan jika engkau ingin bersenang-senang dengannya, engkau bisa bersenang-senang namun padanya ada kebengkokan.” (HR. Al-Bukhari no. 3331 dan Muslim no. 3632)
Kita sering mendengar sebuah ungkapan; Tulang rusuk itu dekat dihati untuk dicintai, dekat ditangan untuk dilindungi. Istimewa dan romantis. Sedikit banyak menggambarkan betapa istimewanya perempuan dimata kaum adam, namun disisi lain sedikit banyak menggambarkan pula betapa lemahnya  perempuan dimata kaum adam. Memang romantis, tapi seakan membredel nilai estetika dari seorang perempuan yang tak hanya bisa berlindung kepada kaum adam saja. Entahlah.
Jauh lebih dari itu, perempuan mampu berbuat lebih dari perspektif dangkal kita. Telah banyak fakta yang mempertontonkan peranan perempuan yang terbingkai dalam kisah-kisah pejuang perempuan yang inspratif. R.A Kartini seorang pahlawan perempuan yang telah memperjuangkan hak-hak perempuan dalam bidang pendidikan menjadi tonggak perubahan arah gerak dalam pergerakan keperempuanan. Di era ini, disusul tokoh perempuan yang sangat inspiratif dalam ranah sosial politik, Ustadzah Yoyoh Yusro. Seorang anggota DPR yang terus memperjuangkan hak-hak perempuan dengan tetap menjalankan syariat demi kemajuan umat hingga akhir hayat. Ini sebagian kecil, kita tidak tahu betapa banyaknya kaum perempuan yang telah memberikan kebermaknaan untuk masyarakat, tapi tak tercatat. Atau memang mereka tidak mau tercatat, demi menjamin ketulusan pengorbanan dan perjuangannya. Ingat lagi sebuah ungkapan; Kalau kaum perempuannya baik, baik pula negaranya. Betapa istimewanya perempuan. Menjadi sebuah jaminan.
Sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalehah. Perempuan juga mendapatkan porsi yang lebih dalam Islam, Allah sungguh memuliakan perempuan terbukti dengan adanya satu surat di dalam Al Qur’an yang mengupas tuntas tentang perempuan; QS. An Nisaa’. Terlebih, hadist Rasulullah SAW bahwa surga itu ditelapak kaki Ibu (perempuan) bukan di kaki Bapak. Jelas, perempuan mendapat porsi yang istimewa.

Sama kok Tugasnya..