Minggu, 28 Mei 2017

NICE HOME WORK DAN REVIEW MATERI 2 IIP 4


NICE HOME WORK #2πŸ“š
Bunda, setelah memahami tahap awal menjadi Ibu Profesional, Kebanggaan Keluarga. Pekan ini kita akan belajar membuat
πŸ“✅“CHECKLIST INDIKATOR PROFESIONALISME PEREMPUAN”✅πŸ“
a. Sebagai individu
b. Sebagai istri
Buatlah indikator yg kita sendiri bisa menjalankannya. Buat anda yang sudah berkeluarga, tanyakan kepada suami, indikator istri semacam apa sebenarnya yang bisa membuat dirinya bahagia, tanyakan kepada anak-anak, indikator ibu semacam apa sebenarnya yang bisa membuat mereka bahagia.Jadikanlah jawaban-jawaban mereka sebagai referensi pembuatan checklist kita.
c. Sebagai ibu
Buat anda yang masih sendiri, maka buatlah indikator diri dan pakailah permainan “andaikata aku menjadi istri” apa yang harus aku lakukan, “andaikata kelak aku menjadi ibu”, apa yang harus aku lakukan.
Kita belajar membuat "Indikator" untuk diri sendiri. Kunci dari membuat Indikator kita singkat menjadi SMART yaitu: - SPECIFIK (unik/detil) - MEASURABLE (terukur, contoh: dalam 1 bulan, 4 kali sharing hasil belajar)
- TIMEBOND ( Berikan batas waktu)
- ACHIEVABLE (bisa diraih, tidak terlalu susah dan tidak terlalu mudah)
- REALISTIC (Berhubungan dengan kondisi kehidupan sehari-hari)


Review Nice Home Work #2
✅πŸ“

CHECKLIST PEREMPUAN PROFESIONALπŸ“✅
Pertama yang akan kami katakan adalah SALUT untuk para bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional yang berhasil mengalahkan "rasa" berat untuk mengerjakan nice homework#2 ini. Kalau di Jawa ada pepatah yang mengatakan "Ojo kalah karo wegah" (Jangan mau kalah dengan rasa malas). Karena sebenarnya kalau urusan membuat checklist profesionalisme ini bukan MAMPU atau TIDAK MAMPU melainkan MAU atau TIDAK MAU. Terbukti teman-teman bisa melakukannya di tengah kesibukan yang luar biasa.
Kami sangat menghargai proses teman-teman membuat checklist profesionalisme ini. Mulai dari menanti-nanti jawaban dari suami dan anak bagi yang sudah berkeluarga, maupun melakukan kesungguhan bermain “andaikata aku menjadi istri dan ibu” bagi yang sedang dalam proses memantaskan diri membangun keluarga. Ada yang terkaget-kaget dengan banyaknya list jawaban dari suami dan anak-anak, ada juga yang bingung dengan jawaban dari para suami dan anak, karena terlalu sederhananya keinginan mereka terhadap kita, demi sebuah kebahagiaan.
KOMITMEN DAN KONSISTEN
Dua kata itulah yang akan menjadi kunci keberhasilan kita dalam membuat checklist profesionalisme ini. Buatlah komitmen setahap demi setahap, sesuai dengan kemampuan kita, kemudian belajar istiqomah, konsisten menjalankannya.
Konsistensi kita terhadap sebuah komitmen yang indikatornya kita susun sendiri, akan menjadi pondasi kita dalam menyusun “DEEP HABIT” yaitu kebiasaan-kebiasaan yang dibangun secara terus menerus untuk mendukung aktivitas yang membutuhkan fokus, ketajaman berpikir dan benar-benar krusial untuk hidup kita.
Selama ini disadari atau tidak banyak diantara kita memaknai aktivitas sehari-hari mendidik anak dan mengelola keluarga sebagai aktivitas “Shallow Work”, yaitu aktivitas yang dangkal, tidak fokus, penuh distraksi (gangguan-gangguan) sehingga tidak memunculkan perubahan besar dalam hidup kita, bahkan banyak yang cenderung bosan dengan kesehariannya.
Selama ini status-status dangkal yang terus mengalir di sosial media seperti Facebook (FB) ditambah puluhan notifikasi whatsapp (WA) sering membuat kita terjebak dalam “shallow activities”, kelihatan sibuk menghabiskan waktu, tetapi sebenarnya tidak memberikan hasil nyata bagi perubahan hidup kita.
Harapan kami dengan adanya Checklist Profesionalisme Perempuan ini, teman-teman akan lebih fokus dalam proses “peningkatan kualitas diri” kita sebagai perempuan, istri dan ibu, meski kita menggunakan media WA dan FB sebagai kendaraan belajar kita, Sehinga bisa mengubah aktivitas yang dulunya masuk kategori “SHALLOW WORK” menjadi “DEEP WORK” (aktivitas yang memerlukan fokus, ketajaman berpikir sehingga membawa perubahan besar dalam hidup kita).
Untuk itu mari kita lihat kembali Checklist kita :
πŸ€1.Apakah kalimat-kalimat di checklist itu sudah spesifik? misal kalimat "akan mengurangi aktivitas gadget selama di rumah" akan lebih baik anda ganti dengan, setiap hari akan menentukan Gadget hours selama 2 jam.
πŸ€2.Apakah kalimat-kalimat di checklist sudah terukur? misal "Menyelenggarakan aktivitas ngobrol di keluarga", akan lebih baik kalau diganti dengan " Sehari minimal menyelenggarakan 1 x family forum (ngobrol) di rumah bersama keluarga"
πŸ€3.Apakah checklist yang kita tulis mudah dikerjakan dengan tambahan sedikit usaha? Misal sehari akan membaca 2 buah buku tentang pendidikan? ukur diri kita apakah mungkin? karena selama ini sehari-harinya kita hanya bisa membaca paling banyak 10 halaman. Maka akan lebih baik kalau anda ganti. Membaca 15 lembar buku parenting setiap harinya.
Sesuatu yang terlalu susah diraih itu akan membuat kita stress dan akhirnya tidak mengerjakan apa-apa, tetapi sesuatu yang sangat mudah diraih itu akan membuat kita menyepelekan.
πŸ€4. Apakah tantangan yang kita tulis di checklist ini merupakan tantangan-tantangan yang kita hadapi sehari-hari? misal anda adalah orang yang susah disiplin selama ini. maka sangat pas kalau di checklist anda tulis, akan berusaha tepat waktu di setiap mendatangi acara IIP baik offline maupun online. Jadi jelas memang akan menyelesaikan tantangan yang ada selama ini.
Kembali ke istilah jawa ini namanya "gayuk...gayuk tuna" (contoh kasus, kita mau ambil mangga di pohon yang posisinya tidak terlalu tinggi, tetapi cukup berusaha dengan satu lompatan, mangga itu akan bisa teraih. Tidak juga terlalu pendek, sambil jalan aja kita bisa memetik mangga tersebut. Biasanya jadi tidak menghargai proses)

πŸ€5. Berikan batas waktu pada proses latihan ini di checklist. Misal akan membaca satu buku satu minggu selama bulan Juni. Akan belajar tepat waktu selama 1 bulan pertama mulai Juni 2017.
Kelima hal tersebut di atas akan memudahkan kita pada proses evaluasi nantinya.
Silakan di print out, dan ditempel di tempat yang kita lihat setiap hari.
Silakan teman-teman lihat kembali checklist masing-masing. Kita akan mulai melihat seberapa bekerjanya checklist itu untuk perkembangan diri kita.
Salam Ibu Profesional,
Ijinkan suami dan anak-anak memberikan penilaian sesuai dengan yang kita tentukan. Andaikata tidak ada yang mau menilai, maka diri andalah yang paling berhak menilai perkembangan kita. Berusaha JUJUR kepada diri sendiri. /Tim Matrikulasi IIP/ Sumber Bacaan : Deep Work, Cal Newport, E book, akses 30 Oktober 2016.
Hasil Nice Home Work #2, peserta program Matrikulasi IIP batch #4, 2017
Materi “MENJADI IBU PROFESIONAL” program Matrikulasi IIP, batch #4, 2017
⁠⁠⁠⁠08:11⁠⁠⁠⁠⁠

Intan LianaAnda
Kamis
⁠⁠[16:10, 25/5/2017] Intan Liana: ⁠⁠⁠

πŸ™‹MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGA

Matrikulasi Ibu Profesional Sesi #2 MENJADI IBU PROFESIONAL, KEBANGGAAN KELUARGAπŸ™‹ Apa kabar bunda dan calon bunda peserta matrikulasi IIP batch #4? Pekan ini kita akan belajar bersama a. Apa Itu Ibu Profesional? b. Apa itu Komunitas Ibu Profesional? c. Bagaimana tahapan-tahapan untuk menjadi Ibu Profesional? d. Apa saja indikator keberhasilan seorang Ibu Profesional? APA ITU IBU PROFESIONAL? Kita mulai dulu dengan mengenal kata IBU ya. Menurut Kamus Besar bahasa Indonesia Ibu itu memiliki makna 1 perempuan yang telah melahirkan seseorang; 2 sebutan untuk perempuan yang sudah bersuami;3 panggilan yang takzim kepada perempuan baik yang sudah bersuami maupun yang belum; 4 bagian yang pokok (besar, asal, dan sebagainya): -- jari; 5 yang utama di antara beberapa hal lain; yang terpenting: -- negeri; -- kota; Sedangkan kata PROFESIONAL, memiliki makna 1 bersangkutan dengan profesi; 2 memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya: ia seorang juru masak --; Berdasarkan dua makna tersebut di atas, maka IBU PROFESIONAL adalah seorang perempuan yang : a. Bangga akan profesinya sebagai pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. b.Senantiasa memantaskan diri dengan berbagai ilmu, agar bisa bersungguh –sungguh mengelola keluarga dan mendidik anaknya dengan kualitas yang sangat baik. APA ITU KOMUNITAS IBU PROFESIONAL? Adalah forum belajar bagi para perempuan yang senantiasa ingin meningkatkan kualitas dirinya sebagai seorang ibu, istri dan sebagai individu. MISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL 1.Meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anaknya. 2. Meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul. 3. .Meningkatkan rasa percaya diri ibu dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya 4. Meningkatkan peran ibu menjadi "change agent" (agen pembawa perubahan), sehingga keberadaannya akan bermanfaat bagi banyak orang. VISI KOMUNITAS IBU PROFESIONAL Menjadi komunitas pendidikan perempuan Indonesia yang unggul dan profesional sehingga bisa berkontribusi kepada negara ini dengan cara membangun peradaban bangsa dari dalam internal keluarga. BAGAIMANA TAHAPAN-TAHAPAN MENJADI IBU PROFESIONAL? Ada 4 tahapan yang harus dilalui oleh seorang Ibu Profesional yaitu : a. Bunda Sayang Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mendidik anak-anaknya, sehingga bisa menjadi guru utama dan pertama bagi anak-anaknya b. Bunda Cekatan Ilmu-ilmu untuk meningkatkan kualitas ibu dalam mengelola rumah tangga dan keluarganya sehingga menjadi keluarga yang unggul. c. Bunda Produktif Ilmu-ilmu untuk meningkatkan rasa percaya diri ibu, dengan cara senantiasa berproses menemukan misi spesifik hidupnya di muka bumi ini. Sehingga ibu bisa produktif dengan bahagia, tanpa harus meninggalkan anak dan keluarganya d. Bunda Shaleha Ilmu-ilmu untuk meningkatkan peran ibu sebagai agen pembawa perubahan di masyarakat, sehingga keberadaannya bermanfaat bagi banyak orang. APA INDIKATOR KEBERHASILAN IBU PROFESIONAL? “Menjadi KEBANGGAAN KELUARGA” Kalimat di atas adalah satu indikator utama keberhasilan seorang Ibu Profesional. Karena anak-anak dan suami kitalah yang paling berhak pertama kali mendapatkan ibu dan istri yang terbaik di mata mereka. Maka yang perlu ditanyakan adalah sbb : BUNDA SAYANG a. Apakah anak-anak semakin senang dan bangga dididik oleh ibunya? b. Apakah suami semakin senang dan bangga melihat cara istrinya mendidik anak-anak, sehingga keinginannya terlibat dalam pendidikan anak semakin tinggi? c. Berapa ilmu tentang pendidikan anak yang kita pelajari dalam satu tahun ini? d. Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan bersama anak-anak? BUNDA CEKATAN a. Apakah manajemen pengelolaan rumah tangga kita menjadi semakin baik? b.Apakah kita sudah bisa meningkatkan peran kita di rumah? Misal dulu sebagai “kasir” keluarga sekarang menjadi “manajer keuangan keluarga”. c.Berapa ilmu tentang manajemen rumah tangga yang sudah kita pelajari dalam satu tahun ini? d.Berapa ilmu yang sudah kita praktekkan dalam mengelola rumah tangga BUNDA PRODUKTIF a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita? b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut? c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini? d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga? BUNDA SHALEHA a. Nilai-nilai apa saja yang kita perjuangkan dalam hidup ini? b. Apa yang ingin kita wariskan di muka bumi ini, yang tidak akan pernah mati ketika kita tiada? c. Program berbagi apa yang akan kita jalankan secara terus menerus? d. Apakah kita merasa bahagia dengan program tersebut? Selamat berproses menjadi Ibu Profesional, dan nikmatilah tahapan-tahapan belajar yang bunda dan calon bunda rasakan selama mengikuti program pendidikan di Ibu Profesional ini dengan segenap kesungguhan Seperti pesan pak Dodik kepada Ibu Septi untuk meyakinkan beliau tentang pentingnya kesungguhan menjadi seorang Ibu sbb: “Bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu, tidak ada hukum terbalik” -Dodik Mariyanto Salam Ibu Profesional /Tim Matrikulasi Ibu Profesional/ πŸ“šSUMBER BACAAN: Kamus Besar Bahas Indonesia, Edisi keempat, Balai Pustaka, Jakarta, 2008 Hei, Ini Aku Ibu Profesional, Leutikaprio, cetakan 1, 2012 Bunda Sayang, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2013 Bunda Cekatan, Seri Ibu Profesional, Gaza Media, cetakan 1, 2014 Bunda Produktif, Catatan Ikhtiar Menjemput Rizki, Seri Ibu Profesional, J&J Publishing, cetakan 1, 2015

NICE HOMEWORK DAN REVIEW MATERI 1 IIP 4

NICE HOMEWORK #1πŸ“š ADAB MENUNTUT ILMU Bunda dan calon bunda peserta matrikulasi Ibu Profesional Batch #4, kini sampailah kita pada tahap menguatkan ilmu yang kita dapatkan kemarin, dalam bentuk tugas. Tugas ini kita namakan NICE HOMEWORK dan disingkat menjadi NHW. Dalam materi "ADAB MENUNTUT ILMU" kali ini, NHW nya adalah sbb: 1. Tentukan satu jurusan ilmu yang akan anda tekuni di universitas kehidupan ini. 2.Alasan terkuat apa yang anda miliki sehingga ingin menekuni ilmu tersebut. 3. Bagaimana strategi menuntut ilmu yang akan anda rencanakan di bidang tersebut? 4. Berkaitan dengan adab menuntut ilmu,perubahan sikap apa saja yang anda perbaiki dalam proses mencari ilmu tersebut. Menuntut ilmu adalah salah satu cara meningkatkan kemuliaan hidup kita, maka carilah dengan cara-cara yang mulia Salam Ibu Profesional, /Tim Matrikulasi Ibu Profesional/

Review NHW #1


ADAB SEBELUM ILMUπŸ“š
Disusun oleh Tim Matrikulasi Institut Ibu Profesional Apa kabar bunda dan calon bunda peserta Matrikulasi IIP Batch #4? Tidak terasa sudah 1 pekan kita bersama dalam forum belajar ini. Terima kasih untuk seluruh peserta yang sudah “berjibaku” dengan berbagai cara agar dapat memenuhi “Nice Homework” kita. Mulai dari yang bingung mau ditulis dimana, belum tahu caranya posting sampai dengan hebohnya dikejar deadline:). Insya Allah kehebohan di tahap awal ini, akan membuat kita semua banyak belajar hal baru, dan terus semangat sampai akhir program. Di NHW#1 ini, tidak ada jawaban yang benar dan salah, karena kita hanya diminta untuk fokus pada ilmu-ilmu yang memang akan kita tekuni di Universitas Kehidupan ini. Yang diperlukan hanya dua yaitu FOKUS dan PERCAYA DIRI. Jangan sampai saat kuliah dulu kita salah jurusan, bekerja salah profesi, sekarang mengulang cara yang sama saat menapaki kuliah di universitas kehidupan, tapi mengaharapkan hasil yang berbeda. Kalau pak Einstein menamakan hal ini sebagai “INSANITY” INSANITY : DOING THE SAME THINGS OVER AND OVER AGAIN,AND EXPECTING DIFFERENT RESULT - Albert Einstein Setelah kami cermati , ada beberapa peserta yang langsung menemukan jawabannya karena memang sehari-hari sudah menggeluti hal tersebut. Ada juga yang masih mencari-cari, karena menganggap semua ilmu itu penting. Banyak diantara kita menganggap semua ilmu itu penting tapi lupa menentukan prioritas. Hal inilah yang menyebabkan hidup kita tidak fokus, semua ilmu ingin dipelajari, dan berhenti pada sebuah “kegalauan” karena terkena “tsunami informasi”. Yang lebih parah lagi adalah munculnya penyakit “FOMO” (Fear of Missing Out), yaitu penyakit ketakutan ketinggalan informasi. Penyakit ini juga membuat penderitanya merasa ingin terus mengetahui apa yang dilakukan orang lain di media sosial. FOMO ini biasanya menimbulkan penyakit berikutnya yaitu”NOMOFOBIA”, rasa takut berlebihan apabila kehilangan atau hidup tanpa telepon seluler pintar kita. Matrikulasi IIP batch#4 ini akan mengajak para bunda untuk kembali sehat menanggapi sebuah informasi online. Karena sebenarnya sebagai peserta kita hanya perlu komitmen waktu 2-4 jam per minggu saja, yaitu saat diskusi materi dan pembahasan review, setelah itu segera kerjakan NHW anda, posting dan selesai, cepatlah beralih ke kegiatan offline lagi tanpa ponsel atau kembali ke kegiatan online dimana kita fokus pada informasi seputar jurusan ilmu yang kita ambil. Hal tersebut harus diniatkan sebagai investasi waktu dan ilmu dalam rangka menambah jam terbang kita. Katakan pada godaan ilmu/informasi yang lain yang tidak selaras dengan jurusan yang kita ambil, dengan kalimat sakti ini : MENARIK, TAPI TIDAK TERTARIK Apa pentingnya menentukan jurusan ilmu dalam universitas kehidupan ini? JURUSAN ILMU YANG KITA TENTUKAN DENGAN SEBUAH KESADARAN TINGGI DI UNIVERSITAS KEHIDUPAN INI, AKAN MENDORONG KITA UNTUK MENEMUKAN PERAN HIDUP DI MUKA BUMI INI. Sebuah alasan kuat yang sudah kita tuliskan kepada pilihan ilmu tersebut, jadikanlah sebagai bahan bakar semangat kita dalam menyelesaikan proses pembelajaran kita di kehidupan ini. Sedangkan strategi yang sudah kita susun untuk mencapai ilmu tersebut adalah cara/kendaraan yang akan kita gunakan untuk mempermudah kita sampai pada tujuan pencapaian hidup dengan ilmu tersebut. Sejatinya, SEMAKIN KITA GIAT MENUNTUT ILMU, SEMAKIN DEKAT KITA KEPADA SUMBER DARI SEGALA SUMBER ILMU, YAITU “DIA” YANG MAHA MEMILIKI ILMU Indikator orang yang menuntut ilmu dengan benar adalah terjadi perubahan dalam dirinya menuju ke arah yang lebih baik. Tetapi di Institut Ibu Profesional ini, kita bisa memulai perubahan justru sebelum proses menuntut ilmu. Kita yang dulu sekedar menuntut ilmu, bahkan menggunakan berbagai cara kurang tepat, maka sekarang berubah ke Adab menuntut ilmu yang baik dan benar, agar keberkahan ilmu tersebut mewarnai perjalanan hidup kita. MENUNTUT ILMU ADALAH PROSES KITA UNTUK MENINGKATKAN KEMULIAAN HIDUP, MAKA CARILAH DENGAN CARA-CARA YANG MULIA Salam Ibu Profesional, /Tim Matrikulasi IIP/ Sumber Bacaan : Hasil Penelitian “the stress and wellbeing” secure Envoy, Kompas, Jakarta, 2015 Materi “ADAB MENUNTUT ILMU” program Matrikulasi IIP, batch #4, 2017 Hasil Nice Home Work #1, peserta program Matrikulasi IIP batch #4, 2017

ADAB MENUNTUT ILMU


KELAS MATRIKULASI BATCH #4
INSTITUT IBU PROFESIONAL
☘☘☘☘
ADAB MENUNTUT ILMU
Senin, 15 Mei 2017
Disusun oleh Tim Matrikulasi- Institut Ibu Profesional


Menuntut ilmu adalah suatu usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mengubah perilaku dan tingkah laku ke arah yang lebih baik. Karena pada dasarnya ilmu menunjukkan kepada kebenaran dan meninggalkan segala kemaksiatan.
Banyak diantara kita terlalu buru-buru fokus pada suatu ilmu terlebih dahulu, sebelum paham mengenai adab-adab dalam menuntut ilmu. Padahal barang siapa orang yang menimba ilmu karena semata-mata hanya ingin mendapatkan ilmu tersebut, maka ilmu tersebut tidak akan bermanfaat baginya, namun barangsiapa yang menuntut ilmu karena ingin mengamalkan ilmu tersebut, niscaya ilmu yang sedikitpun akan sangat bermanfaat baginya.
Karena ILMU itu adalah prasyarat untuk sebuah AMAL, maka ADAB adalah hal yang paling didahulukan sebelum ILMU ADAB adalah pembuka pintu ilmu bagi yang ingin mencarinya
Mengapa para Ibu Profesional di kelas matrikulasi ini perlu memahami Adab menuntut ilmu terlebih dahulu sebelum masuk ke ilmu-ilmu yang lain?
Adab menuntut ilmu adalah tata krama (etika) yang dipegang oleh para penuntut ilmu, sehingga terjadi pola harmonis baik secara vertikal, antara dirinya sendiri dengan Sang Maha Pemilik Ilmu, maupun secara horisontal, antara dirinya sendiri dengan para guru yang menyampaikan ilmu, maupun dengan ilmu dan sumber ilmu itu sendiri. Karena ADAB tidak bisa diajarkan, ADAB hanya bisa ditularkan
☘
ADAB PADA DIRI SENDIRI

Para ibulah nanti yang harus mengamalkan ADAB menuntut ilmu ini dengan baik, sehingga anak-anak yang menjadi amanah para ibu bisa mencontoh ADAB baik dari Ibunya

a. Ikhlas dan mau membersihkan jiwa dari hal-hal yang buruk.
Selama batin tidak bersih dari hal-hal buruk, maka ilmu akan terhalang masuk ke dalam hati.Karena ilmu itu bukan rentetan kalimat dan tulisan saja, melainkan ilmu itu adalah “cahaya” yang dimasukkan ke dalam hati.
b. Selalu bergegas, mengutamakan waktu-waktu dalam menuntut ilmu, Hadir paling awal dan duduk paling depan di setiap majelis ilmu baik online maupun offline.
d.Menuntaskan sebuah ilmu yang sedang dipelajarinya dengan cara mengulang-ulang, membuat catatan penting, menuliskannya kembali dan bersabar sampai semua runtutan ilmu tersebut selesai disampaikan sesuai tahapan yang disepakati bersama.
c.Menghindari sikap yang “merasa’ sudah lebih tahu dan lebih paham, ketika suatu ilmu sedang disampaikan.
☘
ADAB TERHADAP GURU (PENYAMPAI SEBUAH ILMU)

e. Bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugas yang diberikan setelah ilmu disampaikan. Karena sejatinya tugas itu adalah untuk mengikat sebuah ilmu agar mudah untuk diamalkan.

a. Penuntut ilmu harus berusaha mencari ridha gurunya dan dengan sepenuh hati, menaruh rasa hormat kepadanya, disertai mendekatkan diri kepada DIA yang Maha Memiliki Ilmu dalam berkhidmat kepada guru.
b. Hendaknya penuntut ilmu mendahului guru untuk menjelaskan sesuatu atau menjawab pertanyaan, jangan pula membarengi guru dalam berkata, jangan memotong pembicaraan guru dan jangan berbicara dengan orang lain pada saat guru berbicara. Hendaknya penuntut ilmu penuh perhatian terhadap penjelasan guru mengenai suatu hal atau perintah yang diberikan guru. Sehingga guru tidak perlu mengulangi penjelasan untuk kedua kalinya.
c. Penuntut ilmu meminta keridhaan guru, ketika ingin menyebarkan ilmu yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan ke orang lain, dengan cara meminta ijin. Apabila dari awal guru sudah menyampaikan bahwa ilmu tersebut boleh disebarluaskan, maka cantumkan/ sebut nama guru sebagai bentuk penghormatan kita.
☘
ADAB TERHADAP SUMBER ILMU

a. Tidak meletakkan sembarangan atau memperlakukan sumber ilmu dalam bentuk buku ketika sedang kita pelajari.
b. Tidak melakukan penggandaan, membeli dan mendistribusikan untuk kepentingan komersiil, sebuah sumber ilmu tanpa ijin dari penulisnya.
c. Tidak mendukung perbuatan para plagiator, produsen barang bajakan, dengan cara tidak membeli barang mereka untuk keperluan menuntut ilmu diri kita dan keluarga.
d. Dalam dunia online, tidak menyebarkan sumber ilmu yang diawali kalimat "copas dari grup sebelah" tanpa mencantumkan sumber ilmunya dari mana.
e. Dalam dunia online, harus menerapkan "sceptical thinking" dalam menerima sebuah informasi. jangan mudah percaya sebelum kita paham sumber ilmunya, meski berita itu baik.
Adab menuntut ilmu ini akan erat berkaitan dengan keberkahan sebuah ilmu, shg mendatangkan manfaat bagi hidup kita dan umat Referensi : Turnomo Raharjo, Literasi Media & Kearifan Lokal: Konsep dan Aplikasi, Jakarta, 2012. Bukhari Umar, Hadis Tarbawi (pendidikan dalam perspekitf hadis), Jakarta: Amzah, 2014, hlm. 5
Muhammad bin sholeh, Panduan lengkap Menuntut Ilmu, Jakarta, 2015

Nursing While Pregnant

Nursing While Pregnant dan Tandem Nursing adalah hal yang sangat mungkin dilakukan bahkan dianjurkan karena berbagai sebab:
* Untuk menjamin kebutuhan ASI bagi si kakak dan si adik
* Membuat proses transisi lahirnya si adik menjadi lebih lancar dan mudah bagi si kakak karena dengan tetap menyusui si kakak, dia merasa yakin bahwa kasih sayang ibunya tidak berubah
* Untuk mengajarkan makna berbagi pada si kakak, yang seringkali efektif untuk mencegah kecemburuan akibat lahirnya si adik NURSING WHILE PREGNANT
* Tidak pernah mengalami pendarahan selama masa kehamilan terdahulu, apalagi yang memerlukan bed-rest
Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi ketika seorang ibu ingin tetap menyusui selama hamil, antara lain: * Tidak pernah mengalami keguguran * Tidak pernah mengalami kelahiran prematur
* Apabila mengalami kontraksi yang intens ketika menyusui, terutama jika itu terjadi saat trimester pertama, dianjurkan untuk segera berhenti menyusui dan segera menghubungi bidan atau dokter
* Kondisi janin dinyatakan dalam keadaan sehat oleh dokter atau bidan * Berkonsultasi dengan dokter dan bidan pro-ASI apabila si ibu ingin tetap menyusui selama hamil
* Jika si kakak sudah memasuki masa MPASI, maksimalkan peran MPASI-nya. Berikan makanan yang bergizi dan bervariasi, perbanyak asupan cairan berupa air putih dan jus buah segar serta maksimalkna pemberian menu double protein. Gunanya terutama untuk mengantisipasi jika aliran ASI berkurang saat kehamilan ibu memasuki usia trimester kedua
* Perhatikan baik-baik asupan harian ibu. Menyusui saat hamil sering kali menguras kondisi fisik ibu hamil, sehingga penting agar ibu hamil yang tetap menyusui selalu mengkonsumsi makanan bergizi, minum air putih yang banyak, dan cukup istirahat Selain itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dan mungkin terjadi pada ibu yang menyusui ketika hamil:
* Banyak mitos yang menyebutkan bahwa kalau tetap menyusui si kakak, maka si adik tidak akan mendapatkan kolostrum karena sudah dihabiskan oleh si kakak. Jangan khawatir, si adik akan tetap medapatkan kolostrum yang nanti diperlukannya setelah dia lahir. ASI yang keluar saat hamil komposisinya berbeda dengan kolostrum. Kolostrum yang sebenarnya akan keluar segera setelah si adik lahir. Pastikan bahwa ibu dan si adik menjalani proses IMD (Inisasi Menyusu Dini) yang benar untuk menunjang sukses menyusui
* Ketika memasuki kehamilan trimester kedua, ada kemungkinan terjadi penurunan produksi ASI. Hal ini wajar karena ASI matang dalam payudara bertahap berubah menjadi kolostrum. Silakan tetap menyusui jika si kakak masih mau. Karena ada kalanya perubahan ini membuat si kakak tidak mau lagi menyusu TANDEM NURSING
* Jika harus menyusui dalam waktu yang bersamaan, posisikan si bayi terlebih dahulu dengan posisi dan pelekatan yang baik, baru kemudian ajak si kakak untuk bergabung tanpa mengganggu si adik.
Terkait tandem nursing, keuntungannya, si kakak dapat menerima asupan ASI hingga genap dua tahun atau lebih, dan si kakak turut mendapatkan manfaat ASI. Tandem nursing turut membantu mengurangi rasa iri kakak terhadap adiknya. Selain itu, si kakak dapat membantu memecahkan masalah menyusui seperti engorgement (payudara penuh) yang terjadi di awal menyusui, atau penyumbatan saluran ASI. Dan juga kedekatan batin yang timbul dari pemberian ASI. Beberapa tips dalam tandem nursing: * Saat menyusu bersama-sama seperti ini, jangan lupa manfaatkan momen untuk mengkomunikasikan kepada si kakak tentang aspek-aspek berbagi dan saling menyayangi
Usia dua tahun biasanya menjadi waktu paling pas untuk balita berhenti menyusui pada ibu atau disapih. Namun berbagai penolakan sering terjadi, baik dari balita sendiri atau ketidaksiapan dalam diri si ibu. Menyusui merupakan momen istimewa antara ibu dan bayi. Karena itu walau memang sudah masanya, banyak ibu yang merasa enggan kehilangan momen istimewa tersebut.
* Karena menyusui lebih dari satu bayi, ibu akan merasa lebih cepat haus dan lapar. Sehingga penting bagi ibu untuk memastikan asupan makanan dan cairan yang cukup bagi dirinya. Jangan abaikan rasa lapar dan haus. Lebih baik makan dalam jumlah sedikit tetapi sering. Konsultasikan ke dokter bila badan ibu merasa tidak sehat atau stamina menurun drastis WWL/weaning with love/menyapih dengan cinta Mereka juga khawatir anak akan merasa tidak dicintai dengan disapih. Untuk itu proses menyapih harus dilakukan secara bertahap dan tanpa paksaan agar tidak berdampak buruk kepada kedua belah pihak. Agar si kecil tidak terguncang secara psikologis dan agar si ibu juga lebih rela menyapih dan tidak mengalami bengkak payudara yang parah akibat penyapihan yang terjadi secara tiba-tiba. Ada beberapa tips untuk menyapih anak dengan cinta:
3) Lakukan komunikasi yang baik dengan anak. Ingat, seberapa kecil usia anak, anak tetap mengerti dan memiliki kemampuan utk mengerti kata-kata dari orang di lingkungannya
1) Lakukan proses menyapih secara bertahap dan perlahan: misalnya dengan mengurangi secara bertahap frekuensi menyusui. Bisa dimulai dengan mengurangi frekuensi menyusui saat siang. Baru kemudian bertahap mengurangi frekuensi menyusui di malam hari. Kata kuncinya: do not offer, do not refuse (jangan menawarkan, tetapi jangan menolak jika anak meminta) 2) Alihkan perhatian anak dan buat anak sibuk dengan berbagai kegiatan. Saat siang, ketika si anak meminta untuk menyusu alihkan perhatiannya dengan berbagai kegiatan seperti menyanyi, membaca, tertawa bersama. Kalau dia haus, biasakan untuk memberikan air putih atau jus buah. Biasanya disini peran ayah sangat dibutuhkan sebagai figur yang melengkapi sang ibu. Kalau ayah sedang ada di rumah, ayah bisa membantu untuk mengalihkan perhatian anak dari keinginan untuk menyusu pada ibunya 4) Hindari menyapih saat anak sedang tidak sehat atau sedang sedih, kesal, marah. Hindari juga menyapih anak saat terjadi perubahan besar lain pada hidupnya, seperti mulai ditinggal bekerja, pindah rumah, mulai sekolah, atau ganti pengasuh 5) Hindari menyapih anak dari menyusu ke benda lain seperti empeng, botol susu, bantal, dsb
Sumber: Asosiasi Ibu Menyusui Indonesia
Jadi, apa saja kata kunci menyapih dengan cinta: Menyapih Sesuai Kesepakatan Orang Tua & Anak, Tidak Memaksa, Tidak Pasang Target, Tidak Menggunakan Olesan-olesan Pahit, Tidak Membohongi Anak, Tidak Menggunakan Kalimat-kalimat yang Negatif & Mengintimidasi Anak Keluar ASI Setelah Menyapih Adalah normal bagi seorang ibu yang sudah menyapih tetap mengeluarkan ASI hingga berbulan bulan bahkan bertahun-tahun sejak dia menyapih. Apalagi kalau menyusuinya lama, maka bisa semakin lama sampai ASI benar-benar kering. Keringnya juga tergantung pada kapan kondisi hormon ibu kembali ke masa sebelum hamil. Tapi jika setelah 6 bulan menyapih, ASI yang keluar masih banyak silakan ke dokter. Kalau sudah tinggal tetesan saat diperah, maka masih tergolong wajar. Kalau terasa nyeri dan nyeri mengganggu, silakan konsultasi ke dokter juga.

⁠⁠⁠⁠14:36⁠⁠⁠⁠⁠
+62 812-9669-2568Family Club
4/5/2017
⁠⁠[15:49, 4/5/2017] +62 812-9669-2568: ⁠⁠⁠