Peran Spesifik
Belahan hatiku,
Saya dan atau kebanyakan perempuan adalah seorang yang memiliki sifat romantis. Mendayu dan kemayu, tentunya dihadapan suami saja. Kali ini saya menuliskan sebuah surat cinta untuk suami saya. Sudah bisa dibayangkan isi surat cintanya seperti karakter saya. Menurut saya itu romantis, tapi mungkin bagi sebagian orang (bisa jadi) lebay. 😂
Ekspresi suami saat saya mengirimkan sebuah link blog saya, yang berjudul Surat Cinta untuk Mamas, sudah bisa ditebak. Bahwa ekspresi yang tampak dari wajahnya adalah datar dan biasa saja. Beliau hanya berkata Aamiin, Terimakasih dedek dan tersenyum. Saya sudah menyiapkan perasaan untuk ekspresi beliau. Tidak akan kecewa atau sedih. Karena sudah memahami karakter beliau yang memang kurang romantis dan sedikit cuek. Tapi saya yakin, dalam hatinya pasti ada sebuah desiran. Ekspresi yang tampak bisa jadi tidak sama dengan apa yang di dalam hati. Ya, begitulah cintaku, pelengkap jemariku, saya mencintainya apa adanya.
Namun, belakangan suami menunjukkan sikap yang jauh lebih hangat dari biasanya, banyak memeluk erat, mencium dan membelai. Ternyata bukan balasan verbal yang beliau berikan, melainkan bahasa virtual. Ini membuat saya semakin jatuh cinta. Ya, saya tidak memaksakan dicintai dengan romantis atau puitis. Ternyata beliau pun mencintai saya dengan lebih dari sekedar kata-kata puitis.
Belahan jantungku,
Dikaruniai seorang anak laki-laki yang manis adalah anugerah dari Allah yang luar biasa. Setelah sebelum hadirnya Sakha, sempat mengalami kegagalan yang membuat saya terpukul. Bisa mengandung dan melahirkan Sakha adalah anugerah terindah.
Bayi yang saat ini berusia 4 bulan ini sudah membuat saya banyak belajar, bagaimana harus menjadi seorang ibu, membuat saya mengerti bagaimana perjuangan seorang ibu.
Alhamdulillah banyak potensi dari Allah yang diberikan kepada Sakha. Perkembangan Sakha secara Physical dia sudah sesuai dengan tahap usia perkembangannya, sudah mulai tengkurap, menegakkan kepala dan mulai duduk. Secara Cognitif dia sudah bisa interested in his surrounding, secara linguistik dia sudah bisa mendengarkan dan mengikuti sumber suara, juga terkadang menirukan sumber suara. Secara social emotional dia sudah familiar dengan orang2 terdekatnya, pays more attension.
Alhamdulillah, progres tumbuh kembang Sakha membahagiakan.
Proses berikutnya adalah tergantung bagaimana saya menstimulasi dia agar merangsang perkembangannya. Mengembangkan potensinya dan bukan membentuk potensinya. Karena setiap anak sudah Allah bekali faktor X masing masing.
Segumpal dagingku,
Allah pasti punya maksud tertentu, mengapa Allah hadirkan orang-orang terkasih ini didekatku, membersamai mereka adalah cara saya untuk memahami maksud Allah tersebut.
. Menjadi pribadi yang harus terus memperbaiki diri, menjadi pribadi yang harus terus meningkatkan ibadah.
. Menjadi aktor utama dalam pembinaan keluarga, agar suami makin meningkat ke-qawwamannya, agar anak-anak menjadi anak yang salimul aqidah, shahihul ibadah, matinul khulq dan mutsaqaful fikr. Dan tentunya agar keluarga kami terbebas dari api neraka.
. Menjadi bagian dari masyarakat yang mampu memberi solusi dan menciptakan masyarakat madani.
Dengan potensi yang Allah berikan ini semoga mampu terealisasi.
Rangkulan tanganku,
Masih bisa dihitung dengan jari berapa lama aku bergabung di lingkungan tempat tinggal sekarang. Tentu Allah punya maksud juga mengapa Allah hadirkan kami di lingkungan ini. Sebuah komplek perumahan baru yang mayoritas penghuninya adalah seumuran. Ini yang menjadi potensi, semoga dari komplek ini tercipta masyarakat madani. Dan saya bagian dari yang berusaha me-madani-kan.
Setiap peran itu unik, secara spesifik saya harus merumuskan hal apa yang harus saya lakukan, diantaranya :
1. Sebagai seorang istri, saya harus terus memupuk rasa cinta kepada suami dan menerimanya apa adanya. Menjadi istri yang taat kepadanya, menjaga hartanya dan menjaga kehormatan saya. Melayani suami dengan istimewa.
2. Sebagai seorang ibu, karena ibu adalah madrasatul 'ula, jadi saya harus menyiapkan konsep pendidikan dan pembinaan untuk anak-anak saya. Merawatnya, mengarahkannya dan membimbingnya.
3. Sebagai anggota masyarakat, saya harus sering bersilaturahim dengan tetangga, terlibat aktif dalam setiap kegiatan dan harus sering berbagi serta memberikan kebermanfaatan.
4. Sebagai seorang hamba Allah, saya harus terus meningkatkan amal ibadah yaumiyah, terus belajar di universitas kehidupan ini dan terus memperbaiki diri.
Semoga Allah ridhoi, aamiin.
Depok, 5 Juni 2017
#Nicehomework3iip4
0 komentar:
Posting Komentar