Tertulis dalam barisan mimpi yang tersusun rapi di sebuah buku usang, yang kini hilang. Semoga yang membacanya dan yang menemukannya meng”amini” nya. Semua tersusun rapi, 100 mimpi kubaca dengan derai air mata bersama kawan-kawan mentoring (kala itu).
Masih ingat, dalam barisan itu tertulis “Menjadi Mawapres Undip”, entah apakah hanya ikut-ikutan ataukah sebuah impian, yang jelas itu adalah sebuah harapan yang akan menjadi kenyataan. Seperti hal nya dalam sebuah buku “Semut Mengalahkan Gajah”, bahwa manusia diciptakan dengan berbagai potensi, saya pun yakin bahwa saya juga diciptakan dengan potensi yang luar biasa.
Berawal dari tanggal 30 Januari 2010, saya mendapat sebuah ucapan selamat ulang tahun yang berbeda dengan yang lainnya. Kali ini adalah sebuah tantangan dari seorang Guru, beliau berkata, “Saya tunggu prestasimu satu tahun kedepan”. Menghujam. Dari situlah diri ini berazam untuk menjawab tantangan tersebut.
Tidak hanya itu, semangat tertanam dalam diri saya untuk memberikan yang terbaik untuk kedua orang tua saya, karena selama ini belum ada hal yang membuat orang tua saya bahagia. Fokus pada cita-cita dan ingat perjuangan orang tua, itulah kuncinya.
Berlanjut, November 2010. Membaca sebuah pengumuman tentang “Academic Award”. Tidak saya pedulikan awalnya, entah sejak kapan ada rasa minder yang menyelimuti hati saya. Tapi itu bukan saya. Hingga menjelang akhir penutupan pendaftaran, baru saya sadar, bahwa kesempatan tidak akan datang dua kali. Karena sebenarnya kesempatan datang kepada siapapun, bedanya adalah siapa yang mampu memanfaatkan kesempatan itu. Saya merasa tak berguna ketika banyak materi pembinaan yang saya dapat, tidak saya terapkan. Lolos atau tidak, yang terpenting adalah saya berani mencoba, itulah yang tersirat dalam benak saya. Akhirnya saya memberanikan diri untuk mendaftar kompetisi tersebut. Walaupun ada beberapa pembunuh impian yang berdatangan dari orang-orang yang tak berani memanfaatkan sebuah kesempatan. Acuhkan sajalah, saya fikir itu sebuah penyemangat bagi saya.
26 November 2010, pengumuman 7 besar finalis Academic Award 2010. Saya tercantum dalam daftar tersebut. Alhamdulillah, itu yang terucap. Berlanjut ketahap berikutnya, penugasan pembuatan makalah observasi dengan jangka waktu 2 hari, tanggal 28 November 2010 dikumpulkan, begitulah kira-kira paparan ketua panitia Academic Award 2010. Sempat pesimis, karena teman-teman yang lainsudah mempunyai tema makalah masing-masing, hingga hari selanjutnya belum terlintas ide dalam benak saya.
Hingga jam 3 sore saya baru mendapatkan ide dan harus melakukan observasi hari itu juga. Keterbatasan yang menjadi tantangan luar biasa bagi saya, tapi saya yakin bahwa optimisme saya mengalahkan keterbatasan saya. Memulai observasi dengan jalan kaki, memutar pikiran untuk mencari pinjaman kamera, serta laptop. Observasi berjalan selama 3 jam, sangat singkat. Dengan mengambil tema pemeliharaan sapi perah di kampus yang sangat mengenaskan, Animal Welfare. Pesimis kembali menggelayuti diri saya, hingga saat-saat pengumpulan makalah belum terselesaikan. Masih ada waktu, dan saya harus tetap berjuang untuk menyelesaikannya, bahkan hampir menyerah. Hanya keyakinan padaNya-lah yang membuat saya bertahan. Penuh ketegangan ketika melewati menit-menit terakhir. “Robbishrohli sodri wa yaa sirli amri wahlul u’datammillisani yaf qohul qohuli”
Saya Bisa. Detik-detik menegangkan itu pun berakhir, makalah telah terkumpul. Apapun hasilnya nanti, banyak ibroh yang dapat saya ambil dari semua ini. Bahwa saya adalah pemenang, pemenang atas diri saya, pemenang atas keterbatasan-keterbatasan saya, pemenang atas ketakutan saya, pemenang atas sifat pesimis saya. Saat itu saya merasa menjadi orang yang terbebas dari sebuah belenggu. Saya sadar bahwa kemenangan itu bukan dimana kita dapat mengalahkan lawan kita, kesuksesan bukanlah saat kita bisa mendapatkan segala yang kita inginkan. Tetapi kemenangan adalah saat kita mampu mengalahkan kelemahan-kelemahan dalam diri kita, kemenangan adalah saat kita bangkit dari keterpurukan, saat kita berani mencoba dan berani melakukan hal yang terbaik. Saya sangat bersyukur kepada Allah SWT atas segala tantangan yang diberikan kepada saya, hingga saya dapat memaknai arti dari sebuah tantangan.
Selasa, 1 Desenber 2010 pengumuman 5 besar. Saya sangat menaruh harapan, akan tetapi ambisius bukan sifat saya. Hingga maju ke babak final, dituntut untuk presentasi, dan kemampuan berbahasa Inggris. Tantanga yang luar biasa, mengingat hal itu bukan expert saya. Seorang teman yang sangat berjasa pada waktu itu, menyemangati saya. “Allah never leaves us alone, Jend, show your best performent, Allah is always by your side, and I’ll always by your side too”. Itulah yang dikatakan teman saya, yang membuat saya harus tetap berjuang.
Rabu, 2 Desember 2010 barulah saya membuat bahan slide presentasi dengan modal keyakinan, bahwa saya BISA. Hingga saat-saat presentasi, saya mendapat urutan kedua, Bismillah. Presentasi berjalan dengan lancar. Dengan penampilan berbaju dan jilbab merah menunjukkan optimisme saya, serta senyum optimis. Saya pasti bisa. Tidak menyangka juri antusias dengan presentasi dan makalah yang saya buat.
Hingga pengumuman pun tiba. Tidak pernah mengira sebelumnya. Allah Maha Adil. Saat itu terdengar ponsel berdering, Ayah. Saya angkat telpon itu, sontak Ayah bertanya bagaimana hasilnya. ALHAMDULILLAH. Itu yang terucap dari bibir saya. Serentak Ibu pun bertanya hal yang sama. Mendengar ucapan syukur yang beliau terucap dengan tawa bahagia yang selama ini belum pernah terdengar dari bibir mereka. Sontak air mata ini berjatuhan. Bukan karena saya memenangkan Academic Award, tapi mendengar tawa bahagia Ibu dan Ayah itu lebih dari segalanya. Terima kasih Ya Rabb. Allah senantiasa menberikan apa yang kita butuhkan. Membahagiakan orang tua dan menjawab tantangan dari seorang guru, hampir satu tahun sudah. Dan, saya pun mampu mengalahkan kekerdilan yang ada dalam diri saya.
Semua ini adalah awal dari sebuah kesuksesan-kesuksesan yang akan menyusul dikemudian hari, entah sekarang ataupun nanti. Allah selalu memberikan yang terbaik untuk kita. Menuju Mawapres Undip 2012. Yakin Bisa Pasti Bisa!
Alhamdulillah, Thank’s GOD. Terima kasih kepada semua pihak yang senantiasa memberikan semangat kepada saya, terima kasih atas segala inspirasinya. Bapak, Ibu, orang tua terbaik di dunia. Nurul Arifah my best friend, thank’s for your spirit and inspiration. Pak Pariman Siregar, yang setahun lalu telah memberikan Coment di status Facebook saya dengan tantangan yang luar biasa bagi saya. Keluarga besar Etos Semarang yang senantiasa mendukung saya. Seluruh kawan-kawan, kakak-kakak, dan saudara-saudara saya. I’m nothing wihtout you.
Dan, akan menuyusul impian-impian itu menjadi nyata.
Kamis, 09 Juni 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar