Rabu, 11 Mei 2011

Satu Langkah Merapat, Seribu Langkah Mendekat

“Katakanlah jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu....” (QS. Al Imran : 31)
Sebuah ayat yang menggugah dan sarat akan makna, betapa Allah mencintai hambaNya, tanpa diminta. Betapa Allah SWT selalu memberikan nikmat yang tiada tara untuk hambaNya, tanpa diminta. Dan dijelaskan pula, barang siapa mencintai Allah SWT maka niscaya Allah SWT akan mengasihi dan mengampuni dosa-dosanya. Mencintai semuanya karena Allah SWT.
Menjadi pribadi yang lebih dekat dengan Allah, dengan iman dan taqwa yang kokoh. Menjalankan seluruh perintahnya dan menjauhi larangannya. Hal ini berujung pada kekuatan keyakinan kepada Allah SWT, yang akan mengantarkan pada kesuksesan dunia dan akhirat. Ketika ridho Allah SWT sudah ditangan, dengan doa dan ikhtiar yang maksimal maka kemudahan-kemudahan dan diikuti dengan keberhasilan akan senantiasa mengikuti kita semua.
Maka, jangan pernah lelah belajar rela kepada Allah, ketika masalah datang, ketika musibah menerpa hanya kepada Allah lah kita serahkan semuanya, rela. Akan tetapi, kesalahan yang seringkali kita perlihatkan ketika Allah SWT sedang menguji kita, adalah prasangka buruk bahwa kita adalah orang yang paling menderita. Dan itulah yang kemudian membuat kita untuk sulit menerima, berat untuk rela. Prasangka yang buruk kepada Allah SWT akan melahirkan tuduhan-tuduhan yang buruk kepadaNya, karena Allah sesuai dengan prasangka hambaNya. Padahal, boleh jadi cobaan yang kita terima belum seberapa dibanding cobaan yang dialami orang lain disekitar kita. Dan boleh jadi cobaan yang kita terima belum setimpal dengan kesalahan-kesalahan yang sering kita perbuat kepadaNya. Menyadari bahwa ada orang lain lebih menderita dari kita adalah salah satu jalan untuk selalu mengajarkan diri kita untuk megajari diri bagaimana bersikap rela kepada Allah SWT. Karena dengan melakukan itu, akan muncul rasa syukur dan menjadikan kita lebih dekat dengan Allah SWT. Menjadikan kita malu kepadaNya sehingga semua masalah dan cobaan yang menimpa senantiasa dipandang lebih ringan dan sehingga ada penerimaan serta keikhlasan.
Sebagai seorang hamba, hal yang wajib untuk kita lebih dekat dengan Allah, dengan menjalankan segala perintahnya yang bukan lagi menjadi suatu kewajiban, akan tetapi kebutuhan. Allah menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada Allah. Ketika kita dekat dengan Allah maka Allah akan dekat pula dengan kita. Segala urusan apabila sudah mendapatkan ridho dariNya pastilah akan dimudahkan dan dilancarkan.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk kita bisa dekat dengan Allah. Tuhan, selangkah ku rapat padaMu, seribu langkah Kau rapat padaku. Adapun amalan-amalan yang menunjang untuk senantiasa dekat dengan Allah adalah dengan menjalankan segala perintahnya dan menjauhi larangannya, yang dikenal dalam bahasa yaitu taqwa. Dengan shalat wajib tepat waktu, shalat malam, berdzikir, tilawah, shalat sunnah yang lain, dsb.
Dan setiap orang mempunyai ukuran masing-masing apakah ia sudah dekat dengan Allah atau belum. Dengan dekat dengan Allah, setiap urusan yang kita lakukan akan senantiasa dimudahkan oleh Allah ketika itu adalah jalan kebenaran. Dapat dibedakan, antara orang yang sama-sama meraih impian, yang satu senantiasa mengingat Allah dan yang lain tidak, walaupun sama-sama dapat meraih, akan tetapi tampak perbedaan dari sikap, sifat dan mannernya dalam menghadapi tantangan yang datang. Menjadi pribadi yang dekat dengan Allah akan senantiasa percaya kepada setiap usaha yang dilakukan semata-mata meraih ridho Allah, dan setiap hasil yang didapatkan adalah yang terbaik dari Allah walaupun terkadang tak sesuai dengan kehendak kita. Akan tetapi tetap yakin bahwa itulah yang terbaik dari Allah untuk kita. Satu hal yang perlu kita ketahui bahwa, rahmat Allah itu begitu luas, dan ampunanNya begitu lebar, sehingga setiap apa yang kita lakukan, hal terkecil pun harus senantiasa dilandasi sikap tawakal kepadaNya, agar rahmatan lil alamin senantiasa menaungi kita.

0 komentar: