Kamis, 05 Januari 2012
Wajah Dunia tanpa Kematian?
Suatu kisah tentang seorang Pengeran berasa dari Unisovyet (Rusia) yang berjuang menangkap maut. Pangeran itu melakukan berbagai upaya dan pengorbanan yang tidak sedikit, ia berhasil menangkap maut. Maut itu kemudia dimasukkan kedalam sebuah kantong dan diikat di puncak pohon pinus.
Beberapa tahun kemudian, ketika pangeran berperang, banyak prajurit yang terluka. Diantara mereka ada yang lehernya hampir putus, ada yang ususnya terburai keluar, ada yang kepalanya remuk, dan luka yang lebih mengerikan lainnya. Tetapi mereka tetap hidup dengan menanggung rasa sakit yang luarr biasa..
Disisi lain, diseluruh pelosok negeri terjadi penderitaan yang tak kalah dahsyatnya. Mereka yang sekarat tetap meronta-ronta. Sang Pangeran pun berkesimpulan bahwa penyebabnya hanya satu, karena ia mengurung maut di punak pinus. Ia pun segera menuju puncak pinus untuk melepaskan sang maut. Dan, kematian pun mewarnai wajah dunia.
Kisah diatas dengan jelas menerangkan kepada kita tentang betapa menderitanya manusia jika dunia tidak diwarnai dengan kematian. Penderitaanlah yang akan dirasa. Begitulah kira-kira wajah dunia tanpa kematian, wajah penuh penderitaan.
Dari sepenggal ilustrasi ini, betapa kita rasakan bahwa kematian adalah suatu kenikmatan luar biasa. Sayangnya banyak diantara kita yang tidak mensyukurinya, bahkan berusaha untuk menghindari padahal ia tidak akan mampu lari darinya.
Ada sebuah ayat yag patut untuk kita renungkan bersama,
“Dan Dialah Allah yang telah menghidupkan kamu, kemudian mematikan kamu, kemudian menghidupkan kamu (lagi), sesungguhnya manusia itu benar-benar sangat mngingkari nikmat” QS. Al Hajj:66
Wallahu’alam bishawab ^^
#just a share from Mr. ES Supriyatna
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar