-Essay-
Oleh:
Siti
Aminah Yendy
Fakultas
Peternakan dan Pertanian UNDIP
Angkatan
2009
Awalnya tidak pernah
terbayangkan bahwa saya akan menempuh pendidikan hingga perguruan
tinggi seperti sekarang ini. Dan saat itu, terlintas dalam benak saya
bahwa saya harus mengubah kondisi ekonomi keluarga saya, dan itu
tidak akan dapat saya lakukan apabila saya hanya lulusan SMA. Oleh
karena itu saya memutuskan dan membujuk orang tua saya untuk
mengijinkan saya melanjutkan kuliah.
Memilih jurusan
Peternakan seperti sekarang pun dulu juga belum terpikirkan. Yang
terpenting adalah bagaimana saya bisa kuliah. Berawal dari potensi
lokal yang ada didaerah saya, Wonogiri yang mayoritas penduduknya
memiliki ternak peliharaan. Sebuah potensi yang apabila dikembangkan
akan mampu mensejahterakan masyarakat sekitar. Kondisi di lapangan
menunjukkan bahwa pemeliharaan ternak yang ada di Wonogiri hanya
sebatas pemeliharaan tradisional dan seadanya, belum ada upaya
pengembangan sektor peternakan. Kemudian saya berpikir bahwa ketika
peternakan rakyat itu dikelola dengan manajemen yang baik, maka dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat. Sehingga saya mencoba menekuni
bidang peternakan dengan harapan kelak ketika saya sudah dinyatakan
sebagai sarjana peternakan, saya mampu memberdayakan potensi yang ada
di daerah saya, dan memberdayakan masyarakat sekitar, bali
ndeso mbangun ndeso.
Mengingat, peternakan adalah salah satu sektor yang mayoritas ada
disetiap daerah, dan terlebih kebutuhan manusia akan protein itu
semakin meningkat.
Saya adalah orang yang
sangat beruntung berada dalam keluarga yang senantiasa saling
meningatkan dalam kebaikan, saling mendukung dan memotivasi dalam
pencapaian cita-cita. Tetapi, terkadang aral pun tidak mau
ketinggalan melintang dalam roda kehidupan manusia. Yah, begitulah
kehidupan, setiap orang pasti melewati masa-masa dimana ia
mendapatkan kemudahan dan kesuksesan. Akan tetapi, suatu saat
tantangan untuk membuat diri semakin survive itu pun pasti akan
datang. Dan, saat ini Allah sedang menguji saya dengan kondisi
ekonomi yang sedang bergejolak, inilah salah satu bentuk kasih
sayangNya pada saya, bahwa Ia ingin saya harus belajar lebih banyak
tentang arti hidup ini.
Kondisi ayah saya
sebagai seorang pedagang mainan anak-anak yang menjajakkan barang
dagangannya di Jakarta dengan berjalan puluhan kilometer, yang
kemudian mengharuskan saya untuk mencari uang sendiri untuk kebutuhan
hidup selama kuliah. Mengingat penghasilan ayah yang tidak pasti itu
belum mampu mencukupi kebutuhan keluarga kami. Oleh karena itu, saya
mengajukan permohonan beasiswa Karya Salemba Empat ini, karena saya
harus terus belajar.
Kondisi ekonomi yang
bergejolak tersebut tidak lantas menyurutkan langkah saya untuk
kuliah dan bertahan hidup di kota rantauan. Hal ini malah menjadi
pembelajaran hidup yang sangat berarti bagi saya. Bahwa hidup itu
penuh dengan perjuangan, bahwa kemenangan itu bukanlah disaat saya
mampu mengalahkan lawan tetapi disaat saya mampu mengalahkan
kekerdilan dalam diri saya, disaat saya mampu bangkit dari
keterpurukan, dan disaat saya harus terus berjuang demi kebahagiaan
orang-orang terbaik yang Allah hadirkan untuk saya.
Menjadi orang yang
bermanfaat bagi sesama merupakan harapan bagi setiap orang. Itulah
yang saya harapkan kedepan. Dengan berbekal keahlian dibidang yang
saya tekuni sekarang, setelah lulus saya ingin bekerja di Kementerian
Pertanian RI. Menjadi bagian dari pembangunan bangsa di sektor
peternakan dan pertanian adalah impian saya. Selain itu, saya
berencana untuk merintis sebuah peternakan madani di daerah asal saya
dari sektor hulu hingga hilir. Dengan begitu, saya dapat menciptakan
lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat sekaligus dapat
memberdayakan masyarakat. Harapan lain adalah saya ingi mendirikan
sebuah lembaga masyarakat yang bergerak dalam bidang pendidikan
terutama bagi anak yang kurang mampu dan anak yatim. Yah, memang
harapan ini hanya akan menjadi angan-angan belaka apabila tidak ada
usaha untuk mewujudkannya. Karena saya ingin menjadi penyebab
kebahagiaan orang lain. Sebagai manusia, hanyalah bisa berencana dan
berupaya, Allah lah yang menentukannya. Man
jadda wa jadda!
0 komentar:
Posting Komentar