Sabtu, 25 Maret 2017

Kuliah Online Seputar bayi (1)

1⃣. Topik: Hypersensitivity, Gigitan serangga

Penanya: Desi Dsorban Lampung, Nurina Class A, Tanpa Nama Class A, Ningrum Bekasi


Galih Linggar:
Anak 2th1bln bila dgigit nyamuk, bentol nya membengkak, gatalnya agak lebih sehingga luka bila digaruk dan sembuhnya lama. Apakah sama dgn alergi? Riwayat papa mertua eksim. Apa yg harus dilakukan?

Kondisi Insect Bite–Induced Hypersensitivity (IBIH) atau dikenal juga dengan urtikaria popular adalah konsisi adanya benjolan (papul), benjolan berisi air (vesikel) atau benjolan yang meninggi (wheal) akibat reaksi hipersensitivitas terhadap gigitan atau sengatan serangga. Lokasinya sebagian besar pada area yang terbuka, genital, disekitar anus, dan di ketiak. Sifatnya yang gatal menyebabkan anak menggaruk sehingga terjadi luka garukan (ekskoriasi), infeksi sekunder akibat adanya bakteri yang masuk ke area kulit yang terluka, jaringan parut, kulit menjadi lebih gelap dari area sekitarnya yang bersifat menetap atau kulit menjadi lebih terang dari area sekitarnya. Kasus IBIH terjadi pada 5% pasien poliklinik kulit anak di John Hopkins Pediatric Dermatology Clinic. Kejadian IBIH terjadi paling banyak pada usia 2-10 tahun, jarang terjadi pada remaja atau dewasa.IBIH terutama terjadi akibat gigitan nyamuk, kutu anjing, atau kutu kucing.
IBIH merupakan bagian dari reaksi alergi karena melibatkan reaksi hipersensitivitas tipe I (reaksi cepat) dan reaksi hipersensitivitas tipe IV (tipe lambat). Penelitian yang dilakukan menunjukkan tidak ada kaitan antara IBIH dengan riwayat atopi (alergi) pada keluarga, namun IBIH mirip dengan dermatitis atopic (DA) dimana hampir 60% pasien DA memiliki riwayat atopi di keluarga. Sebaiknya ibu konsultasikan dengan dokter spesialis kulit untuk memastikan apakah kondisi anak ibu merupakan kejadian IBIH atau kelainan kulit lain yang serupa.
Penatalaksanaan kasus IBIH meliputi 1) pencegahan dengan memakai pakaian tertutup, menggunakan rapelen, mengontrol binatang peliharaan supaya tidak berkutu, membersihkan kasur, seprei, dan pakaian dari kutu; 2) mengontrol rasa gatal dengan memberikan salep steroid pada area yang terkena atau memberikan obat antihistamin oral; 3) mendampingi anak karena IBIH dapat menyebabkan anak tidak nyaman, dan kejadiannya berulang. Untuk informasi lebih lanjut ibu dapat membaca link dibawah ini.  

https://pediatrics.aappublications.org/content/pediatrics/118/1/e189.full.pdf
http://emedicine.medscape.com/article/1051461-overview



Galih Linggar:
Apakah food hypersensitive merupakan alergi? Bagaimana penanganannya?

Istilah food hypersensitive agak kurang lazim digunakan, biasanya dokter akan merujuk pada istilah alergi makanan (food allergy) atau intoleransi makanan (food intolerance). Alergi makanan adalah reaksi terhadap makanan yang diperantarai mekanisme imunologis, sebagian besar reaksi hipersensitivitas tipe I atau tipe cepat yang diperantarai IgE, sebagian tidak diperantarai IgE atau gabungan keduanya. Intoleransi makanan adalah reaksi terhadap makanan yang diperantarai mekanisme nonimunologis, yang dapat disebabkan karena toksin (racun) pada makanan, kandungan makanan, atau gangguan metabolisme misalnya kadar enzim yang rendah sehingga tidak dapat mencerna makanan.

Faktor pencetus alergi makanan dapat berupa 1) faktor genetik, contohnya anak yang salah satu orang tuanya atopi maka kemungkinan alergi 17-29%, sedangkan bila kedua orang tuanya alergi maka kemungkinan anak alergi meningkat menjadi 53-58%; 2) ketidakmatangan usus baik secara mekanis yaitu lemahnya peristaltik usus dan perlukaan mukosa usus, maupun secara kimia berupa kurangnya sel-sel kekebalan di permukaan mukosa usus menyebabkan alergen mudah masuk ke dalam tubuh; 3) paparan alergen

Gambaran reaksi alergi terhadap makanan dapat berupa reaksi anafilaksis yang mengancam jiwa, yang dapat diawali dengan reaksi lokal berupa urtikaria dan angioedema atau langsung memburuk secara tiba-tiba dengan gejala lemah, sesak napas, serak, mulut tampak kebiruan, sulit menelan, kejang perut, diare, muntah, denyut jantung meningkat, penurunan kesadaran hingga mengakibatkan kematian dengan cepat. Segera bawa anak ke rumah sakit!

Penghindaran makanan yang menyebabkan alergi adalah kunci untuk mencegah reaksi alergi. Konsultasikan kepada dokter spesialis anak konsultan alergi dan imunologi untuk jenis tes yang diperlukan, diagnosis, serta terapinya. Apabila makanan yang dihindari cukup banyak, sebaiknya dilakukan pengenalan ulang pada makanan yang dihindari untuk mencegah penghindaran makanan yang sebenarnya tidak menyebabkan alergi. Evaluasi nutrisi dan monitor pertumbuhan direkomendasikan untuk anak dengan alergi makanan.
https://www2.aap.org/sections/allergy/allergy_guidelines_final_1.pdf
http://www.kalbemed.com/Portals/6/05_187Manifestasialergimakanan.pdf
http://www.acs.chtf.stuba.sk/papers/acs_0207.pdf

0 komentar: